Part 42 ; meet you

740 56 1
                                    

Created by pnrizka_



Suara dari telpon itu sepertinya tidak asing bagi Dinda.

"Hallo, maaf ini siapa?"

"Dinda, ini Tante Liana."

"Eh, duh maaf ya tante. Suaranya familiar tapi saya takut salah orang. Maaf banget ya, tante."

"Santai aja, sayang..."

"Oh ya, gimana kabarnya tante? Kondisi Gio gimana?"

"Kabar baik, Gio hari ini boleh pulang cuma belum bisa Sekolah dulu. Lukanya harus bener-bener membaik."

"Syukur kalo gitu. Tante, saya minta maaf soal kemarin pulang duluan dan gak pamit sama tante."

"Iya gak apa-apa. Kamu gak kenapa-kenapa, kan?"

"Enggak kok tante. Titip salam ke Gio, ya. Hehe"

"Ok. Dinda, nanti lagi ya tante mau beresin biar cepat pulang. Nanti kamu ke rumah saja sore, ya?"

"Eh, hm okay tante."

Telpon berakhir, ternyata suara yang familiar itu adalah Mamanya Gio.

Dia pulang hari ini dan saya kerumahnya? Ini gak mimpi kan? Dinda mencubit pipinya dan ternyata dia tidak mimpi.

Aku harus buat sesuatu, tapi apa ya?

***

"Gio, siap pulang?" tanya Liana memastikan anaknya sudah pulih dan membaik.

"Siap!" jawab Gio dengan tegas

"Sudah siap ketemu Dinda?" tanya Liana. Kali ini ia menggoda putranya.

"Si—eh, Mama apasih?" sahut Gio, ia tersipu malu.

"Hahaha, tuh kan anak Mama ternyata lagi kasmaran."

"Mama...."

"Gak apa-apa, sayang, Dinda anak yang baik. Mama percaya itu, tapi siapapun pilihan kamu asalkan ia bisa membuat kamu jauh lebih baik."

Jauh lebih baik? Jawabannya kan udah jelas si cerewet. Eh gue ini mikir apa?!Gio melamun dan menggelengkan kepalanya.

Liana sadar akan keanehan putranya itu seketika panik. "Sayang, are you ok?"

"I'm okay, mom."

"Sudah jangan difikirkan, yang baik buat kamu adalah yang terbaik buat Mama. Ayo kita pulang, kasian Nenek di rumah."

"Maa...."

"Kenapa, sayang?"

"Ma, Dinda marah gak ya? soalnya Gio kemarin kayak bentak dia. Terus gak lama dia pulang."

"Enggak kok, tapi lain kali jangan gitu ya. Nanti kalo ketemu sama Dinda kamu minta maaf."

"Hm, yaa...."

Obrolan itu berakhir ketika taksi datang. Di dalam taksi itu hening tak ada obrolan. Kedua terlihat saling berdiskusi dengan diri sendiri.

Din, semoga lo gak marah. Din, lo apa kabar ya? Coba gue gak gini, ini hari libur dan gue bisa ajak lo ke gelato. Batin Gio kecewa.

[2]Gio's Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang