Selepas Seungwoo mengantarku kembali ke apartemen, aku segera membersihkan diri dan kembali bekerja. Ya, mencari ide cerita untuk event perpustakaan.
Sejujurnya, hari ini aku sangat lelah tapi aku tidak bisa melepaskan tanggung jawabku begitu saja. Dengan secangkir kopi dan sekotak coklat mawar hasil ideku, aku bergadang membuat ide cerita.
"Tidak. Pasti ditolak."
Aku mengacak rambutku frustasi. Ini sudah jam satu pagi dan sudah puluhan cerita kubuat, tapi entah kenapa firasatku mengatakan Bu Lee tak akan menyukainya.
Sambil berpikir, tanganku mengambil coklat di dalam kotak lalu memakannya.
"Oh," tiba-tiba saja sesuatu terlintas di kepalaku.
🍫
"Hm .... menarik. Oke, diterima, sekarang buatlah buku bergambar itu."
Aku buru-buru keluar dari ruangan Bu Lee karena sudah tak tahan untuk tersenyum dan melompat kegirangan.
"DITERIMAAAA!!" ujarku pada rekan-rekan kerjaku yang lain.
Kami semua bersorak kegirangan dan segera memberitahu tim untuk mulai bekerja.
"Tapi memang ceritamu ini tentang apa sih?" tanya Jihyo.
"Hmm ... kamu tau kan saat hari natal biasanya anak-anak akan menunggu Santa memberi hadiah, tapi aku menggantinya dengan boneka salju."
"Boneka saljunya ngapain?"
"Dia akan datang mengetuk pintu rumah setiap anak lalu memberikan salju dengan berbagai bentuk. Saat saljunya dimakan, mereka akan terasa manis seperti coklat."
"Dan akhir ceritanya?"
"Nanti juga kamu tau," balasku lalu mulai memperhatikan bagaimana Jihyo bekerja. "Sudah kamu buat saja dulu ilustrasi gambarnya habis itu serahkan ke tim coloring, setelahnya baru ditambahkan teks. Ah, kamu juga harus kerjasama dengan tim texting soalnya kan sketsa gambarmu harus sesuai sama textnya."
"Lagian kenapa juga sih aku harus pegang dua bagian? Bendahara dan tim design? Yang benar saja!" omel Jihyo.
Aku menjitak kepalanya sebal. "Hei, dengar yah, kamu itu bekerja dibantu oleh timmu. Lihat aku, aku buat ide cerita sendiri dan ditolak berkali-kali! Eunbi juga pegang dua bagian, sekertaris sama tim texting, tapi dia nggak ngoceh kaya kamu."
Jihyo hanya merenggut tak suka lalu kembali bekerja.
Ong kemudian menghampiriku dengan dua gelas kopi. "Kita akan begadang selama dua bulan kedepan. Jangan lupa targetnya adalah 1000 buku."
Dan ucapan Ong sukses membuat kami semua yang mendengarnya mendesah frustasi.
"Ayo ke tim dekorasi, aku mau liat kerjanya mereka."
"Iya, yuk," ujar Ong.
Sampai di tim dekorasi ternyata yang bekerja sangat sedikit karena sebenarnya cukup sulit memanajemen waktu untuk membuat dekorasi dan bertugas di perpustakaan. Aku juga jadi harus turun tangan membantu tim dekorasi, sementara Ong kusuruh membantu staff lain yang bertugas.
Kupikir tim dekorasi hanya membuat dekorasi sederhana, tapi aku lupa soal keberadaan Chanyeol disini. Pria itu selalu punya ide cemerlang yang tak pernah dipikirkan orang lain, seperti mengubah kapas jadi butiran salju cantik atau kertas karton bekas menjadi hiasan pintu seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daddyable | Han Seungwoo
Fiksi Penggemar"Aku benci coklat, tapi aku nggak benci rasanya."