Created by yunitaayulest4
"Masih sakit?" tanya Dinda lagi, tangannya sambil memasukkan alkohol dan betadine ke kotak P3K.
Gio meraih tangan Dinda, lalu membawanya menyentuh dadanya, "di sini masih sakit," sambil tersenyum miring.
"Ih, apasi kamu teh," kesal dinda menarik paksa tangannya dari genggaman Gio.
"Woiii, pacarannya nanti," Shella geram.
"Sirik aja lo," sinis Gio.
"Udah-udah, gimana kalau kalian pulang ke rumah Dinda?" Arka menunjuk ke arah Shella dan Rita. "Ini udah sore. gue sama Gio yang akan ngejelasin kalau ditanya sama Tante Liana." sambungnya.
"Lo gimana sih, Ka? Masa Dinda sama Gio dipisah gitu?" sindir Shella meledek mereka berdua.
"Ih Shella," Dinda memalingkan wajah, malu.
"Gua setuju, biar mereka bertiga istirahat dulu. Kalau mau jenguk gua, nanti malam aja dan harus ditemenin Tantenya Dinda." Gio buka suara dengan suara serak.
"Yaudah, gimana teman-teman, sepakat?" tanya Arka kepada mereka bertiga.
"Yaudah atuh," Dinda menyetujui.
"Oke," ucap Rita dan Shella berbarengan.
Setelah semuanya selesai, mereka berlima meninggalkan lokasi kejadian. Shella dan Rita, pulang ke rumah Dinda, sedangkan Gio dan Arka pulang ke rumah mereka. Lebih tepatnya rumah Arka.
***
Sampai di rumah, Liana terlihat gelisah. Berdiri di ambang pintu. Berharap anak-anaknya tidak kenapa-kenapa.
"Mama," seru Gio.
Liana kaget melihat memar dan plester di wajah Gio. Ia berseru khawatir, "kamu kenapa, nak?" tanya Liana sambil membantu Arka yang kewalahan merangkul Gio.
"Nanti Arka ceritakan, Tan," ucap arka.
Mereka berjalan menuju ruang tamu. Dari sisi dapur terlihat seorang pria berjalan keluar menghampiri mereka bertiga, Juan.
"Gio, kamu tidak apa-apa?" tanya Papanya Arka setelah duduk di sofa samping Arka.
"Ngga papa, Om," ucap Gio.
"Sudah saya duga sebelumnya, kamu pasti akan nekat melakukan sesuatu yang bakal membahayakan diri kamu sendiri," jelas Papanya Arka sambil memperbaiki posisi duduknya ke arah Gio. "Tadi bodyguard kalian yang lapor ke Papa, Hilson dan orang suruhannya sudah di penjara, tetapi kalian harus tetap berhati-hati. Sometimes, kita tidak akan tahu." sambungnya memperingati
"Jadi, apa yg sudah terjadi? Dan Gio, kamu kenapa bisa luka-luka seperti ini, nak?" Liana masih saja khawatir.
"Jadi gini, Tan... Gio berencana ingin memasukkan Om Hilson ke penjara, dengan cara dia datang ke tempat otm Hilson dan membiarkan dirinya dipukuli. Terus, Arka diam-diam disuruh ngerekam tindak kekerasan yang sudah Om Hilson lakukan kepada Gio. Rekaman itu nantinya bakal dikasih ke pihak yang berwajib. Jangan salahin Arka ya Tan," Arka sok memasang wajah imutnya di depan Tante Liana. "Arka udah ngelarang Gio kok, Tan, tapi Tante pasti tahu kan gimana keras kepalanya Gio." Tangan Arka begitu saja mendaratkan satu pukulan ringan di dahi gio.
"Aduhh, goblok," ucap Gio marah.
Arka menyatukan kedua telapak tangannya. "Ehh, maafkan akoh." ucapnya dengan intonasi meledek.
"Bacot." ucap Gio sambil melempar bantal sofa ke arah arka
"Eh, eh, kalian ini." Liana melerai pertengkaran yang hampir terjadi
"Sudah, kalian istirahat. Masuk kamar, jangan lupa sholat magrib." Juan buka suara.
"Iya Pa," "Iya Om," ucap mereka berbarengan.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Gio's Life✔
Teen FictionGio, laki-laki yang super dingin dan menyeramkan. Ia tak memiliki teman karena tak satu pun ada yang berani mendekatinya. Datanglah gadis desa bernama Dinda, apakah ia akan bertemu dengan Gio dan membuatnya berubah?