▻☽⚜☾◅
23.41 KST
"Ini ponselmu." Guanlin menyodorkan sebuah kotak ponsel yang baru saja ia beli
"Ah gomawo." Guanlin menganggukan kepala lalu melanjutkan katanya.
"Sudah ku lengkapi semuanya." Jungkook mengangkat satu jempolnya lalu meraih ponselnya
"Lalu setelah ini kau tau kan apa yang akan kau lakukan?" sunggut Guanlin diselingi menarik kursi dibelakangnya dengan kaki kiri lalu terduduk
Jungkook menganggukan kepalanya yakin "Menelpon Somi." balas Jungkook ringan.
Jawaban apa itu! Cih, tentu saja bukan itu jawaban yang diharapkan oleh Guanlin. Raut wajah Guanlin berubah menjadi tebal. Ingin sekali saat ini juga ia menampar Jungkook dengan keras.
"Kau ini berhutang disini." timpal Guanlin menunjukan kepalan tangannya untuk yang kesekian kalinya lalu kembali menghela napas.
Guanlin ingin Jungkook mengerti akan maksudnya agar segera memberitahu tentang penyakitnya.
"Sudahlah, aku ingin menghubungi Somi dulu. Sudah lama aku ingin menelponnya." Sunggut Jungkook tidak menghiraukan Guanlin lalu kembali berkutik pada ponselnya dan mengetikan nomor Somi.
Lalu Jungkook menempelkan benda persegi panjang itu pada daun telingannya. Berharap Somi segera mengangkat panggilan darinya.
Guanlin menjauh dari Jungkook kearah sofa ruangan lalu memangku lehernya.
"Yeobosseo?"
"Nee, ini aku Jungkook. Ah, apakah harimu sudah mulai sibuk?"
"Hm, belum." balas Somi dari seberang sana
"Maafkan aku." cicit Jungkook pelan namun Somi tetap mendengarnya
"Wae?"
"Maafkan aku, karena terlambat tiba dibandara." ulang Jungkook mengungkapkan kata-katanya yang sudah lama mengganjal pada pikirannya
"Ponselku rusak saat perjalanan dari Bandara. Jadi aku mengganti nomor telponku."
"Hm. Kupikir kau tidak lagi menganggapku. Haha."
"Tidak apa."
"Tidak. Aku benar-benar terlambat, aku sudah berusaha kesana. Memang saat itu aku ketiduran karena aku benar-benar lelah setelah rapat organisasi."
"Maafkan aku."
Pipp--
Jungkook semakin mengerutkan keningnya bingung karena Somi yang tiba-tiba memutuskan sambungan telponnya. Ia merasa jika Somi masih sangat marah akibat kejadian kala itu.
Jika seperti ini tentu lebih sulit untuk menjelaskannya jika mereka sedang berjarak jauh seperti ini. Dan tidak akan cepat selesai jika menjelaskan via online.
Jungkook mendecak. Matanya terpejam mengurangi beban berat yang ia rasakan saat ini.
"Sudahlah. Cuma perempuan seperti Somi saja. Cih, pasaran!."
"Selalu bisa membuat kepala orang menjadi menciut beku!."
"Diamlah!." ketus Jungkook menyentak Guanlin hingga sedikit terpelonjat kaget.
"Aku sedang pening!."
Guanlin memutar bola matanya dengan sesekali menghela berat lalu bangkit berpindah tempat mendekat lagi pada Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.