Part 43 ; friends?

815 53 4
                                    

Created by girlRin



Liana sedang menyiapkan minuman dan juga camilan saat bel pintu berbunyi. Wanita itu pun berjalan menuju pintu dan membukanya. Seketika itu pula senyuman menghiasi wajahnya kala melihat Rita, Shella dan juga Arka tengah berdiri di hadapannya sembari mengulas senyum.

"Assalamu'alaikum, Tante." ucap Rita sopan.

"Waalaikumsalam, ayo masuk. Dinda udah di kamar Gio, kalian naik aja, ya." balas Liana.

Rita dan Shella saling tatap, "eum, kita ngga tau kamarnya Gio di mana, Tan." sahut Shella canggung.

Liana tersenyum dan menatap Arka. "Arka, masih ingat, kan? Dulu suka main ke sini pas masih SD." ujar Liana pada satu-satunya pemuda di antara mereka.

Arka menggaruk kepalanya dan mengangguk. "Ingat kok." balasnya.

"Nah, langsung aja masuk. Tante mau bikin minum dulu."

"Aduh, Tante. Jadi ngerepotin deh." ucap Rita sungkan.

"Ngga papa, Tante justru senang kalian mau jadi temannya Gio. Ayo, masuk. Jangan berdiri kelamaan di depan pintu, nanti kalian capek. Arka, antar mereka ke kamar Gio, ya? Dinda sama Gio lagi nonton film kalau ngga salah tadi." ucap Liana.

Arka mengangguk dan mengajak Rita serta Shella menuju kamar Gio yang sudah amat lama tak ia datangi.

***

Arka membuka pintu dan mengisyaratkan agar kedua gadis yang bersamanya untuk tidak berisik.

Mereka menatap bagaimana Gio dan Dinda berargumen terkait film yang mereka tonton. Bahkan Rita dan Shella kagum pada Dinda yang mampu membuat Gio mengeluarkan ekspresi kesal dan juga marah selain dari ekspresi datar yang biasa mereka lihat. Memang benar, sejak ada Dinda, Gio jadi lebih bisa mengekspresikan dirinya.

"Ngga bisa gitu atuh, harusnya teh si cowok itu tolongin si cewek. Mana boleh dia ninggalin cewek itu tanpa dengerin penjelasannya."

Kini suara Dinda mendominasi ruangan Gio hingga Arka mau tak mau tersenyum geli kala melihat Gio yang sudah mulai capek mendengar protes dari Dinda.

"Yang bikin film bukan gue, ya protes jangan ke gue."

"Ah, filmnya ngga asyik. Cari yang lain aja deh."

Shella pun menerobos masuk dan langsung merebahkan diri di atas kasur Gio hingga membuat dua orang yang sedang menonton pun menoleh ke arah Shella. Arka dan Rita pun ikutan masuk dan mendudukkan diri mereka di dekat Shella.

"Aduhhh, kalian tuh ya udah kayak suami-istri. Berantem trus nanti baikan dan romantis. Ngga kasihan apa sama gue? Udah selalu sendiri kalau lo pada gandengan. Nasib." keluh Shella.

"Makanya si Revan lo gebet cepetan." ucap Rita sembari memukul pelan kaki Shella.

Shella mengerang kesal dan memeluk guling milik Gio, tak selang beberapa lama ia lempar guling itu ke arah Gio. Gio menangkap gulingnya dan menatap Shella kesal.

"Apaan sih?" gerutu Gio.

"Guling lo bau."

Satu kalimat dengan nada datar itu sontak membuat Arka, Rita dan Dinda tertawa terbahak-bahak.

Gio lantas mencium gulingnya dan menatap Shella kesal. "Gak bau, gila! Kemarin di cuci sama Nenek. Wangi gini lo bilang bau? Lo waras apa ngga?" Gio melempar guling itu hingga mengenai kepala Arka.

"Woi, kok kena gue sih?" Arka tidak terima.

"Gulingnya mau kenain kepala lo mungkin." sahut Gio asal.

[2]Gio's Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang