▻☽⚜☾◅
⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷
’’Jika pada umumnya cinta terbentuk untuk saling menyayangi dan melengkapi. Maka aku akan membentuk cintaku sendiri untuk membantu dan menyamankanmu meskipun dalam rahasia terbungkam.‘‘
⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷
▻☽⚜☾◅
17.00 KST
Eunha merenggangkan ototnya yang terasa kelu. Ia membuang napasnya dalam untuk mengakhiri pekerjaan.
"Akhirnya selesai. Besok tinggal dikumpulkan ke Park-Ssaem." serunya dengan nada riang. Beranjak menyimpan gambarnya dengan menyelipkan kedalam salah satu buku besarnya lalu memasukan kedalam tas.
"Unna-ya, Yerin mencarimu." ucap Taehyung sedikit berteriak.
"Benarkah?? Suruh saja kemari Oppa." Eunha pun langsung dengan cepat membereskan mejanya agar tamu yang datang tidak merasa sebah diruangannya.
Taehyung hanya berbalik meninggalkan Yerin karena menurutnya Yerin sudah mendengar suara Eunha saat berteriak tadi.
"Aish, Oppa aku boleh masuk tidak?." cerca Yerin tidak terima karena Taehyung tak menghiraukannya. Detik berikutnya Taehyung menghentikan langkahnya lalu menoleh sejenak pada gadis dibelakangnya.
"Kau dengar tidak adikku bilang apa?." setelah mengucapkan kalimat tersebut Taehyung kembali berlalu.
"Kii dingir tidik idikki biling ipi?." ulang Yerin diam-diam meledek Taehyung dari belakang lalu memutar bola matanya sambil mengeluarkan lidahnya secara bersamaan.
Taehyung menatap lemari kaca didepannya mendapati Yerin yang dirasa sedang mencibirinya dibelakang.
"Kau ini kenapa?." cetus Taehyung menoleh ke arah Yerin sambil mengernyitkan kedua alisnya
Yerin terpelonjat ketika mendengar suara Taehyung yang tiba-tiba menyahutnya.
Dengan cepat ia langsung menyingkir dari sana dan kembali pada niat awalnya. Ia langsung berjalan cepat menuju kamar Eunha.
"Bagaimana bisa?." pikir Yerin heran. Ia sangat kesal. Selalu saja Taehyung tau saat Yerin mencibirinya.
"Aish, menyeramkan." lanjut Yerin mengelus kedua lengannya
Taehyung masih melihat Yerin. Gadis itu berjalan dengan tatapan menyapu seluruh penjuru ruangan lalu bergidik.
Taehyung hanya melihatnya dengan tatapan bingung lalu menggeleng.
"Yeoja aneh." cicit Taehyung sambil sedikit terkekeh karena Yerin yang menurutnya memang sangat aneh.
Namun ia bangga kepadanya karena ia sudah sangat berbaik hati menerima Eunha menjadi teman dekatnya selama ini
Yerin membuka pintu kamar Eunha lalu bergegas masuk kedalam. Dengan cepat ia langsung menutup rapat-rapat pintu tersebut. Eunha menoleh kearah sumber suara. Ia mendapati sahabatnya yang dari gerak geriknya dapat diprediksi jika sahabatnya baru bergaduh dengan Oppanya.
"Yennie-ya.. kenapa eoh?." tanya Eunha pelan seperti berbisik.
"Ah tidak apa." balas Yerin lalu berjalan menuju sofa lalu terduduk melepas tasnya
Eunha hanya mengangguk lalu meraih kursi rodanya, ia ingin menaruh tasnya diatas meja belajarnya. Sedangkan Yerin, gadis itu tiba-tiba terdiam dengan raut wajah yang sangat gundah melamunkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.