Created by girlRin
Keesokan harinya, Gio bangun karena seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan kelewat keras. Pemuda itu mengusap kedua matanya dan berjalan malas menuju pintu kamar.
Astaga, demi Tuhan. Ini masih pukul 4 pagi. Batin Gio.
Dengan perlahan ia buka pintu dan terkejut kala melihat Arka dengan pakaian olahraga tengah menatapnya geli.
"Pagi, Tukang Tidur. Ayo, cuci muka dan kita pergi joging." ucapnya.
Gio memutar bola matanya jengah dan menutup pintu. Ia berjalan menuju ranjang untuk tidur lagi namun seseorang menarik tangannya dan menyeretnya ke kamar mandi. Siapa lagi kalau bukan Arka?
"Duh, kok lu jadi pemalas gini sih? Ngga malu apa kalau ntar nikah sama Dinda tapi ketahuan dia pemalas? Astaghfirullah, mending Dinda nikah sama gue aja, Gi." canda Arka.
Gio mengerang kesal saat Arka aku dengan seenaknya jidatnya menyiram air ke wajah Gio.
"Arghh, bego lo. Basah nih!"
Ark tertawa geli, "itu cuma air wastafel, Gi. Gimana ntar gue ceburin lo ke kolam? Auto menggigil lo." ucap Arka.
Gio seketika ingat bagaimana Hilson menceburkan dirinya saat ia pulang ke rumah. Melihat Gio terdiam, Arka pun berinisiatif untuk mengambilkan sebuah sikat gigi dan menyerahkannya pada Gio sembari menepuk bahu Gio.
"Gi? Woi, Gi!"
Gio menatap Arka lalu mengerang kesal, sembari mendorong Arka keluar kamar mandi, ia pun berkata, "lo tunggu aja di luar."
Usai berkata demikian, pintu kamar mandi ditutup dan Ark pun menunggu di atas kasur sembari menatap langit-langit kamar Gio.
Dulu kamar ini adalah kamar untuk menginap saat Gio dan Arka masih kecil. Pernah Arka memaksa Gio untuk menginap dan bahkan pemuda itu mendatangi rumah Gio dan meminta izin langsung pada Liana dan Hilson agar Gio boleh menginap di rumahnya. Saat itu, Juan dan Maria akan pergi keluar kota untuk beberapa hari dan Arka tidak mu dititipkan ke rumah Neneknya, alhasil ia pun menyeret Gio untuk menginap bersama.
Masalah makanan? Gampang, merek bisa minta sekretaris pribadi Juan untuk mengantarkannya setiap saat jika mereka mau.
Tak lama, Gio pun keluar dari kamar mandi dan menatap Ark yang masih melamun. Dengan sengaja, Gio pun melemparkan sebuah pulpen ke arah Arka hingga pemuda itu terkejut.
"Njirr, bikin kaget aja lo!" gerutu Arka.
Gio menggeleng geli dan mengambil ponselnya lalu menarik Arka keluar.
"Ayo buruan joging! Banyak bacot lo." ucap Gio.
***
Beberapa jam pun berlalu, kini Liana dan Fatimah sedang membantu para pelayan untuk memasak sarapan.
Para pelayan sudah mencegah Liana dan Fatimah untuk memasak, namun memang mereka yang sudah terbiasa memasak pun enggan menerima aturan itu. Toh, anggap saja sebagai balas budi pada Juan dan Arka.
Tepat pukul setengah 6 tadi, Gio dan Arka kembali dari joging dan bertemu dengan Juan yang baru selesai mandi. Kedua anak remaja itu pun diajak Juan untuk pergi berenang dan tentu saja diterima oleh keduanya.
Nah, melihat ketiga orang itu tengah berenang, Liana dan Fatimah pun berinisiatif ingin memasak untuk sarapan dan di sinilah mereka berakhir.
"Ma? Mama sama Nenek ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Gio's Life✔
Teen FictionGio, laki-laki yang super dingin dan menyeramkan. Ia tak memiliki teman karena tak satu pun ada yang berani mendekatinya. Datanglah gadis desa bernama Dinda, apakah ia akan bertemu dengan Gio dan membuatnya berubah?