Seungwoo Pov
Aku agak kesal dengan Shia yang memilih menunggu toko dan tidak mengikutiku ke lantai dua untuk bicara dengan Wendy. Dia nggak takut aku selingkuh atau apa gitu? Ah, tapi ngapain juga selingkuh sama Wendy.
"Itu apa?" tanyaku to the point.
"Buka aja sendiri," ujarnya menyerahkan paperbag besar itu.
Aku lalu membuka paperbag itu dan terdapat banyak album foto. Aku mengambil salah satu album tersebut dan membukanya, ternyata ini album foto Seola, Wendy, dan aku semasa sekolah dulu di Swiss.
"Ada juga album waktu kalian nikah."
"Ini apa?"
"Oleh-oleh kan kataku."
"Maksudnya apa sih?" tanyaku kesal.
"Seola titip pesan seminggu sebelum lahiran ke aku."
"Ngapain dia titip pesan ke kamu? Terus setelah 14 tahun kamu baru ngomong ke aku?"
"Hey, calm down, Han. Ada alasannya."
"Apa? Buat hasut Dongpyo?" tanyaku sengit sementara Wendy sudah menghela nafas kesal.
"Seola berjaga-jaga kalo dia nggak selamat," ujar Wendy, "terus nitip pesan ke aku. 'Kalo aku kenapa-napa, tolong kasih tau semua hal tentang aku ke si jagoan karena Seungwoo pasti bakal nutupin semuanya', kurang lebih begitu pesannya."
Aku diam. Seola tau bahwa kemungkinannya selamat adalah 50:50, tapi dia masih mau mengambil resiko untuk Dongpyo dan dia tau bahwa aku akan menutupi semua tentangnya dari Dongpyo.
Bukan maksudku untuk menjauhkan Dongpyo dari ibunya, tapi kupikir lebih baik Dongpyo nggak tau apa-apa soal Seola.
Dongpyo itu anaknya suka mikirin macam-macam, aku nggak mau dia berpikir kalo dia yang buat Seola berakhir kaya gitu.
Aku lalu memasukkan kembali album itu ke dalam paperbag. "Maksudmu baik yah ternyata?"
"Nggak juga sih, ada maksud lain juga sebenarnya, tapi kamu udah punya pacar," ujar Wendy sambil memainkan rambutnya.
Aku memasang ekspresi cemberut. "Jujur banget yah jadi orang."
"Kan bagus jadi orang jujur. Daripada bohong sampai 14 tahun?"
"Hei!" kataku kesal.
Wendy melihat handphonenya kemudian berdiri. "Aku harus ke bandara, nanti ketinggalan pesawat. Bye."
"Mau pulang?"
"Iya, tokoku disana nggak ada yang ngurusin."
"Oke, thanks."
"For what?"
"For give me this," kataku mengangkat paperbag pemberiannya. "Dan itu Dongpyo juga."
"Mari kita luruskan sedikit permasalahan disini," ujar Wendy, "sebenernya untuk masalah Dongpyo aku nggak berperan banyak."
"Hah?"
"Wanita itu. Jeon Shia. Dia yang berperan banyak. Awalnya emang aku mau gunain semua album itu buat dekat sama Dongpyo dan kamu. Tapi anak itu malah bilang makasih dengan polosnya ke aku karena udah ngenalin Seola ke dia dan cerita kalo dia ke funeral sama kamu dan Shia."
"Jadi kupikir bukan aku yang harus terima ucapan terima kasih darimu, tapi wanita itu yang harus mendapatkannya."
Aku tersenyum sebelum akhirnya melangkah mendekati Wendy dan memeluknya. Jangan salah paham, ini hanya pelukan kembali berteman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daddyable | Han Seungwoo
Fanfiction"Aku benci coklat, tapi aku nggak benci rasanya."