33

816 99 2
                                    

Semenjak kejadian HwaYoung dicelakai oleh Nancy, Minho benar benar menjadi protektif. Seperti punya radar tersendiri kalau ada yang mau dekat dekat HwaYoung.

"Gausah plototin gue! Emangnya gue mau ngapain HwaYoung? Nyebor dia pake jus ini?"

Hyunjin sudah mengomel karena Minho terlihat seperti memelototinya saat ingin memberikan jus yang tadi HwaYoung titip.

HwaYoung hanya terkekeh melihatnya.

Minho hanya melempar pandangan pada anak anak kelas sepuluh yang sedang olahraga di lapangan basket.

HwaYoung, Minho, Hyunjin, Yena serta Jungwoo sedang duduk taman dekat lapangan. Sekarang sekarang ini mereka sudah bebas karena sudah melakukan ujian untuk naik ke kelas dua belas.

"Eh guys, bentar lagi kan ada prom, kalian ikut ga?" Tanya Yena.

Semuanya menoleh ke arah Yena dan tampak berpikir.

"Prom itu yang dansa dansa gitu kan?" Tanya Minho dan dijawab anggukan oleh semuanya.

Terbesit ide jahil dalam benak HwaYoung.

"Gue ikut. Btw, prom itu berpasangan kan? Hyunjin, pasangan sama gue yuk?!"

Yena dan Jungwoo menatap HwaYoung tidak percaya. Begitu pula dengan Minho yang membelalakkan matanya.

"Wah tega lo Young. Tegaaaa." Ucap Hyunjin dramatis.

"Lah kenapa?" HwaYoung bertanya balik.

"Lo tega bikin gue bakal digebukin sama pawang lo." Jawab Hyunjin.

"Apa kata lo?!" Minho sudah berdiri dan mengejar Hyunjin yang sudah mengambil langkah seribu.

Semuanya hanya tertawa  melihat Hyunjin yang lari terbirit birit.

"Eh, Minho mau ga ya diajak ke prom?" Tanya HwaYoung tanpa sadar.

"Mau lah pasti Young." Yena menyenggol bahu HwaYoung.

"Udah ajak aja. Dia udah jadi bucin lo tuh Young." Ledek Jungwoo.

"Ampun Ho. Capeee capeee." Hyunjin menyerah dan langsung merebahkan tubuhnya di rumput.

Minho hanya duduk dan mengatur napasnya.

"Udah kayak tom and jerry dah lo berdua." Ledek Yena.












"Hallo HwaYoung." Bunda Minho memeluk HwaYoung.

Pulang sekolah ini, HwaYoung mampir dulu ke rumah Bunda.

"Hallo Bunda, Bunda sehat bun?" HwaYoung membalas pelukan Bunda.

"Sehat kok, kamu gimana sekolahnya?"

"Aman ko Bunda hehe."

"Ekhm, akunya dicuekin." Minho sudah memasamg tampang cemberut.

"Mau bunda peluk cium juga?" Ledek bunda.

"Hah? Bu..bukan gitu Bun, ergh, Young gue ganti baju dulu." Minho langsung kabur.

Bunda dan HwaYoung tertawa melihat Minho yang salah tingkah.

"Bunda tuh seneng banget Young kalo ngeledekin Minho."

"Iya Bun, ternyata Minho emang beda banget ya Bun kalo diluar sekolah hahaha."

"Ya gitu deh Young. Oh iya Bunda udah nyiapin makan siang buat kalian. Ada di atas meja. Santai aja ya Young.  Bunda mau ke toko dulu, ngecek karyawan Bunda."

"Oh sekarang ada karyawannya Bun?"

"Ada, biar Bunda bisa lebih ngurus Minho." Bunda tersenyum tulus.

HwaYoung tersenyum dan mengangguk mengerti.

Minho telah berganti pakaiannya dengan pakaian rumah. Ia langsung mengajak HwaYoung untuk makan siang bersama.

"Ho."

"Hmm?" Minho menoleh sambil mengunyah makanannya.

"Lo nanti mau dateng ke prom?"

"Bukannya lo mau dateng sama Hyunjin?" Ledek Minho.

"Iiih kan itu bercanda doaaang." HwaYoung merengek.

"Hahaha iya tau. Gue mau ko, tapi gue gabisa dansa."

"Sama Ho gue juga gabisa. Eh tapi kayaknya Yena bisa deh. Minta ajarin aja kali ya?"

"Boleh aja. Apa sih yang ngga buat lo?" Minho tersenyum dan menaikkan kedua alisnya.

"Pfft, apaan sih ah, lanjutin aja deh yuk makannya." HwaYoung terkekeh.





Sesudah makan, HwaYoung, Minho dan bunda berbincang banyak sampai waktu sudah sore. Setelah itu HwaYoung pamit pulang.

"Sering sering main ya Young, jangan sungkan. Oh ya, ini buat Jeongin." Bunda memberikan seplastik roti dengan berbagai rasa.

"Iya Bun hehe. Aduh Bunda gausah repot repot Buuun."

"Udah gapapa. Jeongin itu pelanggan setia bunda Young, dia hampir setiap hari mampir beli roti."

"Wah memang pecinta roti dia Bun hahaha."




"Makasih Minhooooo." HwaYoung berterimakasih saat sudah sampai di rumahnya.

"You are welcome Young. Udah sana masuk, mendung nih."

"Siapp, bye Ho, see you~" HwaYoung melambaikan tangannya.

Minho tersenyum dan melambaikan tangannya juga, lalu melaju lembali ke rumah Bundanya.

Minho menyernyit ketika ia melihat mobil mewah yang terparkir di depan rumah Bunda. Setelah dekat, ia langsung memarkir motornya dan masuk ke dalam rumah. Jantungnya berdetak cepat. Bayangan kejadian bertahun tahun yang lalu berputar di benaknya.

Minho membuka pintu sambil terengah.

"Papa?!"

😽😽😽😽😽

Last Dance [Lee Know] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang