28

847 119 0
                                    

Mata Minho membulat, rasa kue ini membawa kenangan tentang Mamanya. Minho terdiam sejenak. Tangannya gemetar dan ia menyuapkan potongan berikutnya.

HwaYoung merasakan air muka Minho yang berubah.

"Ho, lo kenapa?" HwaYoug memegang pundak Minho.

"Hah, ngga gue gapapa, kuenya enak kok." Minho tersenyum walau kesannya sedikit dipaksakan.

HwaYoung tidak mau merusak suasana dan hanya membalasnya dengan tersenyum.

"Young, lo habis ini bisa anterin gue ga ke tempat lo beli kue ini? Gue penasaran." Kata Minho.

HwaYoung mengangguk. "Boleh banget, tokonya langganan gue sama Jeongin Ho. Pokoknya enak banget roti rotinya."

"Iya, mangakanya gue mau kesana." Jawab Minho.

Sebenarnya Hwayoung khawatir. Minho jadi terlihat murung sejak memakan kuenya. Paldahal, menurut HwaYoung, kuenya sangat enak.






"Nah ini kuenya lo bawa pulang ya Ho." HwaYoung menyerahkan totebag yang berisi kotak makan yang sudah terisi dengan kue yang tadi HwaYoung potong.

Minho menerimanya. Namun dengan muka yang mash terlihat sendu walaupun samar.

"Lee Minho, sebenernya lo kenapa sih?"

"Gue..gue inget Bunda Young."

HwaYoung terhenyak, ia pernah mendengar sekilas bahwa Bundanya Minho pergi meninggalkannya. Sekarang mungkin HwaYoung tahu bahwa itu bukanlah sebuah rumor.

"Kue tadi mirip banget sama buatan Bunda." Lanjut Minho sambil menatap Hwayoung.

Baru kali ini HwaYoung melihat sisi Minho yang terlihat sendu dan rapuh.

HwaYoung tersenyum tulus sembari memegang tangan Minho. "Yaudah, sekarang kita ke toko kue itu yuk Ho."

Minho tersenyum. "Yuk."




HwaYoung menunjukkan dimana letak Toko kue itu. Setelah sampai dan turun, HwaYoung langsung masuk ke dalam Toko dan diikuti oleh Minho.

"Bibi, teman HwaYoung yang ulang tahun mau ketemu sama Bibi."

"Oh ya? Selamat Ulang Tah... Minho?"

HwaYoung kaget saat Bibi pemilik toko mengenal Minho. Ditambah lagi raut wajah Bibi yang kaget dan penjapit roti yang Bibi pegang jatuh. HwaYoung langsung menoleh ke arah Minho.

"B..Bunda?" Ekspresi Minho sama kagetnya dengan Bibi.

Perlahan, HwaYoung menangkap apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa Bunda ninggalin Minho Bun? kenapa juga Bunda gapernah ngehubungin Minho?" Suara Minho bergetar dan tercekat.

"Minho maafin Bunda. Bunda juga kangen sama kamu." Bibi sudah meneteskan air mata.

HwaYoung bingung harus bagaimana, ia tidak tahu apa apa sebelumnya.

"Young ayo gue anter balik."

"Ho, tap..tapi.."

"HwaYoung please." Minho memohon.

"Kami pulang dulu Bi." Pamit Hwayoung.







Minho hanya diam di perjalanan singkat ke rumah HwaYoung.

HwaYoung turun dari motor saat sudah sampai di depan rumahnya. Buru buru ia menghampiri Minho dan memegang pundaknya.

"Ho.." Panggil HwaYoung lembut.

Minho membuka kaca helmnya.

"Gue gapapa, sorry ya gue pulang duluan, baik baik ya Young." Lagi lagi Minho mengusak rambut HwaYoung, lalu menutup kembali kaca helmnya.

HwaYoung menangis saat motor Minho melesat menjauh. HwaYoung baru tahu sisi Minho yang rapuh, HwaYoung takut Minho kenapa napa.

HwaYoung langsung menelpon Hyunjin.

'Weh tumben l... HEH KENAPA LO?' Hyunjin kaget saat mendengar suara isakan HwaYoung.

"T..tadi gue ngasih s..surprise ke Minho, t..terus pas Minho ke t..toko kue yang gue beli k..kuenya, Minho ketemu B..bundanya, itu bundanya Hyun." HwaYoung terbata bata.

'Hah? Bunda? Bunda ada di sini? Lo coba tenang dulu Young, sekarang Minho mana?'

HwaYoung menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

"Minho udah pergi, abis dari toko, dia langsung ngajak gue pulang terus dia pergi. Gatau kemana. Hyun, gue takut Minho kenapa napa."

'Lo tenang aja, Minho ga se tolol itu untuk nyelakain dirinya sendiri. Eh, tadi lo bilang toko kue? Bunda punya toko kue Young? Dimana?'

"Di deket rumah gue Hyun. Tadi juga Bundanya Minho kayak kaget gitu pas ketemu Minho."

'Duh, yaudah deh lo tunggu ya, gue otw rumah lo.'

"Iya Hyun." Setelah itu mereka memutuskan sambungan teleponnya.

HwaYoung menunggu Hyunjin di depan rumahnya dengan sedikit tidak tenang. Ia memikirkan Minho yang pastinya sedang tidak baik baik saja.




Minho sedang memacu motornya dengan cepat. Berharap angin yang menerpanya bisa mengangkat sedikit rasa sedih di dadanya. Sebenarnya ada perasaan bahagia ketika tahu bahwa Bundanya baik baik saja. Tapi ada juga perasaan kecewa karena sang Bunda yang tidak kunjung menemuinya.

😽😽😽😽😽

Last Dance [Lee Know] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang