5

1.3K 172 4
                                        

"Mangkanya lu jangan nonton drama mulu napa?! Kesiangan kan jadinya." Yena mengomeli HwaYoung.

"Ya habisnya dramanya seru banget, gue gasabar liat kelanjutannya. Kan gue punya semua episodenya. Yakali nunggu besok, gue malah gabisa tidur." HwaYoung memperkuat argumen.

Yena hanya mencibir dan mengangguk menanggapi sahabatnya itu.


"Eh eh, itu tumben anak anak cowo pada ngumpul di situ?" Tunjuk HwaYoung saat ia dan Yena sedang berjalan ke kantin.

Yena berhenti dan menoleh ke arah yang ditunjuk HwaYoung.

"Ah, itu. sini sini." Yena mengisyaratkan HwaYoung untuk mendekat.

HwaYoung mendekatkan kupingnya supaya Yena bisa membisikinya.

"Kata Jungwoo, geng nya Changbin sama Lucas minta bantuan anak anak cowo buat tawuran sama sekolah Waiji gara gara ngehadang salah satu anggota geng Lucas." Bisik Yena.

HwaYoung menutup mulutnya kaget.

"Serius? Gila. Solideritas sih mantul." Kata HwaYoung sambil mengacungkan jempol.

"Ish! Mau berantem ko solider?" Yena menjitak kepala HwaYoung.

"Aw, iya iya, gue ga membenarkan sih di berantemnya. Tapi ngebela temen nya itu loh." Kata Hwayoung sambil mengelus kepalanya.

"Iya iya deh suka suka lu. Ayo ah ke kantin." Yena Jalan duluan.

HwaYoung melihat Minho yang mendekat ke gerombolan yang sedang membicarakan tawuran itu. entah kenapa, rasanya kakinya sudah maju satu langkah. Tapi ia teringat kata kata Minho saat mereka di hukum 'Apa peduli lo'.

"Anjir gue kenapa si." Kata HwaYoung pelan.

Minho ternyata sadar dengan kehadiran HwaYoung yang tak terlalu jauh darinya. Tatapan HwaYoung bertemu dengan mata Minho.

"Young astaga lu ngapain bengong si! Ayo ah." Yena datang dan menarik HwaYoung.

"Eh iya iya ehehe yuk." Kata HwaYoung sambil nyengir.

"Cewek aneh." Desis Minho.

"Hah? Siapa yang aneh Ho?" Tanya Jisung yang duduk di dekat Minho. Ternyata Jisung mendengarnya.

"Apa?!" Kata Minho galak.

Jisung langsung misuh misuh.

"Oy, boleh gabung ga?" Jungwoo datang ke meja HwaYoung dan Yena.

"Hmm tumben? Yaudah deh, asal gue jangan jadi nyamuk." Kata HwaYoung.

"Abisnya anak kelas gue cowonya rata rata pada kumpul ama Changbin ama Lucas." Kata Jungwoo.

"Lu ga ikut ikutan kan?" Yena langsung menatap pacarnya itu dengan tatapannya curiga.

"Ya ngga lah." Kata Jungwoo songong.

"Bagus bagus." Yena mengangguk ngangguk.

"Hmm bucin." Kata HwaYoung dengan muka maklum.

"Habisnya kalo gue ikut, ancemannya putus Young." Adu Jungwoo.

"Oh, jadi kalo ga gue ancem, mau ikutan hah?" Yena sudah melirik Jungwoo dengan tatapan membunuh.

"Oops, oke silahkan lanjutin pertengkarannya, gue mau beli minum dulu." Kata HwaYoung yang beranjak dari tempat duduknya.

HwaYoung berjalan ke mesin penjual soft drink dan bertemu Woojin. Anak kelas unggulan yang terkenal dengan kepintarannya. Badannya proporsional, tinggi dan tampan. Woojin dan HwaYoung sekelas di kelas sepuluh.

"Hai Young." Sapa Woojin setelah selesai membeli softdrink.

"Hai Woojin." Sekarang, HwaYoung yang menggunakan mesin itu.

"Udah lama gue ga ngobrol sama lo. Ngobrol yuk." Ajak Woojin.

"Yuk, ke meja gue aja. ada Yena sama Jungwoo juga." HwaYoung mengiyakan.

Woojin mengangguk dan mengikuti HwaYoung.





"Cuy mau makan apa lu?" Tanya Hyunjin. Mereka baru selesai 'meeting' dengan yang lainnya.

Minho tidak menjawab, ia malah melihat ke arah lain. Hyunjin mengikuti arah tatapan Minho. Ternyata ke arah meja HwaYoung. HwaYoung sedang tertawa dengan Woojin, Yena dan Jungwoo. Hyunjin hanya mengangguk ngangguk. Dengan jahil, ia berbisik ke Minho.

"Mereka ga pacaran ko." Bisik Hyunjin

Minho tersentak kaget.

"Apaan si anjir! Bu, ramennya satu." Minho langsung mengelak dan memesan makanan.

Hyunjin hanya mencibir tanpa suara.


😽😽😽😽😽

Last Dance [Lee Know] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang