[hurt]
Sudah hampir seminggu sejak Taehyung menyuruh adik kelas petakilannya untuk tidak menempeli dirinya, Jimin tidak pernah lagi terlihat mendekatinya.
Pernah saat hari ketiga Jimin tidak menempelinya lagi, mereka bertemu secara tidak sengaja dikantin sekolah. Ia tahu, Jimin melihat dirinya saat itu. Tetapi pria yang lebih muda darinya itu tampak acuh dan kembali mengobrol dengan Bambam yang ia tau merupakan sahabat Jimin itu.
Apa gertakannya minggu lalu terlalu berlebihan? Biasanya jika ia membentak Jimin agar tidak mengikutinya, semua ucapannya hanyalah masuk kuping kanan keluar kuping kiri, alias tidak berguna. Jimin masih akan tetap mendekatinya.
Oh, atau karena ia mengatakan jika Yoongi merupakan kekasihnya?
Itu semua bohong. Yoongi itu sepupunya. Ia terpaksa berbohong agar Jimin berhenti mengikutinya. Dan ternyata itu berhasil. Jimin tidak lagi mengikuti atau segala macamnya.
Tetapi entah kenapa Taehyung merasakan sesuatu yang hilang?
....
"Jimin, lo serius ngikut mereka ke bar?" Jimin mengangguk dengan semangat. Bambam yang melihatnya hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Jika Jimin sudah yakin maka artinya tidak ada yang bisa berubah.
Sejak seminggu yang lalu, saat mereka bertemu dengan Taehyung dan Yoongi di cafe dekat sekolah, Jimin berubah. Bukan lagi Jimin yang periang dan ramah.
Tetapi menjadi Jimin yang liar. Jimin yang tidak akan segan berciuman dengan siapapun. Bahkan ia pernah menemukan Jimin yang hampir tidak berbusana dibelakang sekolah dengan orang yang ia ketahui bernama Kim Namjoon, wakil ketua osis.
Bambam tidak habis pikir. Entah apa pikiran sahabatnya itu. Bermain hingga larut malam. Bahkan tak jarang ketika tengah malam Bambam terbangun akibat suara teriakan Jimin membentak ayahnya yang juga nampak memaki dirinya. Biasanya yang Bambam tau, Jimin hanya akan diam saja. Menerima segala yang diberikan ayahnya dan besoknya Bambam akan melihat luka di wajah dan tubuh Jimin.
"Lo kemaren juga abis dari bar kan? Masa sekarang mau ke bar lagi?"
"Ya emang kenapa? Wajar kan?"
"Lo sama siapa nanti kesana?"
"Eum, Kak Jungkook. Lo tau kan?" Bambam membelalakkan matanya lebar. Jeon Jungkook? Jeon Jungkook yang terkenal akan sifat mem-bully-nya. Semua siswa takut dengan Jungkook. Namun sekarang?
"Lo gila?! Gak. Lo gak boleh ke bar."
"Kenapa? Dia mau bayar gue kok! Apalagi dia bilang bakal naikkin bayarannya kalau gue mau tidur sama dia."
"Gak waras lo Jim." Jimin menganggukkan kepalanya. Membuat Bambam semakin bingung dengan sahabatnya ini.
"Semua sifat buruk itu gue punya. Goblok, murahan, gila, apalagi?'
"Lo bukan Park Jimin sahabat gue."
"Gue bukan Park Jimin! Park Jimin udah mati! Dia terlalu lemah! Terlalu ngejijikin!" Bambam terkejut begitu Jimin berteriak sembari menangis. Untungnya kelas sedang sepi sekarang.
"Jim—"
"Gue itu anak haram! Untuk apalagi gue hidup didunia ini? Jadi anak sukses? Cih. Persetan. Nanti juga gue bakal berakhir jadi jalang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [vm]
Fanfiction[ complete✨ ] Story dari kehidupan sehari-hari Kim Taehyung dan Park Jimin. [ Dont forget to give me feedback, and follow me before read this book 。◕‿◕。 ] Happy reading<3 Start : 4 Desember 2019 End : 26 Juli 2021