Hari itu Karla terlihat bersemangat melakukan beberapa rehearsal, selama beberapa hari terakhir ia disibukkan oleh jadwalnya yang padat. Apalagi Matthew datang dari Inggris untuk menemuinya, tentu saja banyak kegiatan yang ia lalui bersama Matthew selama kekasihnya itu ada di Los Angeles.
"kau selalu datang kemari secara tiba - tiba" protes Karla.
"yah aku memang sengaja melakukannya untuk memberimu kejutan sekaligus untuk memastikanmu tidak bersenang - senang dengan lelaki lain" jawab Matthew dengan tegas.
Karla tertawa kecil, "bersenang - senang? Apa maksudmu?" tanya Karla.
"yah ketika aku datang secara tiba - tiba, aku bisa mengetahui sejauh mana kesetiaanmu, karena aku bisa langsung tau kau sedang bersama siapa dan sedang apa, itu semua tidak akan aku ketahui jika aku memberitahumu terlebih dahulu, karena jika kau sedang bermain api, kau pasti segela membereskannya terlebih dahulu kan...." jelas Matthew.
Karla memicingkan matanya, "kau sedang memantauku? Apakah kau sedang membatasi pergaulanku?" tanyanya.
"tidak sayang, aku hanya khawatir kau berbuat macam - macam terutama dengan 'Shawnyboy mu' itu, aku tidak suka dengannya" ungkap Matthew.
Karla sedikit mendorong tubuh Matthew yang bergerak mendekatinya, "Matthew, you know that we're just friend, aku dan Peter hanya berteman baik, dia sudah menjadi sahabatku sejak lama, kau tidak bisa memutuskan tali persahabatan kami semudah itu, dia selalu mendukungku sejak awal" protesnya.
"well, tapi persahabat kalian sangat tidak normal, aku seorang dating coach, aku jelas mengetahui gerak gerik kalian terutama Peter, entah mengapa aku selalu merasa ada sebuah energi diantara kalian, energi yang sangat kuat mengikat kalian berdua, aku yakin dia menaruh hati padamu, aku tidak buta" jelas Matthew.
Karla terdiam sebentar, kemudian mulutnya bergumam "apapun itu bukan urusan kita, bukankah kau mengajariku jika kita tidak bisa menyalahkan perasaan orang lain? Seandainyapun jika Peter masih mencintaiku, aku tidak bisa melarangnya, dia adalah lelaki yang sangat baik" ungkapnya.
Matthew terlihat terkejut, "MASIH? MASIH MENCINTAIMU??? jadi dia pernah mengungkapkan perasaannya padamu?" ucap Matthew penuh tanda tanya. Karla tak menjawab, "jawab Karla!!" bentaknya.
"maksudku dia selalu mencintaiku sejak awal, kami sudah seperti saudara" jawab Karla gugup.
Matthew terlihat mencurigai sesuatu, "kau tidak berselingkuh dengannya kan?" selidiknya.Karla menggelengkan kepalanya, "no Matthew, aku tak pernah mengkhianatimu, aku bahkan memberikan cintaku hanya untukmu" jelasnya, 'meskipun aku harus menahan sakit yang teramat dalam karena telah membuat Peter terluka' ungkapnya dalam hati.
"apa kau bisa dipercaya?" tanya Matthew.
"terserah" jawab Karla singkat.
Matthew menatap wajah kekasihnya itu dalam - dalam, "okay, aku percaya" ungkapnya sambil melangkahkan kakinya sedikit lebih dekat pada kekasihnya itu.Karla menahannya seketika, "mau apa kau?" tanyanya.
Matthew mengerutkan keningnya, "kita sudah lama tidak melakukannya, aku merindukanmu Karla" ucapnya.
"tapi aku akan segera ke tempat rehearsal, aku harus bugar dan kuat" jelas Karla."it's okay, aku hanya meminta dua ronde saja, setelah itu kau bisa pergi ke tempat rehearsalmu sayang" pinta Matthew.
"tidak bisa, Sara dan Calvit sedang menungguku, tidak enak jika mereka dibiarkan menunggu lama" tegas Karla."kau betul - betul menolakku? Padahal kita sudah lama tidak melakukannya, kenapa kau seperti ini?" bentak Matthew.
"semua salahmu, kau datang secara tiba - tiba sehingga aku tidak bisa mengatur jadwalku, kau harus faham jika aku adalah seorang penyanyi, aku harus pandai mengatur waktuku sebisa mungkin agar semuanya lancar, setidaknya tunggu sampai aku pulang" jelas Karla menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friend is My Partner
Lãng mạnPeter & Karla (SM & CC) Dua orang innocent yang saling menyayangi namun tak tahu bagaimana caranya untuk berkomitmen mengenai hubungan mereka ditengah status "persahabatan abadi" yang mereka jalin dan mereka akui di muka publik. Setiap orang pada u...