Perselisihan

272 18 1
                                    

Karla kembali ke tempat latihannya untuk berlatih suara dan koreografi, seperti biasa Karla selalu menjadi yang paling unik dan berbeda hingga menjadi yang paling dikenal diantara teman - temannya, bahkan teman - teman Peter di Magcon dulu mengidolakannya khususnya Hayes dan Cameron.

Namun karena hal itu pulalah yang 'mungkin' sedikit memancing kecemburuan diantara teman - temannya khususnya sejak Demi memberikan pujian padanya ketika mereka masih di ajang pencarian bakat, bahkan beberapa fans girlgroupnya membencinya lantaran menganggapnya sebagai inang yang bahkan merilis lagu diluar grupnya bersama Peter. Karla bahkan sempat ragu untuk tampil pertama kali dengan Peter, tapi sahabatnya itu meyakinkannya dengan memegang erat tangan Karla dan membawanya ke atas panggung.

Hari itu mereka terlihat bersemangat berlatih lagu - lagu baru salah satunya sebuah single yang akan segera rilis, mereka mulai menyiapkan diri untuk rekaman, lagu tersebut diberi judul Work from home featuring Ty dolla $ign yang kelak menjadi kekasih dari Lauren.

Mereka mulai menyanyi dengan Karla yang menjadi suara pembuka lagu, suaranya yang unik membuatnya sangat mudah dikenali oleh orang karena bahkan tanpa melihat wajahnyapun orang sudah tau kalau itu suara Karla, penyanyi dengan ciri khas.

Selepas itu mereka beristirahat untuk makan dan minum, mereka berusaha untuk membatasi makanan berminyak agar suaranya tak bermasalah ketika hari rekaman tiba.
Ally menatap Karla dengan wajah yang seperti menyimpan sejuta pertanyaan.
"hey Karla..., ku dengar kau mulai menulis lagu? Apakah itu benar?" tanyanya.

Karla tersenyum, "sebetulnya aku hanya membuat konsep, tapi mungkin kelak bisa dipertimbangkan untuk menjadi sebuah lagu, aku hanya menuangkan segala fikiranku dalam konsep itu" jawabnya santai.

"tapi itu mengisyaratkan jika kau akan mempunyai single baru lagi di luar grup!!" ketus Dinah.

"aku belum memikirkan itu, ini hanya sebuah konsep" jawab Karla.

"tapi jelas, kau memiliki tujuan dengan konsep itu, tak apa kau bisa melakukannya, bahkan satu album sekalipun tak masalah jika kau menyukainya" timpal Mani.

Karla terdiam sebentar, "apa kalian marah akan hal itu?" tanyanya.

"kami sama sekali tak marah, hanya saja jika terlalu banyak melakukan perilisan lagu diluar grup itu bisa memancing perpecahan" jawab Lauren santai.

Karla tertawa kecil, "ohh begitu, tapi kawan....sudah ku bilang aku hanya membuat konsep, siapa tau bisa menjadi masukan untuk album kita selanjutnya, aku hanya melakukan hobiku saja" katanya.

Mereka saling menatap satu sama lain mendengar jawaban Karla.
"terserah kau saja" lanjut Ally.

Mereka membubarkan diri dan pulang ke tempat masing - masing, Karla kembali ke apartemennya, betapa kagetnya dia ketika sampai ada adik kecilnya Sofie yang terlihat menggemaskan namun memasang wajah cemberut.
"hei Sofie, kau kenapa memasang wajahmu begitu? Eh ngomong - ngomong kau sedang liburkah?" tanya Karla.
"hmm aku sedang suntuk banyak tugas di sekolah" jawab Sofie ketus.
Karla mencubit kedua pipi adiknya tersebut dengan gemas, "uuuuhhh adikku yang lucu sedang emosi rupanya" katanya sambil tertawa kecil.
"hey bayi besar, berhenti mencubitku" protes Sofie dengan sedikit menghentakkan kaki dan menarik kedua tangan Karla dari pipinya.
"bayi besar katamu? Hmm aku ini kakakmu loh" ralat Karla sambil memeluk adik kecilnya.

Drrrttt drrrttt....Hp Karla berbunyi dan mendapati sebuah pesan dari Peter.
"hei Karla malam ini kita hang out yukk" ajak Peter.
Karla terdiam sebentar lalu segera membalas chat dari Peter, "malam ini aku sedang kedatangan keluargaku, terutama Sofie dan papa Alejandro" katanya.
Peter kembali membalasnya, "kalau begitu aku ke apartemenmu yah, aku kangen pada Sofie, pasti sekarang semakin bawel" tebak Peter.
Karla tersenyum cerah, "akh yah itu ide bagus, asal kau jangan membuat marah adikku, dia sensitif sekali sedang banyak tugas" balas Karla.
"okay" jawab Peter.

Peter menghabiskan malam itu bercakap dengan keluarga Karla, bahkan ia sempat menginap.

***

Menjelang akhir tahun 2016, hubungan Karla dan teman - teman girlgroupnya terlihat merenggang (entah apa yang terjadi diantara mereka pada masa - masa ini, saya tidak bisa menyimpulkan sebuah teori). Bahkan label mereka sempat diduga terlalu mengekang talenta mereka.

Bersamaan dengan itu, Karla kembali mengeluarkan single duetnya kali ini bersama rapper MGK dengan lagu berjudul "Bad things".

Lagu tersebut sukses menempati posisi papan atas dan menjadi langganan daftar putar di radio - radio khususnya di Amerika dan Eropa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagu tersebut sukses menempati posisi papan atas dan menjadi langganan daftar putar di radio - radio khususnya di Amerika dan Eropa.
Karla terlihat lebih menyendiri dan terpisah dari teman - temannya, saat itu ketika perayaan halloween tiba, rekan segrupnya tampak merayakan bersama sementara Karla duduk di kamar mandinya di dalam bath tub menyendiri dan melamun sambil menorehkan tinta di atas kertas dengan air mata yang bercucuran seperti merasakan perasaan sakit (sesuai dialog beliau dengan psikolog).

Seseorang mengetuk pintu apartemennya dari luar, awalnya Karla hanya terdiam tanpa mempedulikan ketukan pintu sampai terdengar bunyi handphone nya dan mendapati pesan dari Peter, "Karla aku di luar".
Karla segera menghapus air matanya dan berlari menghampiri pintu, dan pukkk tubuhnya langsung memeluk erat tubuh bongsor Peter.
Peter mengusap punggung mungil Karla dengan lembut, "hei kau kenapa?" katanya.
Tak sepatah katapun keluar dari mulut Karla sampai tubuhnya melemah.
Peter menggendongnya ke kamar dan mendudukkannya di atas kasur, lalu ia menggenggam kedua tangannya sambil mengusap dengan lembut.
"ceritakan semuanya padaku" ujar Peter.
"aku ingin keluar dari grup ini" celoteh Karla sambil kembali mengeluarkan air mata.
Peter nampak heran, "kenapa? Apa kau sudah yakin? Apa mereka membuat masalah lagi denganmu?" tanya Peter.
Karla tak henti - hentinya menangis lalu menceritakan semuanya pada Peter.

Mereka saling memeluk, "dengar...., apapun keputusanmu, aku akan selalu berada di pihakmu" ujar Peter sambil menggenggam erat kepalan tangan Karla.

My Best Friend is My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang