▻☽⚜☾◅09.43 KST.
Yuju terpaku sendiri kala melihat wajah pucat Sinb yang terbaring lemas diruangan ICU dengan peralatan medis yang menampung tubuhnya.
Yuju memandang Sinb dengan tatapan nanar. Ia mulai merasakan sekujur tubuhnya bergetar dan air matanya mulai jatuh menetes kala membayangkan perjuangan Sinb untuk bertahan hidup dengan beberapa alat medis yang menopangi tubuhnya.
Yuju terdiam menggigit bibir bawahnya lalu menatap langit-langit ruangan dan sesekali ia memanjatkan doa berharap Sinb bisa bertahan.
"Sinb-ya.. Maafkan aku, Sinb-ya.. Kumohon bangun." lirih Yuju. Ternyata hatinya terasa sangat pilu ketika melihat Sinb tidak berdaya seperti ini. Beberapa kali ia mengutuk perlakuannya beberapa bulan yang lalu karena telah berbuat gila terhadap Sinb.
"Gila! Kau benar-benar gila!" Yuju mengepalkan erat telapak tangannya. Ia benar-benar menyesal akan kelakuannya yang sangat gila terhadap sahabat baiknya sendiri. Ia bahkan akan membenci dirinya seumur hidup jika Sinb akan hilang untuk selama-lamanya.
Flashback on.
"Taehyung-ah.. Tunggu aku." Sinb berlari dengan napas yang tersenggal. Ia merasakan kepalanya memberat.
Taehyung yang sudah jauh darinya pasti tidak mendengar panggilan dari Sinb. Pandangan matanya mulai pudar ketika matanya berusaha menyapu jalanan mencari keberadaan Taehyung. Sinb menundukan kepalanya mengurangi pening yang tiba-tiba timbul dikepalanya. Ia sudah merasa kakinya kelu sudah tidak kuat lagi untuk berlari.
Pasalnya mereka berdua berlari karena ingin bersembunyi dari wanita paruh baya yang gila dan mengaku-ngaku Taehyung menghamilinya. Sinb pun juga diincar dengan tuduhan perebut Taehyung kekasihnya yang bernama Yoon-Jiyeon. Mereka berlari bukan karena tidak sanggup mengelak halusinasinya, namun karena orang itu mengancam mereka dengan senjata tajam.
Bodohnya, Taehyung malah melupakan Sinb yang masih tertinggal dibelakangnya hingga kini Sinb terjatuh dengan posisi duduk dipermukaan aspal. Tetapi, memang hari itu Taehyung tidak tau akan penyakit yang barusaja diidap oleh Sinb. Hanya Yuju yang tau akan hal itu.
Yuju diam-diam melihat Sinb dari jauh yang terjatuh lemas. Ia bergegas membawa Sinb pergi dari sana namun pandangan Sinb kabur tubuhnya sudah sangat lemas hingga tidak tau siapa yang memapahnya.
Perlahan Yuju memapah Sinb menjauh dari area itu. Sinb tidak tau siapa yang membawanya, ia tidak tau harus senang atau bahkan merasa takut dibawa pergi menjauh dari sana. Mulut Sinb masih mengatup diam karena dirinya sudah tidak sanggup untuk berkata-kata lagi.
Pasalnya, hari itu Sinb tengah mengidap penyakit ganas walaupun masih pada masa bibit awal namun sudah terlihat dari aktivitas Sinb yang lebih sering kelelahan dihari-harinya.
"Kau tunggu disini dulu Sinb-ya. Aku akan membelikanmu air mineral terlebih dahulu." Yuju beranjak dan mulai berjalan menuju ke sebuah toserba.
"Tunggu." Sinb mulai membuka suara setelah lamanya perjalanan menuju tempat duduk.
Yuju menghentikan langkahnya kemudian menoleh,
"Kau siapa?" Sinb masih dengan menutup matanya akibat kepala yang masih terasa pening.
"Sinb-ya! Ini aku Jeon-Yuna. Sahabatmu."
"Kau tunggu disini. Jangan kemana-mana" kembali Yuju beranjak untuk membeli sebuah minuman untuk Sinb.
Sebelumnya, Yuju membeli juga sebuah obat ilegal, seperti obat penyebar penyakit agar lebih cepat menjadi stadium akhir. Setelah itu Yuju mencampurkan obat tersebut kedalam minuman yang baru saja dibelinya. Yuju baru saja membeli sebotol jus untuk Sinb.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.