Part 24 ; Meet him again

1.1K 77 1
                                    

Created by girlRin



Keesokan harinya, Gio sarapan bersama Mama dan Neneknya dengan tenang. Semua terasa begitu menenangkan bagi Gio kala melihat Mamanya mampu tersenyum seperti biasa dan juga Neneknya yang tak lagi kesepian karena biasanya selalu ditinggal sendirian di rumahnya yang begitu besar ini.

Gio tersenyum tipis setelah mengingat bagaimana indahnya dulu masa kecilnya. Mamanya selalu memeluk dan juga mengusap rambutnya. Rasanya elusan hangat itu masih terasa di puncak kepalanya.

”Hayo, ngapain senyum-senyum sendiri?” tegur Hiliana.

Gio menggeleng kecil dan kembali menyantap sarapannya dengan tenang.

Fatimah hanya tersenyum geli melihat bagaimana putrinya gemas sendiri dengan sang anak.

”Kamu kayak ngga tau aja gimana anak muda. Kamu juga dulu sempet kayak Gio, senyum-senyum ngga jelas sampai Ayah kamu ngira kamu itu kesurupan.” ucap Fatimah.

Hiliana tersedak kecil dan menatap Ibunya, ”Bu, kenapa ngomong gitu sih? Ada Gio di sini.” ucapnya malu.

Gio tertawa kecil, ”ngga usah malu, Ma. Kan memang cewek kalo lagi kasmaran suka kayak orang kerasukan jin. Suka senyum, ketawa bahkan marah ngga jelas.” sahut pemuda itu.

Hiliana menatap anaknya garang, ”berani ya sama Mama...”

Gio berlari ke arah Neneknya guna menjauhi jeweran dari sang Mama.

”Nek, ada cewek galak!” adu Gio pura-pura takut.

Hiliana menatapnya geram, tentunya hanya pura-pura. ”Astaga, ini aku yang kerasukan jin apa anakku sih? Kok sekarang anakku bisa ngalay?” ucap Hiliana mendramatisir.

Gio menatap Mamanya kesal, ”Gio ngga alay.”

Fatimah dan Hiliana tertawa terbahak-bahak dibuatnya.

”Hahahaha... Aduh, anakmu tuh ngambek. Belikan permen gih.” ejek Fatimah.

Gio menatap kedua wanita itu dengan raut wajah pura-pura marah, padahal dalam hati ia tengah tersenyum lega karena kedua wanita yang sangat ia sayangi kini tengah tertawa lepas tanpa beban.

”Tau deh, Gio berangkat Sekolah dulu. Assalamu'alaikum.” Gio pun mencium pipi Nenek dan Mamanya lalu beranjak pergi.

”Waalaikumsalam.”

***

Gio menghentikan motornya di dekat sebuah Minimarket. Di sana ia berniat membeli minum dan beberapa batang coklat.

Entah mengapa ia jadi ingin membelikan Dinda coklat atau apa yang ia rasa gadis itu suka selain Gelato.

Saat tengah asyik memilih coklat mana yang sekiranya disukai oleh gadis itu, Gio pun beranjak mencari air mineral untuknya.

”Jadi bajingan itu ada di Jakarta?”

Gio terdiam kala mendengar suara yang sangat ia kenal dari balik rak minuman.

Suara itu... Gumamnya dalam hati.

Perlahan ia mengintip dari sudut botol-botol minuman dan mendapati seorang pria dewasa dengan balutan jas hitam sedang menelpon. Posisi pria itu membelakangi rak minuman sehingga Gio hanya bisa melihat punggungnya saja.

”Jadi dia dapat proyek milyaran rupiah, ya? Wah, kebetulan yang sangat baik, kan?”

Siapa yang dia maksud? Gio membatin.

[2]Gio's Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang