1.0

5.6K 922 11
                                        

Rambutku sudah kucepol asal, lengan kemejaku, kugulung sama siku, tanganku sudah mulai sibuk bekerja membantu Seungwoo membuat coklat hasil ideku.

"Diaduk begini?" kataku menunjukkan padanya caraku mengaduk.

"Lebih kuat seperti ini," katanya mengajariku. "Kalau pegal bilang yah."

"Hmhm."

Seungwoo mencuci cetakan yang sebelumnya ia pakai, sementara aku masih sibuk dengan coklat di mangkuk stenlis dalam pelukanku.

Aku pun menjulurkan telunjukku untuk mencicipi coklat didalam mangkuk ini. "Enak," gumamku sebelum akhirnya kembali mengaduk coklat tersebut.

Selesai Seungwoo mencuci cetakannya kemudian mengeringkannya, ia menghampiriku

"Pegal nggak?"

"Nggak kok. Mau coba nggak? Enak loh!" kataku menyodorkan spatula pengaduk yang sudah berlumuran coklat padanya.

Ia menjulurkan telunjuknya dan mencicipinya. "Manis."

"Enak nggak?" tanyaku dan Seungwoo mengangguk.

Selesai mengaduk coklat tersebut, aku dan Seungwoo menuangkan coklat tersebut ke dalam cetakan. Kemudian memasukkannya ke dalam lemari pendingin.

"Yey, selesai!" kataku sambil bertepuk tangan.

"Kenapa kamu yang girang?"

"Aku baru pertama kali buat coklat," jawabku sambil melepaskan cepolan rambutku dan merapihkannya.

"Pertama kali?"

"Hmhm. Kaget yah?" tanyaku.

"Kamu keliatan ahli," puji Seungwoo sambil menutup pintu lemari pendingin. "Sudah tengah malam, ayo kuantar."

Seungwoo melepaskan apronnya, begitu juga denganku. Kami keluarrr dari toko, kupikir Seungwoo hanya akan mengantarku sampai keluar toko, nyatanya Seungwoo justru mengunci pintu dan menyodorkan tangannya padaku.

"Apa?"

"Kunci mobil. Biar aku menyetir sampai apartemenmu."

"Nggak usah. Aku gapapa kok."

"Aku memaksa," katanya dengan lancang merogoh kantung coatku dan menekan kunci mobilku.

"Han Seungwoo," ujarku memperingati.

Seungwoo hanya mengedikkan bahu tak peduli. "Ayo masuk."

"Pemaksaan!" gerutuku lalu masuk ke mobilku.

Seungwoo menyalahkan mesin mobil dan mulai menjalankan mobiku meninggalkan toko coklatnya.

"Terus kamu nanti pulang jalan kaki?"

"Iya. Gapapa kok."

"Yang bener aja? Bawa aja mobilku!"

"Shia," panggilnya.

"Apa?"

"Terima kasih untuk hari ini," katanya lembut. "Aku gapapa kok kalo harus jalan kaki. Lagian deket juga."

🍫

"Ditolak!"

Aku sudah menghela nafas saja, sudah tau pasti ide ceritaku ditolak. Lagipula mana mungkin ide setengah matang yang dibuat tengah malam menjelang subuh begini mau diterima oleh Bu Lee?

Setelah Seungwoo mengantarku ke apartemen, aku segera membersihkan diri dan begadang membuat ide cerita yang sudah tau akhirannya akan ditolak.

Daddyable | Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang