▻☽⚜☾◅
16.57 KST.
Seusai dengan aktivitas mandinya, Eunha langsung menuju pada meja belajar berplintur coklat muda untuk berkutat kembali pada buku pelajarannya.
"Eunha-ya!"
"Nee Oppa?"
"Makananmu sudah siap. Cepatlah kemari."
"Baiklah, aku segera datang."
"Masih petang disuruh makan. Dasar Oppa ini." gerutunya seraya menggerakkan kursi rodanya menuju pada meja makan. Eunha cukup mahir dengan alat yang tengah ditumpanginya itu.
"Cepat makan dan selesaikan tugas sekolahmu." tutur Taehyung tengah berdiri disisi meja makan.
Sebuah anggukan mengerti diterima oleh Taehyung. Kemudian pria dewasa itu mulai menjangkau satu porsi makanan untuk sang adik dan langsung saja dilahap oleh gadis berkursi roda.
Taehyung mendudukkan tubuhnya pada salah satu kursi. Menemani Eunha yang tengah makan.
"Oppa sudah makan?" Tanya Eunha setelah menelan sesuap nasi kedalam mulutnya.
"Sudah."
"Ah baiklah." Eunha mengangguk lalu kembali memasukan sesuap nasi kedalam mulutnya.
"Setelah ini kerjakan tugas sekolahmu." kembali Eunha menganggukan kepalanya membuat surai sebahu itu bergerak kecil.
Setiap saat Taehyung kerap menanyainya tentang tugas sekolah.Drtt.
Ponsel Taehyung bergetar panjang. Tanda sebuah panggilan masuk ke nomor telponnya menunggu dijawab. Langsung saja Taehyung mengangkat panggilan tersebut dan menjauh dari Eunha.
"Yoboseo?"
"Nee, saya akan segera datang."
"Siapkan semua berkas-berkasnya."
"Seluruhnya harus benar-benar siap."
"Baiklah tunggu saya."
Sambungan terputus. Hanya rentetan kalimat yang Eunha dengar dari mulut Taehyung. Tetapi ia sama sekali tidak peduli dengan percakapan kakaknya di sambungan tadi. Hanya urusan pribadi bisnisnya.
"Ada apa Oppa?" Tanya Eunha berbasa-basi.
"Tidak. Jangan lupakan tugasmu lalu istirahatlah."
Sebuah anggukan kembali diterima oleh Taehyung. Seusai kegiatan makan malamnya Eunha langsung bergegas menuju kamar beranjak mengerjakan tugas setelah memastikan Taehyung benar-benar hilang dari pandangannya.
"Ada apa Oppa?" tanya Eunha saat mendapati Taehyung berbalik seperti melupakan sesuatu.
"Aku baru ingat kalau memasak air kompornya belum dimatikan."
"Tenang saja Oppa, nanti akan ku matikan."
"Tidak. Tidak akan kubiarkan kau datang diarea itu!."
"Sudahlah, aku saja." Taehyung beranjak dari sana menuju ke dapur
Eunha menampilkan senyuman tipis. Spontan kejadian buruk berputar kembali diotaknya.
"Cih, waktu itu."
Mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat keduanya masih berada di masa lugu-lugunya anak berusia tujuh dan lima tahun membuat Eunha termangu beberapa saat.
"Sangat mengenaskan."
-
Flashback on.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.