Created by faniii_332 and pnrizka_
"Gio, makan dulu, Nak." panggil Hiliana masuk ke dalam kamar Gio.
Gio menoleh ke arah Mamanya lalu tersenyum."Iya, Ma," balas Gio sembari meletakkan ponselnya di atas meja belajar dan mendekati Mamanya. "ayo, Ma." ajak Gio sambil merangkul pundak Mamanya dengan penuh kasih sayang.
***
Sesampainya di meja makan, ternyata sudah ada Neneknya di sana. Gio duduk di sebelah Neneknya, sedangkan Mamanya duduk di sebelah kirinya dan dengan telaten Hiliana menyiapkan hidangan untuknya dan juga Fatimah.
"Maa... aku mau ayam goreng." rengek Gio seperti anak kecil. Hiliana terkekeh melihat tingkah Gio yang tidak pernah berubah.
"Iya, sayang. Tunggu bentar, ya. Mama ambilin buat Nenek dulu." jelas Hiliana sambil menyiapkan makanan untuk Fatimah, Mamanya.
Gio memajukan bibirnya ke depan, padahal perutnya sudah lapar, tapi ia bisa apa?
Yang terpenting itu adalah Neneknya.Selesai menghidangkan makanan untuk Fatimah, kini Hiliana menyiapkan untuk Gio. Gio memperhatikan gerak-gerik Mamanya.
Ia senang Mamanya sudah ceria seperti dulu lagi dan jarang sedih gara-gara laki-laki brengsek itu.
"Makasih, Mamaku." ujar Gio tersenyum ramah kearah mamanya.
"Iya, sayang. Makan yang banyak, ya. Biar sehat." kekeh Hiliana sambil mengusap rambut Gio dengan sayang.
Mereka makan bersama. Sesekali Fatimah dan Hiliana tertawa menyaksikan kekonyolan yang dilakukan Gio.
***
Selesai makan Gio langsung ke kamar dan membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Tiba-tiba ia teringat Dinda. Teringat senyumannya, tawanya, bahkan muka jeleknya kalau lagi kesal.
Gio berdiri dan mengambil ponselnya di atas meja belajar lalu kembali lagi duduk di atas tempat tidurnya.
Gio membuka aplikasi Linenya, dan mencari nama seseorang yang sudah mengganggu pikirannya dari tadi.
Ia membuka room chat-nya lalu mengetik sesuatu di sana.
GiofnKnndoW
'Malam'Send!
Tanpa sadar Gio telah mengirimkan pesan itu ke Dinda. Ketika ia hendak menghapus, Dinda sudah duluan membacanya.
Gio menggerutu pada dirinya sendiri. Kenapa ia sampai ceroboh begini? Sampai-sampai ia mengirimkan pesan itu ke Dinda.
Tidak lama setelah itu masuk notif dari Dinda yang membuat jantung Gio berdetak tidak karuan. Untuk mengambil ponselnya saja, tangannya gemetaran.
Dengan keberanian Gio mengambil ponselnya kembali lalu membaca balasan dari Dinda.
AdindaFreyaD
'Malam juga,'
'Tumben kamu chat aku duluan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Gio's Life✔
Teen FictionGio, laki-laki yang super dingin dan menyeramkan. Ia tak memiliki teman karena tak satu pun ada yang berani mendekatinya. Datanglah gadis desa bernama Dinda, apakah ia akan bertemu dengan Gio dan membuatnya berubah?