Chapter 30

1.5K 146 25
                                    

[Masih mikir apa judulnya]

————————

"Hah.. Lagi?"

Jimin menatap jengah pada seseorang yang kini tengah duduk diranjang uks sekolahnya. Orang tersebut hanya menunjukkan senyum kotaknya.

"Hehehe maaf ya Ji?" Jimin tidak menanggapi. Matanya menatap sekitar wajah Taehyung yang terdapat bogeman yang lumayan banyak.

Kekasih Jimin, Taehyung itu memang sudah dikenal dengan urakkannya. Dan jangan lupakan hobinya yang bertawuran kemanapun. Seperti saat ini. Taehyung mendapatkan hadiah luka-luka dari aktivitas tawurannya itu.

Jimin bingung. Mengapa ia bisa menerima Taehyung begitu saja? Padahal jika dilihat dari kriterianya, Taehyung jauh sekali. Entahlah. Jimin masih tak menyangka saja.

"Ji?" Jimin menjawab dengan dehaman. Menyibukkan dirinya dengan membersihkan luka diwajah yang Jimin akui tampan itu.

"Marah ya Ji?" Jimin mendelik. Setelahnya ia sedikit menekankan kapasnya. Membuat Taehyung sedikit meringis.

"Ngapain masih nanya lagi?"

"Maaf Ji.. Janji ini yang terakhir deh hehe." Lagi, Jimin tidak membalas perkataan Taehyung. Ucapannya sama dengan yang diucapkannya seminggu yang lalu.

"Kemarin katanya yang terakhir, sekarang yang terakhir juga. Nanti taunya?" Ucap Jimin sembari membereskan kotak P3K milik sekolah.

"Ehehe janji ini yang terakhir kok!" Jimin menatap Taehyung menyelidik.

"Bener?" Taehyung mengangguk semangat. Hanya begini saja Jimin sudah luluh.

"Sini sayang." Jimin menurut. Mendudukkan dirinya disebelah Taehyung. Membiarkan kekasihnya memeluk dirinya. Menghirup aroma tubuhnya.

"Kangen kamu~" Ucap Taehyung manja. Membuat Jimin terkekeh kemudian mengusap rambut hitam yang sudah mulai memanjang itu.

"Suruh siapa ikut-ikut tawuran segala macem? Aku kan gasuka."

"Tapi itutuh penting Ji. Aku harus ikut kemarin. Kalo ga penting aku gak ikut kok." Jawab Taehyung.

"Pokoknya aku gak mau lagi liat kamu penuh luka kayak gini. Kalo sampai kamu berantem ataupun tawuran kita putus." Taehyung yang mendengarnya segera menaikkan wajahnya menatap kekasihnya dengan penuh tanya.

"Kok gitu?"

"Iya gitu. Aku gak mau kamu berantem, tawuran terus Tae. Kamu itu udah kelas 12. Waktunya belajar, bukannya ngelakuin hal gak jelas kayak gitu."

"Aku tau Ji. Aku belajar kok! Lagian kan aku udah bilang kekamu, aku berantem, tawuran, itutuh penting. Bukannya gak jelas kaya yang kamu bilang." Kini Jimin juga menatap Taehyung tak percaya. Tangan mungilnya meremas seragam osisnya kuat-kuat.

"Yaudah pokoknya aku gak mau tau. Kamu tawuran lagi kita putus." Final Jimin berjalan keluar. Meninggalkan Taehyung yang sedikit emosi itu.

"Arghhh!" Taehyung mengusak rambutnya. Bingung apa yang harus ia pilih.

***

Pasca satu minggu mereka beradu debat, Taehyung dan Jimin sudah kembali mesra. Seolah debat kemarin tidak pernah terjadi.

Taehyung menunggu dirinya pulang kala itu. Meminta maaf sudah emosi karena berbeda pendapat. Jimin juga meminta maaf karena sudah emosi. Tetapi bukan berarti Jimin menarik ucapannya. Membuat Taehyung mau tidak mau menyetujuinya.

Our Story [vm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang