Part 41 ; can't wait to see you

730 51 0
                                    

Created by faniii_332




"Udah ih, jangan godain gue terus." ujar Rita menutupi wajahnya menggunakan telapak tangannya.

"Iya, gak lagi." kata Arka sembari mencubit pipi Rita gemas.

"Haaa ... kan pipi gue tambah merah." ceplos Rita hingga membuat semua orang tertawa melihat kedua pipi Rita yang sudah merah seperti tomat.

Gio melirik jam dinding sudah menunjukkan pukul lima lewat. Gio menatap teman-temannya yang masih asik bersenda gurau.

"Kalian gak balik?" tanya Gio. Semuanya berhenti bicara dan saling beradu pandang. Membuat Gio tak enak hati telah mengganggu kesenangan mereka.

"Maaf," lanjut Gio, tidak lama kemudian tawa mereka pecah. Gio mengerutkan keningnya tidak paham.

Apa gue salah ngomong lagi? Batin Gio.

"Lo ngapain minta maaf, huh? Emangnya lo salah?" tanya Arka masih disertai tawanya.

"Ya gue nanya lo pada pada diam, gue kira gue salah ngomong." ujar Gio datar.

"Iya, kamu teh nanya aneh, kan Mama kamu nitip kamu sama kita-kita. Mana mungkin kita pulang kalau Mama kamu teh belum balik." jelas Dinda.

"Emang lo pikir gue anak kecil yang harus dijaga siang dan malam, hah?" tanya Gio dengan sorotan tajam menatap mata indah milik Dinda. Ia paling tidak suka diperlakukan seperti anak kecil.

"Eh, kamu teh jangan salah paham dulu." kata Dinda menenangkan Gio.

"Yaelah, kok kalian jadi ribut gini sih?" tanya Rita menengahi antara Gio dan Dinda.

"Tau tuh," sambung Shella.

Drrtt

Tiba-tiba ponsel Dinda bergetar bertanda ada notifikasi yang masuk. Dinda langsung mengambil ponselnya dari saku bajunya lalu memeriksa pesan dari siapa. Ternyata itu dari Tante yang menyuruh pulang.

Setelah membalas pesan dari Tantenya, Dinda langsung mengemasi barang-barangnya ke dalam tas lalu melampirkan ke di bahunya.

Gio memperhatikan gerak gerik Dinda dalam diam, ia ingin bertanya mau ke mana, Dinda? Kenapa kelihatan terburu-buru gitu? Tapi entah kenapa lidahnya terasa kelu hanya untuk sekedar bertanya.

"Lo mau ke mana, Din?" tanya Shella melihat Dinda berdiri begitu saja.

"Ya Din, lo mau ke mana?" Arka juga ikut bertanya.

"Tadi Tante aku kirim pesan disuruh pulang sekarang." jelas Dinda tersenyum ramah ke arah teman-temannya.

"Benaran Tante lo yang nyuruh? Atau karena Gio?" tanya Rita menatap curiga ke arah Dinda.

Dinda menghela napas panjang, kenapa teman-temannya berpikir negatif gini? Padahal emang Tantenya yang suruh pulang cepat dan tidak ada sangkut-pautnya dengan Gio.

"Kenapa gue?" tanya Gio mendengar namanya dibawa-bawa.

"Iya, itu benaran Tante aku. Jadi gak ada hubungannya sama Gio," jelas Dinda, "kalau gitu aku pamit pulang dulu." lanjut Dinda.

"Oh iya, Gio aku pulang dulu, cepat sembuh." kata Dinda singkat sebelum keluar dari ruang rawat Gio.

Saat melewati koridor rumah sakit Dinda bertemu dengan Mama Gio dan sekaligus Dinda pamitan pulang.

***

Sampai di depan Rumah Sakit, ternyata sudah ada Tante Dinda di sana. Dinda masuk ke dalam mobil Tantenya.

Ternyata Dinda tidak langsung pulang ke rumah, malahan Dinda diajak tantenya ke Mall untuk beli baju baru untuk Dinda. Padahal Dinda sudah menolak, karena bajunya yang lama masih bagus.

"Gak usah Tante, baju Dinda masih bagus, Tan." tolak Dinda secara halus, ternyata tidak berlaku bagi tantenya.

"Gak ada penolakan oke!" tegas Tantenya.

"Iya deh." pasrah Dinda mengikuti langkah Tantenya dari belakang.

Tante Dinda sibuk memilihkan baju yang pas untuk Dinda, sedangkan Dinda hanya mengekor di belakang. Ke mana Tantenya melangkah, Dinda juga ikut melangkah, di mana Tantenya berhenti, Dinda juga berhenti.

"Liat ini, Din. Ini cocok kayaknya buat kamu." ujar Tante Dinda sambil melihatkan dress sepanjang lulut dengan warna biru laut.

"Ih, Tante ini terlalu kependekan buat Dinda." ujar Dinda menolak pilihan Tantenya.

"Ya Allah ... Dinda, ini tidak terlalu kependekan. Ini pas buat kamu." kata Tante Dinda tidak mau kalah.

Ia ingin keponakan kelihatan lebih cantik dengan menggunakan baju-baju yang ia pilihkan.

"Terserah Tante aja deh, Dinda nurut," jawab Dinda mulai bete.

"Gitu dong, sayang." Tante mengusap rambut Dinda dengan sayang.

Setelah selesai belanja, Tante membawa Dinda ke salon, awalnya Dinda nolak. Buat apa ke salon? Cuma ngabisin uang aja. Tapi Tante Dinda ya tante Dinda, segala sesuatu yang ia katakan harus dipatuhi.

Lebih satu jam Dinda dipermak oleh Mas-mas salonnya. Dinda tidak tau apa-apa saja yang dilakukan Mas-mas salon ke wajahnya.

Setelah selesai dirias, Dinda menatap tampilannya di depan cermin. Ia sampai tidak menyangka kalau itu dirinya, perbedaan Dinda yang tadi dan sekarang sangat jauh berbeda.

Awalnya wajahnya kelihatan pucat sekarang sudah tidak, tadi rambutnya yang lurus sekarang berubah bergelombang di bagian bawahnya.

"Ya ampun ini aku?" tanya Dinda kepada dirinya sendiri.

"Ya iyalah kamu, Beb. Trus siapa lagi?" sahut Mas salon yang merias wajah Dinda tadi.

Dinda menghampiri Tantenya yang tertidur pulas di sofa gara-gara nungguin Dinda kelamaan.

Dinda menggoyang-goyangkan bahu Tantenya pelan. Tidak lama setelah itu Tante Dinda bangun, dan kanget melihat perubahan drastis dari Dinda. Ia sampai tidak menyadari kalau itu Dinda.

"Ya ampun, sayang, kamu cantik banget." takjub Tante sambil memegangi pipi Dinda.

"Ah, Tante bisa aja." malu Dinda.

"Iya sayang, kamu cantik banget sampai-sampai Tante gak ngenalin kamu." ujar Tante jadi gemas sendiri melihat perubahan Dinda.

"Udah ah Tante, kita pulang yuk. Dinda malu diliati mulu sama orang-orang." bisik Dinda seraya menarik tangan Tantenya keluar dari salon.

Selama perjalanan menuju Parkiran, banyak sekali orang-orang yang menggoda Dinda. Membuat Dinda merasa risih diperhatikan seperti itu.

Sampai di depan mobil Tante, Dinda langsung masuk begitu saja. Meletakkan belanjaan di jok belakang. Tante mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.

Sampai di rumah Dinda meletakkan belanjaannya di samping lemari bajunya. Dinda sampai kepikiran bagaimana reaksi Gio setelah melihat penampilan baru Dinda. Rasanya Dinda tidak sabar untuk bertemu dengan Gio besok.

Dinda langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih, baru setelah ia tidur.



To Be Continued

faniii_332

[2]Gio's Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang