8

1.1K 154 4
                                        

"Dasar cewek aneh." Kata Minho dingin.

"Ah iya, beneran Minho." Kata HwaYoung maklum.

Tanpa sadar, Minho tersenyum kecil.

"Heh, lo bisa senyum?" Tanya HwaYoung exited

Minho langsung kembali bermuka datar.

"Salah liat lo." Katanya dingin.

"Ah ngga ko haha ternyata lo bisa senyum juga." Kata HwaYoung sambil tertawa tertahan karena pipinya yang masih nyut nyutan.

"Nih." Minho mengulurkan tangannya dan memberikan salep yang kemarin HwaYoung berikan.

HwaYoung yang sedang duduk bersandar melihat dengan tatapan bertanya.

"Eh gausah, di lo aja sampe lebam lo sembuh." Kata HwaYoung.

"Ck, lebam di pipi lo itu bilang kalo lo lebih butuh ini." Minho menggoyangkan salep itu beberapa kali supaya HwaYoung mengambilnya.

"Ehehe, thanks ya." HwaYoung tersenyum, sedangkan Minho hanya mengangguk.

"Sakit?" Tanya Minho tiba tiba.

"Hah? Eh iya udah lumayan sih walau masih nyut nyutan." Jawab HwaYoung sedikit gugup.

Minho memngangguk lagi.

"Yaudah gws. Gue keluar dulu." Pamit Minho.

"Iya Ho, Thanks." Jawab HwaYoung dengan senyum tulus.








Yena yang sedang berjalan menuju UKS kaget karena melihat Minho yang baru saja keluar dari UKS. Yena panik dan segera mempercepat langkahnya.

"HwaYoung, lo gapapa? Itu tadi Minho baru keluar dari UKS dia ngapain?" Yena langsung heboh dan menyerbu HwaYoung.

"Astaga gue kaget Yenaaaa. Emangnya gue bakal diapain sama Minho hah? Itu lo ngapain lagi bawa tas gue sama lo? Emang udah pulang?" Tanya HwaYoung balik.

"Gue minta ijin soalnya mau ke UKS jemput lo. Ya kan gue takut Minho macem macem." Yena cemberut.

"Tenang aja, Minho ga jahat kok." HwaYoung meyakinkan Yena.

"Eh, itu obat apa?" Yena melihat salep yang ada di pangkuan HwaYoung.

"Nah, Minho balikin ini. Sebenernya kemaren gue minjemin ini ke dia, habisnya muka dia lebam." Jelas HwaYoung.

"Hah? Ko bisa? Gimana gimana? Wah, lo ga cerita ya. Oke fine." Yena pura pura ngambek.

"Ih, ini mau cerita tau. Jangan ngambek dong." Rengek HwaYoung

"Yaudah gue dengerin." Kata Yena sambil melipat tangannya di depan dada.

HwaYoung menceritakan yang sebenarnya terjadi kemarin, masalah Jeongin yang pulang diantar Minho. Yena mendengarkan dengan seksama, ia tertarik dengan cerita HwaYoung.

"Wah, itu seriusan Minho? Si anak dingin yang suka cari masalah itu?" Tanya Yena masih tidak percaya bahawa yang dceritakan HwaYoung adalah Minho yang sama.

"Iya Yenaaa." HwaYoung mengangguk kuat untuk meyakinkan Yena.

"Waw, suka kali itu anak sama lo." Tebak Yena.

"Heh, mana ada dia suka sama gue? aneh aneh aja lo." HwaYoung menggeleng.

Setelah mereka saling berargumen, mereka pulang.

Niat jahil Yena muncul saat ia dan HwaYoung berjalan menuju gerbang sekolah. Yena melihat Minho yang akan lewat di dekat mereka.

"Minho! Tunggu!" Yena memberhentikan motor sport Minho yang sedang melaju pelan.

Minho berhenti, HwaYoung masih menatap heran sahabatnya itu.

"Ho, tolong anterin HwaYoung dong. Kalian saling kenal kan? gue gabisa nganterin dia soalnya ada janji sama Jungwoo. Tolong ya, makasih. Bye Young." Jelas Yena panjang lebar dan langsung pergi meninggalkan Minho dan HwaYoung.

HwaYoung masih mencerna omongan Yena dan baru sadar setelah Yena mulai menjauh.

"WOI YENA KAPAN GUE MINTA ANTERIN HAH?" Teriak HwaYoung. Tapi Yena malah semakin menjauh.

HwaYoung hanya melirik ke Minho yang masih memperhatikannya dengan muka dingin.

"Gue bisa naik bus kok, hehe, sorry." Kata HwaYoung sambil tertawa miris.

"Naik aja." Kata Minho singkat.

"Hah?" Ucap HwaYoung takut salah dengar.

Minho membuka helmnya, memperlihatkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Naik aja, bales budi yang kemaren, gue gamau utang budi." Kata Minho.

"Ck, dasar, yaudah." HwaYoung menggerutu dalam hati. Paldahal HwaYoung menolong karena memang kasihan melihat Minho yang babak belur, tapi masih dihitung untuk membalas budi.

"Tar dulu." Tahan Minho

"Apa lagi sih manusia es? Ribet banget." Oceh HwaYoung.

Minho membuka jaketnya dan memberikannya pada HwaYoung.

"Iket di pinggang lo. Rok lo pendek." Kata Minho sambil memberikan Jaketnya.

"Rok gue selutut Ho, gaakan keangkat juga." Kata HwaYoung sambil tetap mengambil jaket Minho.

"Gaada yang jamin kalo gaada yang jailin lo pas nanti di jalan." Kata Minho dingin sambil memakai helmnya kembali.

HwaYoung sudah membuka mulut untuk protes, tapi ia ingat kalau ia pernah bilang kalimat yang mirip saat pertama kali bertemu Minho di belakang sekolah.

Tiba tiba dadanya berdesir dan jantungnya berdetak cepat.

'Shit gue kenapa?' Tanya HwaYoung dalam hati.

HwaYoung langsung mengikat jaket ke pinggangnya dan menaiki motor Minho.


😽😽😽😽😽

Last Dance [Lee Know] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang