Created by restianjani993 and faniii_332
"Udah selesai kan makannya? Gue sama Shella duluan, ya? Ini lo yang bayar kan, Din? Kalau engga biar Shella yang bayar deh." Ucap Rita ngasal.
Shella memukul pelan kepala Rita, "kampret lo." Balas Shella dan dibalas cengiran oleh Rita.
"Iya, saya yang bayar. Tenang aja. Kalian kayak orang lain aja sama saya. Santai aja atuh." Ucap Dinda.
"Huaaa... Makasih ya, Din! Lo memang teman gue yang paling baik sedunia." Ujar Rita sembari memeluk tubuh Dinda dengan erat hingga membuat si empunya meringis kesakitan.
"Ehh, udah itu kasihan si Dinda. Lo kalau ada orang mau traktir aja pasti dibilang paling baik. Coba aja Dinda ngga mau traktir, lo pasti ngga akan bilang gitu, kan?" Sambar Shella sembari memainkan ponselnya.
"Ck, sirik aja lo!" Ketus Rita sembari memanyunkan bibirnya.
"Sudah-sudah, kalian bisa ngga sih sehari aja ngga bertengkar. Pusing saya lihatnya." Kata Dinda yang pusing melihat pertengkaran antara Rita dan Shella yang ngga ada faedahnya.
Emangnya bertengkar ada mutunya? Batinnya.
"Ngomong apa sih, Din? Ya kali bertengkar ada mutunya?" Gumam Dinda namun masih bisa didengar oleh ketiga orang itu.
Shella dan Rita saling menatap dan secara bersamaan memegang kening Dinda. Saat tak merasakan panas apapun, mereka pun kembali ke posisi mereka.
"Lo aman kan, Din?" Tanya Rita was-was.
"Ya aman, Ta." Jawab Dinda.
"Gue duluan." Gio yang sedari tadi hanya menjadi pendengar pun segera berdiri, namun ditahan oleh Dinda.
"Nanti aja atuh. Sekalian antarin saya pulang, ya?" Pinta Dinda.
"Naik taksi atau angkot ngga bisa apa?"
Dinda ya Dinda. Tak akan menyerah sebelum apa yang ia inginkan terwujud.
"Nanti kalau saya kenapa-kenapa di jalan gimana? Kamu ngga kasihan? Nanti kamu nyesel lhoo." Ucap Dinda seolah-olah ia akan menghilang dari kehidupan Gio.
Rita memutar bola matanya dan Shella malah terkekeh, "mulai lagi nih." Ucap Shella.
Gio pun berpikir sejenak dan kembali duduk hingga membuat Dinda tanpa sadar tersenyum senang.
"Ya udah, yok balik!" Ucap Rita sembari menarik Shella bangkit dari kursi.
"Eeh, kok saya ditinggal? Pulang barengan aja." Heran Dinda.
Rita dan Shella tak peduli. Dengan seenaknya mereka pergi sembari mengatakan, "bye, Din!"
Melihat kepergian temannya, Dinda hanya bisa menghela napas dan merenggut kesal.
"Ekhem."
Dinda menoleh dan mendapati Gio menatapnya.
"Kamu kenapa batuk? Nih, minum!" Dinda memberikan air kepada Gio.
"Nggak."
"Kalau engga, kenapa kamu pake ekhem ekhem gitu tadi?"
Lucu banget, jadi pengen gue halalin. Batin Gio.
Seketika Gio sadar dengan apa yang ia pikiran lalu ia menggelengkan kepalanya.
Dia teh kenapa? Tadi batuk-batuk, sekarang geleng-geleng. Memang aneh ni orang. Batin Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Gio's Life✔
Teen FictionGio, laki-laki yang super dingin dan menyeramkan. Ia tak memiliki teman karena tak satu pun ada yang berani mendekatinya. Datanglah gadis desa bernama Dinda, apakah ia akan bertemu dengan Gio dan membuatnya berubah?