▻☽⚜☾◅
21.45 KST
Setelah bergelut dengan sekepal konsentrasi. Eunha langsung merebahkan tubuhnya mencari posisi nyaman guna melepas penat.
Gambaran paras menawan Jungkook mendadak menelisik kedalam pikirannya. Wajah teduh itu selalu muncul untuk menenangkannya.
Eunha menguap beberapa kali, tampaknya gadis itu sangat lelah karena mendapat terlalu banyak tugas sekolah. Ditambah ia harus membenahkan buku pelajarannya yang rusak akibat ulah Daniel.
Napasnya berhembus berat melega. Kedua manik matanya masih tenang menatap kearah langit-langit putih ruangan. Kedua sudut bibirnya tanpa sadar menarik menjadikan sebuah ukiran indah diparas manisnya.
"Jeon Jungkook." gumam Eunha sebelum memejamkan mata.
▻☽⚜☾◅
23.23 KST.
Jungkook membenahkan kerah bajunya sebelum meninggalkan sebuah club. Dengan penampilan yang cukup mengundang perhatian para gadis ia dibuat cepat-cepat beranjak dari sana karena tak ingin mengulur waktu hanya karena sosok gadis menghampirinya. Saat ini ia sedang buru-buru untuk menemui Yuju. Si kakak perempuannya.
Drrtt.
Ponselnya kembali bergetar ketika Jungkook tengah berada di perjalanan menuju ke tempat tujuan. Ia tau panggilan itu pasti dari Yuju. Jungkook mengambil ponselnya untuk mengangkat panggilan dari Yuju.
"Tunggulah sebentar aku sedang menyetir. Kau ingin aku celaka hah!" racau Jungkook seraya menyelipkan benda persegi panjang itu disisi helm dan telinganya.
"Ini sangat, darurat Kookie! Cepat--"
"Berisik! Hanya itu yang kau bisa." Jungkook langsung mematikan sambungan telponnya. Ia mulai merasa kesal pada wanita menyebalkan diseberang sana.
Beberapa klakson mobil dan motor berbunyi nyaring menyembur Jungkook. Pria itu nampak gusar hingga menyetir dengan ugal-ugalan. Namun Jungkook tetap tak menghiraukannya, ia masih dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya.
Jungkook merasakan ponselnya bergetar kembali. Lagi-lagi Yuju membuatnya kacau.
"Argh! Yang benar saja!" Jungkook mengerang kesal. Ia akan bertambah gusar karena atensinya dialihkan oleh panggilan dari Yuju.
-
Pada menit berikutnya Jungkook telah sampai pada tempat tujuan yaitu dirumah sakit. Ia memarkirkan kendaraannya, lalu berjalan cepat menghampiri Yuju yang tengah tak sabaran.
Terlihat Yuju dengan tatapan membara karena kehadiran Jungkook. Yang ditatap justru memasang ekspresi datar karena kesal. Pria itu hanya mengangkat alis bertanya kenapa wanita itu memanggilnya.
"Sinb. Dia keritis lagi. Kata dokter dia harus melakukan kemo dalam keadaan komanya, tapi biayanya sangat mahal. Jelas aku tidak bisa menanggungnya." Jungkook mengernyitkan dahinya. Ia tidak menyangka setelah berbalap liar seperti tadi ia hanya menerima celotehan tidak penting dari sang kakak perempuan.
"Lalu?"
"Bergegaslah beri tau Taehyung lalu mintalah biaya untuk kemo Sinb." Jungkook tersenyum miris dan berdecih memalingkan pandangannya. Ia benar-benar diuji sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.