▻☽⚜☾◅
05.22 KST.
Eunha terduduk diam didalam bangkunya, hanya ia yang masih ada diruang kelas. Gemericik suara air hujan diluar semakin jelas terdengar. Eunha meraih jaketnya untuk menghangatkan telapak tangannya.
"Sudah dua hari aku tidak melihat Jungkook. Kalau Yerin tidak ada seminggu ini lalu aku tidak akan melihat Jungkook selama seminggu juga. Huh!" Gerutu Eunha yang tidak ditunjukan kepada siapa-siapa
Kemarin lusa, pada saat Eunha diberi tau oleh Jungkook dan dipanggil oleh gurunya itu pasal Eunha yang diperintah agar mengikuti Olimpiade Sains untuk kesekian kalinya. Mungkin karena ia sempat mengacungkan tangan kala itu jadi ia harus segera bergegas nanti.
Namun sebelum itu, Eunha memang termasuk kedalam data siswa yang sering mengajukan diri untuk berbagai Olimpiade dan hasilnya selalu membanggakan. Oleh karena itu sekolah ingin tetap Eunha menjadi pemenang untuk mengharumkan nama sekolahnya.
Eunha sempat dianjurkan pergi ke luar negeri mengingat bakat menggambar yang bisa dibilang mengagumkan. Namun Taehyung menolak keras mengenai hal itu. Kondisi fisik Eunha tidak memungkinkan untuk dibiarkan saja, terlebih masih banyak orang yang tidak tau mengenai kondisi Eunha sampai saat ini.
Hanya beberapa orang tak lebih dari sepuluh orang yang mengetahui tentang kondisi fisiknya. Eunha sendiri tidak mengerti kenapa Taehyung tak membiarkannya membuka mulur pasal kondisinya. Ia tak ingin bungkam seperti ini dengan kondisi yang sulit ditutupi.
Jujur Eunha sangat bosan dengan hidupnya. Ia tak ingin hidup berdampingan dengan pencitraan semata. Toh, ia juga tidak merasa malu untuk membuka semua kenyataannya.
Sekurang-lebih alih-alih mengungkapkannya, Taehyung mencoba mengizinkan Eunha pada kepala sekolah untuk menggunakan kursi roda seperti masa SMP dahulu. Pun begitu, Eunha sudah senang meskipun hal itu dilarang. Setidaknya ia sudah terbebas dari semua pencitraannya.
Ia bosan menetap duduk dalam kelas dari pagi hingga akhir jam pembelajaran, serta susah payahnya berpindah dan beralih ke ruangan lain. Sangat menyiksa menurutnya.
Ia bahkan sudah beberapa kali membujuk Taehyung untuk membiarkan semua orang tau dan ia tak lagi perlu menutupi kenyataan pahitnya.
Namun Taehyung bersikukuh ingin Eunha tetap bungkam. Pria itu tak ingin Eunha direndahkan oleh teman-temannya lagi seperti kala masa SMP. Taehyung tak ingin hal itu terjadi pada Eunha untuk yang kedua kalinya. Pun Taehyung sungguh tau persis Eunha hanya membungkam ketika menerima kerasnya caci maki dari teman-temannya. Sungguh Taehyung tak ingin itu terjadi lagi. Terlebih setelah mendengar informasi tentang sekolah SMA nya kini banyak berisi siswa yang arogan dan keras.
Akan lebih baik seperti ini bagi Taehyung. Pun ia masih siap datang selagi Eunha membutuhkannya.
▻☽⚜☾◅
10.05 KST.
Setiba jam istirahat. Jungkook langsung mengangkat kakinya ke atas meja. Seperti biasa, disuusupkan benda kecil pada kedua daun telinganya dan mulai mendengarkan musik menggunakan airphone sembari berkutik bermain.
Guanlin masuk kedalam kelas dengan kedua tangan yang penuh jajanan kantin. Guanlin menendang sebuah kursi yang menghalangi jalannya. Sesekali mengutuk Jungkook dengan cibiran saat mendapati pria tersebut tengah duduk santai dengan posisi surgawinya.
"Bagus! Pantas sekali.. seorang anggota organisasi duduk berpose seperti itu. Membiarkan orang tampan membawa makanan sebanyak ini. Bagus sekali!" Timpal Guanlin. Lawan bicaranya telah menoleh kearahnya, detik berikutnya ia menarik salah satu kabel tipis yang tersusup disalah satu telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionSemuanya tampak begitu kejam. Akankah ia sadar pada lukaku yang timbul karenanya? Ah tidak apa, seharusnya aku mengerti. Dia tidak akan mencintaiku. Dan tentu aku harus menerima konsekuensinya. Mencintaimu memang sulit, tapi aku sangat menyukainya.