A Cheater

651 20 2
                                    

Malam itu ketika Matthew sudah pulang ke Inggris, Karla pergi hang out dengan teman - teman wanitanya, ia menghabiskan hari itu penuh keceriaan, entah apa yang membuatnya demikian tapi ia sendiri menyadari setelah Matthew pulang dirinya jauh lebih merasa bebas seperti terlepas dari beban berat.
"kenapa aku seperti ini? Padahal Matthew adalah pasanganku, harusnya aku bahagia ketika dia bersamaku" ucapnya sambil meneguk segelas kopi. "akh aku terlalu melebih - lebihkan sesuatu" ungkapnya menggubris pikirannya.

Setelah cukup larut, Karla segera pulang, namun ketika itu ia menerima sebuah pesan dari sahabatnya, Peter.
"Shawnyboy, tumben sekali kau mengechatku" gumamnya kemudian membuka pesannya.
"aku punya project baru, kau mau bergabung?" katanya.
Karla segera membalasnya, "tunggu, kenapa kau tiba - tiba sekali?" tanyanya.
"yah, aku baru mendapatkan konsepnya, lagu ini sangat cocok dinyanyikan duet, maukah kau menyanyikan lagu ini denganku? Kita bisa mengubah ataupun menambahkan beberapa liriknya" tawar Peter.
"akan aku fikirkan nanti setelah aku sampai di rumah, aku masih dalam perjalanan" balas Karla.
"ouh begitu, maaf aku mengganggumu, hati - hati di jalan" Peter memperingatkan.

Sepanjang jalan Karla memikirkan tawaran Peter, hatinya bimbang namun ia mencoba menimbang - nimbang keputusannya.

Tubuh mungilnya segera ia lemparkan ke atas kasur sesaat setelah sampai ke rumahnya, Karla masih memikirkan tawaran Peter untuk duet dengannya.
"apa yang harus aku lakukan?" katanya sambil memijat keningnya.
"jika aku menerima tawaran Peter, aku pasti banyak menghabiskan waktu dengannya sepanjang penulisan lagu, perilisan hingga promo nanti, aku khawatir perasaan lamaku yang menggebu - gebu muncul kembali, perasaan dimana aku sangat menyukainya, sedangkan aku sendiri sudah mempunyai pasangan. Aku khawatir jika kami kembali dekat seperti dulu, rasa itu akan tumbuh lagi, tidak....Karla tak boleh begitu, kau sudah memiliki Matthew, dia adalah pasanganmu sekarang" ungkapnya.

Karla segera meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada Peter.
"Shawnyboy, maaf sepertinya aku tak bisa berduet denganmu, aku sedang ada project lain, mungkin kau bisa menawarkannya pada orang lain" chat Karla.

Mengetahui Karla mengechatnya, Peter terlihat antusias, ia mengumpulkan semua keberanian dan berwajah berseri - seri membayangkan ia akan berkolablrasi untuk yang kedua kalinya bersama wanita yang amat ia cintai, tentu itu bisa mendekatkan mereka kembali, namun wajahnya berubah ketika ia membaca pesan yang dikirimkan Karla, lidahnya kelu dan auranya menjadi nampak sedih.
"kau menolakku? Kau betul - betul tidak tertarik berkolaborasi denganku?" gumamnya kemudian segera membalas Karla.
"begitu...., okay baiklah semoga kau sukses dengan project barumu, maaf mengganggu malammu, selamat beristirahat, good night" balas Peter.

Membaca balasan dari Peter, Karla dapat menangkap kekecewaan yang sudah pasti dirasakan sahabatnya itu, ia faham betul, "maaf Shawnyboy...., aku hanya takut, aku takut....aku takut akan hubungan kita, aku takut akan apa yang terjadi kedepannya jika kita jadi berkolaborasi lagi sedangkan aku sendiri sudah mempunyai pasangan" ungkapnya sambil menitikkan air matanya lalu membaringkan tubuhnya kembali memeluk guling sambil sesekali menggigitnya, ia sangat kecewa pada dirinya sendiri, kecewa karena telah membuat Peter kecewa. Ia marah dengan apa yang sudah ia lakukan pada sahabatnya itu, "I'm sory Shawnyboy, I'm sory my Shawnyboy" ungkapnya hingga akhirnya terlelap dalam tidurnya.

Suatu ketika, Karla tengah disibukkan dengan beberapa shownya, ia mendapatkan sebuah kabar jika Matthew kekasihnya berselingkuh dengan seorang penyanyi wanita asal Belanda bernama Elieve. Dia adalah seorang penyanyi yang bahkan pernah mengcover lagu Karla berjudul 'Sangria wine'.
Namun Karla sempat tak menggubris berita itu, sampai akhirnya muncullah pengakuan langsung dari Elieve sendiri.

***
Real story, seperti inilah dialognya di dalam kurung....

(Speaking during a Dutch radio show, Elieve explained that, "Camila and I were both dating the same guy at the same time. [...] It happened in London when I was working on the singles. I met him and he was actually really great...a really smart guy, handsome. I guess it was just too good to be true. So when I came back from London I saw the paparazzi pics in Mexico with Camila. Isn't it insane? I just hope they are happy and wish them the best")

My Best Friend is My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang