▻☽⚜☾◅
14.04 KST
Sebuah knop pintu dibuka oleh pria berinfus. Memasuki ruang rawat Yuju dengan Eunha yang menemaninya. Jungkook menderapkan langkahnya mendekat menuju kursi disisi bangsal tempat Yuju terbaring tak kunjung sadarkan diri. Mendudukan tubuhnya dengan memandang tubuh lemah sang kakak perempuannya yang tengah tak berdaya.
Yuju koma dalam beberapa hari. Jauh dari ulah senapan peluru yang menyambarnya, Yuju sudah mengalami stres berat hingga kelelahan fisik dan mental. Sangat jelas terlihat dari kulitnya yang begitu pucat.
"Dia memang salah, tapi perbuatan melukai dengan senapan sudah terlalu kejam."
Eunha yang mendengar itu hanya terdiam dengan ekspresi rasa bersalahnya masih ada.
"Seharusnya aku menyuruh pengawalku melindunginya juga. Ma—."
"Apa kau akan terus bersikap seperti itu! Sudah jelas itu bukan kesalahanmu. Apa jadinya jika itu ulah diantara keluargamu? Kau akan meminta maaf pada kami sampai akhir masa?."
"Baiklah, aku hanya merasa bersalah saja."
Mata berobsidian cerah itu berpusat kembali pada kondisi kakak perempuannya. Dengan tatapan mengeras ia menegaskan niat dalam benaknya untuk mengungkap sebuah kejahatan yang terekam oleh ponselnya beberapa saat yang lalu.
-
14.20 KST.
Taehyung berdiri menyilang dada disebuah pekarangan tempat ia berlatih bermain senapan. Dengan pandangan kosong dan tak bergulat. Hanya seyuman miring yang Taehyung terbitkan kala pamdangan kosongnya beralih buyar.
"Kau sudah menerimanya,
"Dan aku akan bergulat lagi nanti jika kau sudah pulih." tawa sinis tercipta oleh pria yang bersandar kokoh ditepi batang pohon yang terdapat diareanya.
"Kau sudah ingin pulang?"
"Tidak, aku akan pergi ke suatu tempat untuk mengurus sesuatu."
Sebuah anggukan tercipta oleh lawan bicara yang kemudian bergegas meninggalkannya. Taehyung membuyar karena kehadiran seseorang dan membuatnya bergegas pergi ke tempat tujuannya.
-
Sayup-sayup cahaya tertangkap oleh kedua manik mata Yuju. Menyesuaikan cahaya agar tak begitu memburam. Lalu memutar kedua bola matanya guna mengamati ruangan.
"Apakah aku telah tiba diakhirat?" cicit Yuju dalam hati, tak sedikitpun terdengar oleh seseorang didalam ruangan.
"Apa? Aku bukan diakhirat! Ini adalah tempat sakral yang membuatku mengingat dosa, hiks.."
"Unnie.. kau sudah sadar, apa yang kau butuhkan? aku akan membantumu,"
"Unniee.. kenapa? kau menangis?"
"Aku membunuhnya.." lirih Yuju dengan kalimatnya yang terbata, tak jelas terdengar namun berhasil tertangkap oleh Eunha. Dengan mengerutkan keningnya, Eunha berusaha menunggu kalimat selanjutnya yang akan diucapkan oleh Yuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.