▻☽⚜☾◅
19.32 KST.
Jungkook baru saja sampai dirumah. Pria itu kemudian merebahkan tubuhnya pada sofa.
"Ah sialan!" umpat Jungkook ketika melihat ponselnya yang terletak pada nakasnya itu.
Ponselnya sudah mati. Itu akibat peristiwa kemarin yang menimpanya hingga menyebabkan ponselnya ikut sengsara. Pria itu menggerutu dalam hati melampiaskan kekesalannya
Sesuatu melesat pada pikirannya. Ia kembali kacau ketika mengingat Somi. Pria itu belum memberi kabar kepada kekasihnya. Bahkan ia sudah mencoba mengunjungi June namun tidak berhasil menjumpainya. June adalah Oppa Somi satu-satunya.
Pasalnya Jungkook mencari June karena ingin meminta tolong kepada June agar memberi tau jika ponsel Jungkook sekarang sedang rusak dan tidak bisa menghubunginya
"Arrgg!" erang Jungkook menggaruk kepalanya frustasi.
Pria itu memilih keluar rumah lagi setelah membersihkan tubuhnya yang sudah sangat lengket itu.
-
-
-Jungkook menggunakan masker hitam untuk menutupi setengah luka di wajahnya. Lalu barulah ia melesat ke night club untuk merileks-kan pikirannya dengan meminum banyak banyak bir karna pikirannya sedang sangat kacau sekali
"Hey tampan.. Apa kau ingin minum bersamaku?" tawar seorang gadis yang kini tengah menepuk bahu Jungkook dengan pakaian yang bisa dibilang minimalis
Jungkook mengernyit. Pria itu menatap lekat gadis didepannya itu seakan pernah mengenal gadis itu
"Bukankah kau Bae Irene? Seorang Juara kelas ketika di sekolah dasar? Wah wah.. Sekarang menjadi salah satu wanita malam rupanya." tukas Jungkook sembari meminum sedikit bir yang baru saja ia pesan
"Ah, benar sekali. Setidaknya dulu aku pernah menjadi juara kelas. Haha."
Jungkook membalas tangan Irene yang mengajaknya untuk ber-high five ria. Pria itu membenahkan maskernya yang sedikit menurun
"Ah iya, sebenarnya aku sudah lama memperhatikanmu setiap kau berkunjung kesini." sunggut Irene mengambil duduk disebelah Jungkook
"Tapi aku tidak." balas Jungkook seadanya
Irene memberi kode pada waiter agar memberinya secangkir minuman yang biasa ia minum di club ini
"Ah, benarkah? Padahal disini hanya aku paling terlihat sangat cantik dan sexy. Haha.. Benar bukan?" cicit Irene yang seketika membuat Jungkook menoleh kepada Irene dan memandang tubuh gadis itu dari atas sampai bawah
"Tidak. Kurasa tidak benar." tukas Jungkook seadanya
Senyum Irene melebur. Lalu kembali timbul ketika menanyakan sesuatu pada Jungkook
"Astaga aku baru sadar dengan ini." cetus Irene menunjuk wajah Jungkook yang dipenuhi oleh lukanya
"Lagi pula siapa yang menginginkan kau sadar akan lukaku?"
"Kenapa bisa seperti ini Kookie-ya?!" seru Irene sangat berlebihan yang membuat Jungkook menjadi risih sendiri
"Karena terserempet mobil kemarin." balas Jungkook sembari meminum minuman yang sudah ada di depannya
"Hey. Waktumu sudah habis. Sekarang kau giliranku." Timpal seorang pria yang tiba-tiba berada dibelakang mereka
"Ambilah. Aku juga sudah puas." Jungkook menyeringai lalu mengela napas lega
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.