1. Seeing You

2K 163 44
                                    

▻☽⚜☾◅

04.57 KST

Hembus angin pagi menderu tenang, memberikan segumpal hawa semangat untuk seorang gadis yang tengah terduduk manis di bangku ruang kelasnya yang lengang. Ditemani hening selagi termangu seorang diri menanti waktu yang sembari bergilir.

Sepasang manik berliannya menatap lepas kearah luar jendela. Langit masih terlihat seperti malam. Hingga perlahan pancaran sinar matahari mulai membias kota, pun matahari yang terlihat semakin lama semakin naik ke peraduan.

Gadis cantik terdiam, namun pikirannya tak kosong. Sebuah senyuman mengulas manis diparas ayunya sesekali berlega hati mensyukuri nikmat kehidupan didunia, mengenal segala ciptaan indah yang kuasa.

Hatinya terasa teduh kala melihat burung-burung terbang lepas kesana kemari bahagia menikmati indahnya alam semesta yang luas tanpa kendala.

Namun senyuman itu melebur seketika akibat pandangannya tersandung pada jendela yang masih tertutup rapat.

-

Yah, gadis itu adalah Kim-Eunbi. Atau lebih akrab dengan panggilan Eunha. Eunha selalu datang paling awal dan pulang paling akhir disetiap harinya. Mewakili untuk mengawal dan mengakhiri menjadi penduduk sekolahan.

Hal ini dilakukan karena kondisi fisiknya yang tidak sama seperti remaja lain. Sedari kecil kakinya sudah tak berfungsi lagi. Tulang kakinya mengalami kerusakan fatal akibat kecelakaan saat Eunha masih bayi berusia tiga belas hari. Tentu saja seluruhnya masih sangat rentan. Semenjak itulah Eunha telah dipastikan tidak akan dapat berjalan diseumur hidupnya.

Hingga disuatu hari Eunha pernah bersikukuh ingin bisa berjalan. Bahkan sempat bercita-cita akan menjadi orang lain. Jelas saja dunia menertawakannya.

Detik berikutnya, Eunha menghela napasnya begitu berat. Tatapan matanya berubah menjadi sendu. Ia berusaha menarik kedua ujung bibirnya menciptakan sebuah senyuman indah untuk menyemangati dirinya sendiri.

"Eunha-ya!." Jung Yerin atau biasa dipanggil Yerin, dia adalah satu-satunya sahabat Eunha sejak tiga tahun lalu.

Yerin berlari kecil menghampiri Eunha dengan durja yang nampak kesal. Eunha menggembungkan pipinya, sudah dapat menebak apa yang akan dikatakan Yerin setelah ini.

Pandangannya tenang. Eunha hanya memperhatikan Yerin yang sudah berada didepannya.

"Rupanya masih saja aku kalah cepat darimu. Padahal aku sudah bersusah payah bangun pagi-pagi untuk berangkat awal. Lebih awal darimu!." kemudian Yerin mengambil posisi duduk dibangkunya. Menatap nyalang lawan bicaranya lalu melempar pandangannya kearah dinding langit-langit dengan napas naik turun akibat berlari dari pintu gerbang sampai kelas.

Yerin membuang napas panjang lalu kembali menatap si lawan bicara. Yang ditatap hanya mengerutkan dahi.

"Tapi, lihat!"

"Masih saja kau yang lebih awal dariku. Ada apa dengan gadis ini kau tak ingin membiarkanku bahagia karena hal itu, huh?" Yerin menangkup kedua pipi Eunha lalu mencecak gemas pipi chubby itu dengan kedua tangan putihnya.

Keinginan Yerin sejak lama adalah berangkat lebih awal dari Eunha. Tetapi hasil tidak pernah dicapai sekalipun olehnya. Menyedihkan bukan?

Eunha meringis kecil berharap kedua pipinya tidak membesar karena cubitan Yerin. Gadis itu memang sangat antusias. Eunha benar-benar bersyukur karena Tuhan mempertemukan seseorang seperti Yerin padanya, seseorang yang selalu mengerti dan selalu membuatnya mempertahankan senyuman. Mereka telah menjalin persahabatan yang berjalan cukup lama.

HOPE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang