Created by yunitaayulest4 and MaharaniNF
Sudah dari sejam yang lalu Gio sampai rumah setelah ia izin pamit sama Papanya Arka. Gio akan menceritakan semua yang sudah dia bicarakan sama Om Juan, termasuk permintaannya akan keluarganya tinggal dengan mereka.
"Ya Allah," Liana kaget akan kabar Maria meninggal. Butiran air mata berjatuhan di pipi Liana. Bahunya berguncang menahan tangis. Gio mengeratkan pelukannya.
"Iya, Ma. Gio juga merasa bersalah banget udah berburuk sangka sama Arka. Udah nuduh Arka yang ngga-ngga." jelas Gio melepaskan pelukan, mengusap pelan air mata di pipi Mamanya.
"Oh ya, Ma. Gio punya berita. Ya mungkin menurut Mama ini kabar baik atau buruk Gio nggak tau." Gio tersenyum ke Mamanya.
"Kenapa, Nak?" tanya Mama Gio penasaran.
"Mmm ... anu, Ma. Om Juan nyuruh kita tinggal sama mereka. Takut kalau Papa datang terus ngapa-ngapain Mama," ucap Gio berat, "Mama mau ngga? Gio juga takut kalau Gio ngga bisa jaga Mama sama Nenek dari Papa," sambungnya.
***
Sekarang Mama dan Nenek Gio sedang membereskan baju-baju mereka untuk dibawa ke rumahnya Arka.
Sudah dari satu jam yang lalu orang suruhan Papa Arka datang. Liana menyetujui usulan yang dikasih Papa arka untuk tinggal dengannya.
Pasalnya ia juga khawatir kalau saja tiba-tiba datang orang suruhannya Hilson dan juga Gio berharap semoga keputusannya ini tidak salah.
"Ma, ayo buru. Supirnya udah nunggu di depan tuh," teriak Gio dari belakang mobil sambil memasukkan barang-barangnya ke bagasi mobil.
"Iya sebentar," jawab Mama sambil berjalan keluar rumah.
"Ma," sanggah Gio
"Iya, Nak?" Liana berhenti sebentar.
"Jaga diri baik-baik ya, nanti Gio nyusul. Gio mau ke rumah Dinda dulu." ucap Gio meraih tangan Mamanya.
Mama Gio mengangguk dan tersenyum." Iya, Nak."
Mobil yang ditumpangi Mama dan Nenek Gio perlahan menghilang dari pandangan mata Gio.
Sekarang saatnya Gio ke rumah Dinda untuk memberi tahu Dinda tentang pindahan rumahnya.
Sampai-sampai Gio tidak sadar kalau ada dua sosok mata yang memperhatikan setiap kegiatan yang mereka lakukan dari kejauhan.
***
"Apa?!" Hilson kaget mendengar perkataan orang suruhannya itu. Tetapi sedetik kemudian reaksinya kembali seperti semula.
"Iya Tuan, Pak Juan menyuruh mereka tinggal bersama. Mereka takut kalau sewaktu-waktu Tuan datang." jelas salah satu pesuruh Hilson.
***
Setelah selesai membereskan baju-baju dilemari yang mereka bawa ke rumah Juan, Hiliana dan Nenek Fatimah akan memasak makanan untuk makan malam mereka nanti. Di kulkas tersedia tak banyak bahan makanan. Mereka pun memutuskan untuk berbelanja bahan makanan secukupnya untuk mereka masak.
"Bu, itu ada taksi." ucap Liana sambil melambai-lambaikan tangannya."Yuk, Nak." Mereka pun memasuki mobil tersebut.
Setelah mereka masuk, "Selamat sore Ibu. Mau saya antarkan ke mana?" sapa sang supir.
"Ke Supermarker terdekat ya, Pak." jawab Hiliana dan dibalas anggukkan oleh supir itu.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/205722987-288-k951478.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Gio's Life✔
Teen FictionGio, laki-laki yang super dingin dan menyeramkan. Ia tak memiliki teman karena tak satu pun ada yang berani mendekatinya. Datanglah gadis desa bernama Dinda, apakah ia akan bertemu dengan Gio dan membuatnya berubah?