Kisah rumit Yena yang di hadapkan oleh dua pilihan.
Terjepit di antara kehidupan si cowok brandal sekolah, Guanlin El Gibran Wijaya dan si cowok super cuek juga dingin, Jeno Aditya Albana Lee.
Ada satu kisah yang terselip dari maksud Guanlin namun...
Hari ini gue nemenin Guanlin yang lagi beli sepatu. Kata Guanlin dia mau beli sepatu olahraga. Bukan karena sepatunya udah rusak tapi karena dia udah bosan sama sepatunya. Royal sekali ya.
Dia aja ngajak gue ke toko sepatu yang besar. Gue yakin ni toko pasti harga mainnya ratusan ribu sampai jutaan semua. Beda sama gue yang beli sepatu cuman di toko sepatu biasa di pasar.
"Eh bagusan mana?" tanya dia yang bawa dua sepatu. Yaitu warna hitam dan abu-abu.
"Hitam ini bagus nih. Trus bahannya kayaknya juga bagusan yang item."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tapi gue suka modelnya yang warna abu-abu ini."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau gitu ngapain nanya sama gue bambang!
"Ya kalo gitu ambil aja yang abu-abu." kata gue.
"Tapi hitam bahannya juga awet. Tapi kenapa harga nya pada murah sih?"
Pengen gue lempar pake sepatu yang ada di rak.
"Ya kalo gitu beli aja keduanya." kata gue.
"Ya udah beli keduanya aja deh. Mbak, bungkusin dua ini ya." kata Guanlin yang ngasih dua pasang sepatu itu.
Sabar gue mah sabar.
"Baik. Mohon di tunggu ya." kata pegawai itu.
Guanlin pun jalan ke tempat sepatu lain.
Gue yang lagi ngeliat sepatu, tertuju sama sepatu warna putih.
"Ini cantik banget sepatunya. Pasti mahal."
Gue lihat harga sepatu nya tuh 650 ribu. Mehong amat. Duit tabungan gue aja cuman satu juta. Buang-buang duit aja rasanya cuman beli sepatu semahal itu.
Gue aja tadi ngeliat harga sepatu Guanlin yang hitam itu harganya 950 ribu yang abu-abu 830 ribu. Berarti Guanlin ngeluarin duit lebih dari satu juta buat beli dua pasang sepatu. Tapi tadi dia bilang mudah? Haduh anak sultan mah bebas.