"HwaYoung." Panggil seseorang
HwaYoung menoleh, begitu pula Minho
"Woojin? Hai." Sapa HwaYoung.
Minho hanya memilih diam.
Woojin mendekat.
"Hai Ho." Sapa Woojin yang melihat Minho disamping HwaYoung.
"Yo." Jawab Minho singkat.
"Young tumben baru pulang?" Tanya Woojin.
"Iya tadi habis ngerjain tugas." HwaYoung tersenyum.
Minho ingin beranjak dari tempat ia berdiri sekarang. "Gua duluan ke parkiran." Kata Minho
"Jangan tinggalin gue." Ingat HwaYoung.
"Iya." Minho kemudian melangkah pergi.
"Young, besok jangan lupa ya jam dua. Mau gue jemput ga?" Tawar Woojin.
Minho yang baru berjalan beberapa langkah bisa mendengar semua ucapan woojin itu. tapi, Minho masih berjalan dan pura pura tidak memperdulikan perbincangan HwaYoung dan Woojin.
"Gausah Jin, ketemuan disana aja, hehe." Jawab HwaYoung.
"Yaudah kalo gitu, ketemuan disana ya."
"Iya siap." HwaYoung mengacungkan jempolnya.
"Eh lu mau futsal?" Tanya HwaYoung yang melihat pakaian Woojin.
"Iya nih, olahraga." Woojin tersenyum manis.
"I see, okedeh semangat Jin. Kalo gitu gue mau balik dulu ya." Pamit HwaYoung.
"Thanks Young, hati hati dijalan." Woojin melambai pada HwaYoung yang mulai menjauh.
HwaYoung menghampiri Minho yang sudah menunggunya.
"Bukannya nungguin gue tadi." Omel HwaYoung.
"Ngapain? Jadi nyamuk? Nih."Minho memberikan HwaYoung helmnya.
HwaYoung menerimanya sambil misuh misuh.
"Ck, tar dulu. Nih." Minho mencegah HwaYoung yang ingin naik dan memberikan jaketnya.
HwaYoung tertegun. "Eh? Masih aja." Kata HwaYoung.
"Yaiyalah." Suara Minho melunak.
'Anjir, kenceng banget jantung gue deg degannya.' Batin HwaYoung.
HwaYoung memakai jaket Minho di pinggangnya dan naik ke motor. Minho memacu motornya dengan kecepatan sedang.
HwaYoung melihat jalan tapi pikirannya memikirkan sesuatu. Akhirnya ia membicarakannya.
"Ho." Panggil HwaYoung sambil sedikit memajukan badannya.
"Hmm?"
"Lo kok bisa nemenin gue tadi di perpus?" Tanya HwaYoung akhirnya.
"Oh, tadi gue sama Hyunjin abis kerkol. Terus kita ke perpus buat balikin buku." Jawab Minho, lalu diam.
HwaYoung masih penasaran. "Terus?" Tanya HwaYoung lagi.
"Hyunjin balik duluan." Jawab Minho.
"Terus lo kok ga ikut balik?" Tanya HwaYoung masih penasaran.
"Disuruh Hyunjin." Jawab Minho singkat. Habis itu, Minho langsung merutuki dirinya sendiri.
HwaYoung tidak kaget dengan jawaban Minho. Lagipula, apa yang bisa ia harapkan dari manusia es macam Minho?
HwaYoung dan Minho kembali diam sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah HwaYoung.
"Nih Ho, Thanks ya." HwaYoung memberi Minho helm yang tadi ia pakai.
Minho menerimanya, sekilas ia melihat pandangan HwaYoung yang redup.
"Lo..gapapa?" Tanya Minho pelan.
"Hah? Gapapa ko haha emangnya gue kenapa?" HwaYoung balik bertanya.
Minho hanya mengangguk.
"Lo.. besok mau kemana sama Woojin?" Tanya Minho hati hati.
"Gue mau nonton film Killer Clown besok. Kenapa emangnya Ho?" HwaYoung menatap Minho penasaran.
"Ooh, gapapa ko, nanya aja. Hmm gue balik dulu."
Minho memakai helmnya.
"Hati hati lu." Ucap HwaYoung.
Minho mengangguk dan pergi.
HwaYoung sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk, ia duduk di tepian kasurnya.
"Ck, masa Minho mau sih disuruh Hyunjin buat nemenin gue di perpus? Seorang Minho? Biasanya juga Hyunjin yang kena semprot sama Minho kan? ah gatau ah bikin gue pusing aja. Lagian kenapa gue pikirin sih ah." HwaYoung mengomel sendiri.
Tidak jauh beda dengan Minho yang sekarang sedang membaca komik di tempat tidurnya. Ia tidak bisa membaca komiknya dengan serius. Sesekali ia menurunkan komik yang ia baca dari pandangannya.
"Nonton? Ah bodo lah anjir apa hubungannya sama gue!"
😽😽😽😽😽
![](https://img.wattpad.com/cover/207483987-288-k336747.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance [Lee Know] ✓
Fiksi Penggemar"Ya lo pake otak lah." Minho "Ya mana gue tau kalo ada tangga disitu." HwaYoung Yang satu dingin, yang satu aneh, apa mereka bisa berdamai? Atau akan selalu mengibarkan bendera perang? Ayo kita baca aja supaya tau cerita mereka 😉