Sekarang gue lagi hormat bendera. Sumpah ini gue capek banget dan kepala gue pusing. Malah pagi ini panas banget. Gue baru ingat kalo gue pagi tadi gak sarapan.
"Gue gak mau terlambat lagi." kata gue lemah.
"Gara-gara apa lo terlambat?" tanya cowok itu.
"Ketiduran. Kalo lo?"
"Ban motor gue bocor tadi di jalan, trus nyari bengkel tapi gak ketemu. Gue cari sampai dapat deh." katanya.
"Trus sama apa lo kesini?"
"Ojol."
"Oh gitu."
"Masih kuat gak lo?" tanya dia.
"Kuat. Tanggung setengah jam lagi kok." kata gue.
Tapi aslinya pandangan gue mulai buram.
"Jeno, gue pusing banget."
Brak!
Habis itu semuanya hitam.
.....
Bau obat-obatan kuat tercium kuat di hidung gue. Udah pasti kalo ini adalah UKS. Gue mulai buka mata perlahan.
"Jeno." panggil gue pelan.
"Iya. Apa?"
Masih aja dingin nya gak ketinggalan.
"Haus."
Jeno ngambil segelas air putih yang ada di atas meja di samping gue.
Gue pun duduk dan neguk segelas air itu.
"Makasih." ucap gue yang ngasih gelasnya ke Jeno.
"Nih makan dulu. Pasti lo belum sarapan." kata Jeno yang ngambil sebungkus roti.
"Kok tau gue belum sarapan?"
"Kalo sarapan, gak bakal kayak gini."
Jeno ngasih sebungkus roti coklat itu ke gue.
"Kok lo gak masuk kelas?" tanya gue.
"Emangnya gak boleh gue disini?"
"Ya boleh sih. Tapi kan gak perlu nungguin gue juga."
"Suka hati gue lah." kata Jeno datar.
"Makasih udah mau nolongin."
"Bukan gue yang gendong lo kesini." kata dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
B U L L Y
FanfictionKisah rumit Yena yang di hadapkan oleh dua pilihan. Terjepit di antara kehidupan si cowok brandal sekolah, Guanlin El Gibran Wijaya dan si cowok super cuek juga dingin, Jeno Aditya Albana Lee. Ada satu kisah yang terselip dari maksud Guanlin namun...