Dongpyo tidak henti-henti bergelayutan ditanganku sambil berkeliling mall. Ya, setelah puas bermain di game center, Dongpyo dan teman-temannya memutuskan untuk berkeliling ke mall terdekat. Aku dan Seungwoo pun hanya menyanggupi keinginan anak-anak ini yang ingin bersenang-senang sebelum berperang dengan ujian akhir semester lusa nanti.
"Tante, Eunsang mau ke toko buku cari buku bahasa Inggris buat ujian. Boleh nggak?"
"Aku juga," sahut Junho.
"Aku mau beli buku kumpulan soal, Tan," tambah Minhee, "seenggaknya pulang harus bawa buku biar nanti mama nggak ngomel."
"Oh iya, boleh kok. Ayo ke toko buku," kataku lalu segera memasuki toko buku terdekat dan teman-teman Dongpyo sudah menjelajah ke berbagai penjuru.
"Kamu nggak ikutan, Pyo?" tanya Seungwoo.
"Nggak, nanti minta ajarin bunda aja hehehe."
Walau belum benar-benar resmi, tapi Dongpyo sudah memanggilku 'bunda' ketika Hyeongjun memekik heboh perihal cincin yang sebelumnya tidak ada dijari manisku namun ketika Seungwoo datang tiba-tiba sudah tersematkan disana.
"Jangan repotin Shia, kasihan lho, ngurusin kerjaan, ngurusin kamu juga. Nilai jelek nggak boleh main yah, Pyo," ancam Seungwoo.
"Ya udah! Ya udah! Aku beli! Prikiiiii, ikutttttt!" Dongpyo langsung berlari memasuki toko buku, mencari keberadaan Eunsang.
Selama menunggu, aku dan Seungwoo juga menjelajahi toko buku, khususnya bagian resep masakan. Seungwoo fokus ke resep membuat dessert, sementara aku fokus ke resep masakan rumah.
"Makan sup ayam kayanya enak," gumam Seungwoo ketika melihat apa buku resep yang sedang kulihat.
"Makan tiramisu juga kayanya enak," balasku saat melihat buku resep yang dilihat Seungwoo.
"Minggu depan ke rumah bunda nggak?" tanya Seungwoo.
"Iya, kamu mau ikut?"
Seungwoo mengangguk. "Kan mau ngomongin soal itu juga."
"Apa?"
"Ituuuuu," katanya menunjuk tanganku dengan dagunya, aku baru sadar maksudnya apa.
Langsung saja kusikut pinggang Seungwoo dan dia hanya tertawa saja sambil merangkulku gemas. Keberadaan anak-anak menghentikan aksi Seungwoo, sehingga dia melepaskan rangkulannya.
Selesai anak-anak membayar, aku dan Seungwoo mengantar mereka pulang dengan mobil masing-masing. Setelahnya aku mampir sebentar ke rumah Seungwoo untuk membuatkannya nasi goreng kimchi sebagai menu makan malam.
"Pyo, belajarnya yang serius yah. Kalo jelek, ayah nggak ajak ke rumah nenek," ujar Seungwoo yang baru saja selesai mandi.
"Ihhhh? Kok?????" pekik Dongpyo yang sedang belajar di meja makan.
"Ya kan jelek nilainya."
"Ya udah, aku belajar!" ujar Dongpyo berapi-api dan mulai menanyaiku macam-macam pertanyaan padahal aku sedang memasak.
Aku bahkan susah payah menyuruh Dongpyo menghentikan aktivitas belajarnya sebentar untuk mengisi perutnya dulu. Duh, Seungwoo itu kalau sudah mengancam benar-benar membuat Dongpyo berapi-api deh.
"Bunda, nginep nggak?"
"Nggak, Sayang. Kan besok kerja, bunda nggak bawa baju juga," ujarku yang masih agak aneh mengucapkan diriku dengan kata 'bunda'.
"Besok bunda nginep yah?" tanya Dongpyo memohon. "Temenin aku belajar. Yah?"
"Hm ... ya udah."
Setelah selesai makan malam, aku menemani Seungwoo cuci piring, lalu pulang ke apartemen dengan perasaan yang masih menggebu-gebu. Kutatap cincin dijari manisku dengan senyum merekah yang tak kunjung luntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddyable | Han Seungwoo
Fanfiction"Aku benci coklat, tapi aku nggak benci rasanya."