Created by yunitaayulest4
Keesokan harinya, Gio sudah bisa pergi ke Sekolah. Tadi malam, ia mengirimkan chat ke Dinda bahwa ia akan menjemputnya dan Dinda mengiyakan hal itu.
Gio mendatangi Mamanya yang tengah membereskan meja makan, "Ma, Gio berangkat dulu, ya. Assalamu'alaikum." ucapnya.
Liana tersenyum dan mengangguk, "waalaikumsalam."
***
Gio memarkirkan motornya di depan gerbang Rumah Tantenya Dinda. Tepat saat itu, Tantenya Dinda keluar untuk membuang sampah dan melihat Gio.
"Eh, Gio? Udah mendingan? Maaf ya Tante ngga jenguk," ucap Tantenya Dinda.
"Iya, gak papa, Tan. Eum, Dinda ada?" tanya Gio.
Tantenya Dinda tersenyum geli, "oh jadi jemput Dinda, ya? Ada kok, mau masuk dulu?" tawar wanita itu.
Gio menggeleng, "Gio nunggu di sini aja, Tan."
Tantenya Dinda pun mengangguk, "Tante panggilin Dinda dulu, ya."
Wanita itu pun kembali masuk untuk memanggilkan keponakannya.
***
"Din, ayo buruan. Gio udah nunggu di depan tuh." teriak Tante Dinda dari depan pintu kamar Dinda.
"Iya sebentar lagi, Tan." jawab Dinda sambil memasang dasi di lehernya.
Setelah selesai, Dinda langsung keluar kamar dan pamit pada Tantenya lalu berlari keluar untuk menemui Gio.
***
"Lama banget sih lo." Gio menatap sinis perempuan yang ada di depannya.
Dinda pura-pura merengut, "ya udah, biar saya minta antar Arka aja." ucap Dinda sambil menjulurkan lidahnya.
Berani-beraninya dia ngancem gue. Batin Gio.
"Ya udah, sana kalau berani. Lagian gerbang bentar lagi bakal ditutup." Gio berucap sembari tersenyum licik.
"Ishhh, kamu teh," geram Dinda.
"Ayo, buruan naik." perintah Gio.
Gio menatap Tantenya Dinda yang kini tengah menatap mereka di dekat pintu, "Tan, kita berangkat dulu. Assalamu'alaikum." pamitnya.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya." sahut Tantenya Dinda.
***
Siang harinya, Dinda dan teman-temannya menonton pertandingan Basket antar-kelas dari pinggir lapangan. Seperti murid-murid yang lain, mereka harus berpanas-panasan menonton bagaimana anak-anak Basket bermain hingga berkeringat.
Tadinya Dinda enggan pergi menonton dan lebih memilih pergi ke Kantin jika saja kedua sahabatnya tidak pura-pura merajuk seperti anak kecil. Terlebih Shella yang bilang ingin melihat Revan bermain, walau Revan bukan dari kelas mereka.
"Din, capek ngga?" tanya Rita khawatir, pasalnya ia melihat muka Dinda yang mulai memerah karena terlalu lama terpapar matahari.
Dinda menggeleng, "ngga kok." balas Dinda.
Ramainya lapangan membuat Dinda tidak sadar bahwa ada seseorang yang menatapnya dari arah yang berlawanan.
"Din?" panggil Gio yang ada di sampingnya. Tatapan matanya menyiratkan bahwa pemuda itu khawatir melihat wajah Dinda yang memerah dan juga peluh yang mulai mengalir di pelipis gadis itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/205722987-288-k951478.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Gio's Life✔
Novela JuvenilGio, laki-laki yang super dingin dan menyeramkan. Ia tak memiliki teman karena tak satu pun ada yang berani mendekatinya. Datanglah gadis desa bernama Dinda, apakah ia akan bertemu dengan Gio dan membuatnya berubah?