"Ho, gue mau pulang." HwaYoung melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.
"Gue mau pulang sendiri." Tegas HwaYoung dan ia berbalik.
"Gue anter. Gue gamau lo kenapa napa." Minho menahan tangan HwaYoung.
HwaYoung hanya diam dan menurut.
"Young..." Bunda memeluk HwaYoung saat HwaYoung pamit pulang, tahu apa yang terjadi antara Minho dan HwaYoung.
HwaYoung menahan supaya air matanya tidak tumpah lagi dan mencoba tersenyum.
Diperjalanan pulang, HwaYoung tidak mengeluarkan sepatah katapun. Minho hanya sesekali melihat HwaYoung yang sekali kali menyeka air matanya.
"Thank's Ho." Ucap HwaYoung dan langsung masuk ke pagar rumahnya.
"Young please..." Minho turun dari motor menahan tangan HwaYoung.
"Apa? Gue udah maafin lo kok." Jawab HwaYoung dengan mata sembabnya.
"Bukan itu.. lo.. masih nangis.."
"Ya gimana gue ga nangis Ho. Lo mikirin perasaan gue ga sih?!"
HwaYoung melepaskan genggaman tangan Minho dan berlari masuk kedalam.
Minho cukup tahu diri untuk tidak terus memaksa HwaYoung karena semua ini memang salahnya.
Minho pulang dengan perasaan sedih. Ia tahu semuanya akan menjadi seperti ini.
HwaYoung masuk ke kamar dan langsung membenamkan mukanya di bantal. Ia yakin perasaannya sedang tidak baik baik saja..
Handphone HwaYoung berbunyi menandakan ada telepon masuk. Matanya sangat berat untuk terbuka, satu yang ia sadar, malam sudah berganti pagi.
"Halo." HwaYoung mengeluarkan suaranya yang serak.
'Halo Young bangun lo! Gimana persiapan buat prom besok? Aman?'
Terdengar suara Yena yang sangat bersemangat. Sedangkan HwaYoung hanya menoleh ke arah gaun yang sudah ia siapkan jauh jauh hari.'Heh ko diem aja sih?'
HwaYoung menghela napas.
"Kayaknya gue gajadi ikut prom Yen."'HAH? KENAPA? LOH KO TIBA TIBA?' HwaYoung menjauhkan handphone nya dari telinga.
"Hmm ya gitu. Gapapa sih." HwaYoung malas membahas alasan mengapa ia tidak ingin ikut prom.
'Young.. ada apa sebenernya antara lo sama Minho hmm?' suara Yena melunak.
"Yen.." Air mata HwaYoung rasanya ingin turun lagi tapi setengah mati ia tahan.
'Wait pokoknya gue ke rumah lo sekarang oke?!' Yena memutuskan sambungan sebelum HwaYoung menjawab.
"OMG TERUS ITU LO SAMA HWAYOUNGNYA GIMANA DONG?" Hyunjin menaikkan volume suaranya saat mendengar cerita Minho.
"Ya ini gue lagi bingung. Gue lagi jaga jarak sama dia. Gue gamau kalo gue mendekat nanti dia malah makin sakit hati sama gue." Minho menjatuhkan badannya di kasur Hyunjin.
"Ahh iya juga sih, tapi gue yakin ko HwaYoung gaakan benci sama lo." Hyunjin mencoba menenangkan.
"I do hope Hyun. Perasaan yang gue punya ke dia cuma perasaan sayang."
"Uuuuu so sweet temen gue iniiiiii." Hyunjin mengacak ngacak rambut Minho.
"HEH LEPASIN GA IH." Minho meronta ronta.
Yena memeluk HwaYoung. Ia beberapa kali berusaha menenangkan HwaYoung yang sesegukan.
"Gue yakin ko Minho sebenernya berat mau bilang ke lo nya. Secara dia sayang sama lo tapi di satu sisi keluarganya lagi kembali utuh kan?" Ucap Yena.
"I..iya gue tau ko. Gue ga marah atau benci sama dia.. cuma sakit Yen. Kita bakalan pisah."
"Iya gue ngerti. Nah kalo gitu lo besok hatus dateng prom. Ucapin apa yang pengen lo ucapin. Minho juga pasti sama sedihnya sama lo sekarang."
"Gu..gue jahat ya Yen? Paldahal Minho pasti lebih sakit gara gara nyembunyiin semuanya."
"Ngga ko. Siapa bilang? Wajar kalo lo marah ya kan lo kaget pasti.. nah yaudah kalo gitu besok lo dateng. Jangan sampe kalian pisah saat ga baik baik aja. Oke?"
HwaYoung menghapus air matanya.
"Iya Yen.. huaa gue sayang Minhoooo." Tapi air matanya turun lagi.Yena hanya bisa tertawa sambil menenangkan HwaYoung.
😽😽😽😽😽
Maafkan aku yang lama banget ga update guys (╥﹏╥)
Aku bener bener sibuuuuk huhuApa masih ada yang nungguin cerita ini???
Aku sayang kaleaaaan ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance [Lee Know] ✓
أدب الهواة"Ya lo pake otak lah." Minho "Ya mana gue tau kalo ada tangga disitu." HwaYoung Yang satu dingin, yang satu aneh, apa mereka bisa berdamai? Atau akan selalu mengibarkan bendera perang? Ayo kita baca aja supaya tau cerita mereka 😉