▻☽⚜☾◅
07.15 KST
Bias matahari menerobos jendela seperti semestinya. Udara pagi yang hangat mampu menyusup kedalam ruangan persegi panjang yang tengah terisi beberapa siswa didalamnya.
Gadis berparas manis tengah berkutik pada buku catatan untuk bersiap pada jam pertama Ujian Nasional. Terlihat Eunha tengah menghafal isi buku untuk dituangkan pada suatu moment terpenting dalam masa SMA-nya.
Hingga atensi matanya teralih pada sosok pria yang baru memasuki ruangan. Daniel memasang air muka se-datar mungkin didepan Eunha.
Terlihat tatapan gamang dari Eunha kala mendapati Daniel yang tampaknya benar-benar tak ingin berbicara dengannya lagi.
"Nee, yoboseo?"
"Nee, aku akan bergegas setelah menyelesaikan ujianku."
"Jangan terima siapapun setelah kau tau milikku cocok untuknya."
"Nee, Arraso."
"Nee."
Mata Eunha masih menyorot pada pria diseberangnya yang tengah mengangkat sebuah panggilan telpon.
"Cih! Dia bahkan tak menatapaku sekalipun." Decih Eunha sinis senantiasa meminimalisir nada suaranya.
"Siapa yang tidak menatapmu?"
Suara tak asing itu berhasil membulatkan kedua bola mata Eunha yang tengah mencibiri Daniel. Detik berikutnya Eunha menoleh cepat dan mendapati sosok sahabatnya tersenyum merekah kepadanya.
"Yennie-yaa!!"
Spontan Eunha memekik karena terlalu senang melihat Yerin yang akhirnya kembali. Matanya mulai memerah padam menampung genangan air mata yang telah siap untuk terjun. Dan jatuh dalam dekapan Yerin. Yap, Eunha benar-benar merindukan gadis itu saat ini. Rasanya ingin sekali ia mengumpati Yerin, namun tidak untuk saat ini karena mengingat sebentar lagi waktu mengerjakan akan dimulai.
Sudah hampir empat bulan lamanya mereka tak saling bertemu. Jelas saja Eunha merasa sangat kesepian sekepergian Yerin. Jika saja akhirnya ia tak pernah bercekcok dengan Daniel, mungkin selama ini tidak ada lagi nyawa yang tersisa dalam kesehariannya disekolah.
Daniel-lah yang telah sanggup menggantikan peran Yerin untuk Eunha. Sejujurnya pula, Eunha sungguh berterimaksih pada pria itu karena telah ada disaat ia sedang membutuhkan seorang teman.
Seusai ujian pun mereka berbincang lama dan memilih untuk lebih lama tinggal didalam sekolah. Bercerita tentang seluruh keluh kesah masing-masing dalam 3 bulan perpisahannya.
-
14.12 KST.
Klek,
Ctarr.. ctass..
Seorang pria gagah berdiri tegap menghadap fokus pada salah satu titik pembidik senapan disebuah area luas didalam ruangan. Menutupi sebelah pandangan matanya dan berfokus membidik menggunakan mata dominannya.
Sudah hampir lima tahun Taehyung tak bersentuhan dengan benda hitam bersenapan itu. Dibilang mahir itu dahulu. Namun kini pria itu harus mengasah kembali bidikannya agar sempurna seperti dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.