Hari itu, Karla ditemani mama Sinu tengah persiapan untuk konser malam nanti. Sinu mempersiapkan makanan untuk putrinya tercinta sebelum rehearsal dimulai.
"ini cepat makan, di dalamnya ada potongan banana" ujar Sinu.
"yess I like it mom" jawab Karla sambil memakannya dengan lahap.Sesekali Karla menatap layar handphone nya, berharap Peter akan menghubunginya, tapi setiap kali ia melihat, tak ada tanda - tanda seperti yang ia harapkan.
"sepertinya Peter sedang sibuk, hm mungkin dia tidak punya waktu untuk menonton konserku" Karla menampakkan raut sangat kecewa.
"its okay Camilita, take it easy the show would be amazing" lanjutnya menyemangati diri.Di tempat lain, Peter yang masih duduk di atas sofa sambil memetik gitarnya nampak memikirkan sesuatu, tentu saja memikirkan Karla yang malam nanti akan segera konser.
"Karla ada di Toronto, konsernya pasti amazing, tapi apakah lelaki tua itu ikut menyusul? Aku malas melihat mukanya" ketus Peter dan tiba - tiba merasa mual ketika mengingat wajah Matthew, "eww, kenapa aku sangat terganggu dengan orang itu?" katanya.
Tangannya ia arahkan ke sebuah meja kecil di samping sofa mengambil handphonenya yang tergeletak di sana.
"apa aku mengechat Karla saja?. Ungkapnya ragu menanyakan perihal apakah Matthew akan menyusulnya atau tidak.
Baru beberapa kata ia ketik, tiba - tiba jarinya menjadi kaku, hatinya ragu untuk menanyakan hal - hal yang mungkin bisa menyinggung perasaan Karla."oh tidak, aku khawatir Karla tidak nyaman dengan pertanyaan itu" ungkapnya sambil kembali menaruh hp nya di atas meja.
Ia baringkan tubuhnya sejenak di sofa mencoba menjernihkan fikirannya, kedua matanya ia tutup dengan lengan kanannya, ia menghela nafas sambil sesekali memukul sandaran sofa.
"aku harus segera ke Pickering" ungkapnya lalu segera bangkit dan bersiap - siap menuju kampung halamannya itu.***
Karla melakukan rehearsal sambil sesekali minum, ia melirik hpnya dan masih berharap Peter akan mengechatnya, namun lagi - lagi hatinya kecewa karena tak ada notifikasi sama sekali yang masuk ke hp nya, ia segera menaruhnya kembali ke tempat semula, namun begitu ditaruh, hpnya berdering pertanda pesan masuk. Dengan antusias Karla mengambilnya kembali dengan wajah yang sumringah, tapi seketika wajahnya lesu tatkala membaca pesan itu."aku sudah sampai di Toronto, kau sedang di hotel atau di tempat rehearsal?" chat Matthew.
Karla menghela nafas sambil bergumam, "kenapa Matthew malah menyusul kemari? Apa dia tidak ada acara?" katanya kemudian langsung membalas chat dari kekasihnya itu, "aku di tempat rehearsal" balasnya singkat.Karla kembali melakukan aktifitasnya sebelum tampil malam nanti, meskipun hatinya masih berharap kehadiran Peter di konsernya, tapi mengingat Matthew yang juga akan ada di backstage membuatnya mengelus dada.
"kenapa semuanya menjadi kaku begini? Padahal Peter adalah sahabatku, apa yang sebenarnya aku takutkan?" ungkapnya.Tentu saja Matthew hadir di konser Karla, selain untuk mensuppornya juga sekaligus memata - matai Peter, tidak salah karena Toronto merupakan kampung halaman 'sahabat' Karla yang satu itu.
Seorang lelaki yang nampak sangat Karla kenal muncul dari arah pintu keluar belakang panggung, ia menyipitkan matanya, "oh my god Cez..." katanya.
Cez tertawa kecil sambil memeluk Karla, "aku merindukanmu, sudah lama kita tidak berjumpa" katanya.
"hm aku juga sangat merindukanmu" balas Karla kemudian melihat sekeliling seperti mencari sesuatu atau seseorang."humm kau kemari sendirian?" tanya Karla.
Cez tersenyum, "kenapa? Kau sedang mencari Peter kah?" tebaknya.
"aaaa...tidak juga, hanya memastikan kau tidak sendirian kemari" jawab Karla sambil menyelipkan rambutnya di belakang telinga seperti sedang gugup.
Cez tertawa, "aku kemari sendirian, tadi aku sempat makan siang dengan Josiah, tapi setelah itu Josiah pergi ke acara ulang tahun sepupunya di Quebec, nah kebetulan aku tau kau akan konser jadi aku menyempatkan kemari" jelas Cez.
Karla terharu, "ouh thank you Cez" katanya sambil sekali lagi memeluk Cez dengan erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friend is My Partner
RomancePeter & Karla (SM & CC) Dua orang innocent yang saling menyayangi namun tak tahu bagaimana caranya untuk berkomitmen mengenai hubungan mereka ditengah status "persahabatan abadi" yang mereka jalin dan mereka akui di muka publik. Setiap orang pada u...