Disinilah Jimin menginjakkan kakinya sekarang.
Bandara.
Jimin telah meyakinkan dirinya sebelumnya. Berhari hari ia renungkan dan mungkin dengan pergi adalah cara terbaik yang harus ia lakukan sekarang.
Beberapa hari yang lalu, Taehyung kembali mendatangi apartemen Jimin. Yang tentunya akan ditolak mentah-mentah oleh Jimin.
Setelah kejadian ini, menurut Jimin semua sudah berakhir. Ia bahkan telah memblokir semua media sosial milik Taehyung dan seluruh kawannya terkecuali keluarganya.
Jimin masih sangat ingat, kemarin Taehyung berada didepan apartemennya dari pagi sampai malam hari. Jujur Jimin khawatir, tetapi untuk kali ini biarkan ia egois. Dengan berpura pura tidak peduli.
Pria manis ini kembali meratapi segala yang sudah terjadi ini. Jujur, ia lelah. Ia lelah dengan semua tekanan yang sudah terjadi selama ini.
Dan akhirnya inilah yang terfikirkan olehnya. Bahasa kasarnya kabur mungkin? Dengan melarikan dirinya bisa saja ia bilang saat ini ia mencoba kabur dari semua ini.
Jimin telah mendengar suara yang mengatakan bahwa pesawat yang akan ia tuju akan segera berangkat, ia kembali meyakinkan diri.
'Terima kasih atas semua ini Taehyung. Percayalah, aku masih sangat mencintaimu hingga detik ini. Tapi untuk sekarang, biarkan aku mengobati lukaku ini Tae. Selamat tinggal. Semoga kita bisa bertemu kembali.'
Jimin melangkah kakinya menuju pintu pesawat yang telah menantinya pergi. Sesaat sebelum ia kembali melangkahkan kakinya pergi, seseorang yang sangat ia kenal meneriakinya.
"JIMIN!!"
**
"Apa yang kamu lakukan disini Tae?!"
Jimin mencoba untuk tidak marah. Bagaimana bisa, Taehyung yang sangat tiba-tiba mendatangi bandara. Padahal ia tidak memberitahukan kepada Taehyung bahwa ia akan pergi.
"Aku mohon Jim, jangan pergi." Taehyung mengabaikan pertanyaan Jimin dan tangannya perlahan mencoba memegang tangan orang yang sangat ia cintai itu.
"Tidak Tae. Aku harus pergi." Jimin melepaskan pegangan yang membuatnya bisa tergoyah.
"Kenapa? Kita bisa mengulang semuanya Jim. Kumohon izinkan aku Jimin. Izinkan aku kembali bersamamu." Taehyung kini menangis didepan orang yang kini tengah menahan tangisnya sekuat tenaganya.
"Semua sudah berbeda Tae. Kau akan menemukan yang lebih baik dariku. Percayalah, aku akan selalu mendukungmu.. Sebagai sahabat." Taehyung dengan cepat menggeleng. Tidak terima dengan perkataan Jimin.
"Tidak. Hanya kau yang ada dihatiku Jim. Aku tidak ingin siapapun itu!" Taehyung memegang kedua pundak Jimin. Jimin awalnya terkejut. Mencoba melepaskan tetapi sayang, tenaga Taehyung lebih kuat daripada dirinya."T-tae lepaskan kita sudah ber-"
Taehyung dengan cepat menyatukan kedua belah bibirnya. Tidak memperdulikan orang orang yang akan melihat ini. Bahkan pukulan Jimin dipundaknya tidak dihiraukan olehnya.
"Tae- hmmp!" Jimin menangis. Taehyung benar benar menyakiti dirinya jika begini.
"Aku dulu pernah mengatakan padamu bahwa aku tidak akan pernah melepaskan mu. Aku tau kau ingat itu Jim." Ucap Taehyung setelah melepaskan pangutan paksanya tersebut. Matanya mengartikan bahwa dirinya sudah sangat lelah sekarang.
"Kau sendiri yang telah membuat semua seperti ini Taehyung! Aku harus pergi sekarang. Kumohon lepaskan aku!" Taehyung menggeleng. Semakin mengeratkan genggamannya.
"Tae-hyung?"
Kedua insan tersebut menoleh. Sesosok yang berhasil menghancurkan hubungan mereka berdua ternyata.
"J-jungkok?" Jimin kembali memanfaatkan situasi. Dengan segera dihempaskannya tangan Taehyung dan segera berlari menjauhinya. Air matanya jatuh saat itu juga.
'Maaf Tae.. Aku ingin melupakan semuanya..'
Dengan segera Jimin memasukkan dirinya kedalam pesawat yang akan membawanya pergi ini.
Disisi lain, Taehyung terguncang. Ditatapnya tajam Jungkook yang berada dibelakangnya.
"Sudah puas? Sudah puas kau membuatku dibenci oleh Jimin? Apa masih kurang?" Jungkook menggeleng.
"T-tidak hyung, aku benar-benar tidak tahu aku-"
"Persetan! Aku membenci dirimu Kook!"
Taehyung melangkahkan kakinya. Mencoba mencari kembali dimana Jiminnya. Walaupun ia tahu hasilnya akan nihil.
Taehyung menangis. Menangis atas semuanya. Seandainya jika ia dulu tidak bertemu Jungkook, tidak menyetujui ucapan temannya yang saat itu bilang ingin mendekatkan dirinya dengan Jungkook. Seandainya semua itu tidak terjadi.
Mungkin semuanya akan berbeda. Jiminnya saat ini masih bersamanya. Ia dan Jimin tidak akan melalui kejadian saat ini.
Dan sungguh ia benar-benar sangat menyesal.
"Jimin..."
End. :))
Maaf agak gaje ya hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [vm]
Fanfiction[ complete✨ ] Story dari kehidupan sehari-hari Kim Taehyung dan Park Jimin. [ Dont forget to give me feedback, and follow me before read this book 。◕‿◕。 ] Happy reading<3 Start : 4 Desember 2019 End : 26 Juli 2021