BAB 5

173 30 10
                                    

BAB 5
Kopi

***

Lala masih terbengong menatapi layar ponselnya yang menampilkan room chat sebuah kontak yang baru saja ia simpan beberapa menit yang lalu.

Adam: test

Adam: save ya, adam ganteng

Lalu, Adam juga mengirimkan stiker Lala si teletubies warna kuning dengan tulisan 'Matur Tengkyu' yang membuat Lala mendengkus geli.

Lala mengulum bibir, akhirnya mengetikkan jawaban setelah sejenak diam dan hanya membaca pesan itu.

Lala: males

Gadis itu lalu tersenyum tanpa sadar ketika tanda read muncul tak lama kemudian.

Adam kembali mengirim stiker, kali ini menampilkan Spongebob, salah satu kartun dari dunia bawah laut, yang tangannya memunculkan pelangi di atas kepala.

Aslinya, spons warna kuning itu menyebutkan kata imajinasi. Tapi dalam sticker itu, ada tulisan bodoamat yang membuat Lala tertawa geli sendiri.

Sepertinya, Lala sudah tertular virus receh milik Adam.

Entahlah. Padahal tak genap satu jam, tapi cara Adam mencairkan suasana dengan celetukannya yang tak terduga seolah membekas di ruang tersendiri dalam diri Lala.

"He, ngapain lo ketawa sendiri?" tanya Julian yang tiba-tiba datang dari arah dapur sambil membawa satu piring martabak. "Elah, La. Bacain meme di instagram aja sampai girang gitu."

Lala terkesiap, entah mengapa langsung mengunci layar ponselnya seolah tak membiarkan Julian melihat isi chat dari Adam.

Sekali lagi, entah karena apa.

"Biarin. Suka-suka gue dong," sahut Lala sambil memakan satu potong martabak telur isi daging sapi yang telah disajikan Julian di hadapannya.

Julian menopang dagu, menatap Lala yang sudah riang memakan martabak yang tadi ia belikan sepulang dari PIM.

"Lo pulang bareng Adam?" tanya Julian yang hanya disambut anggukan ringan oleh Lala. Julian merapatkan bibir. "Nggak marah sama gue, kan?"

Lala terkesiap, lalu mengangkat kepala dan menggeleng. "Nggaklah. Ngapain marah?" balasnya ringan saja.

Julian menarik napas. "Adam nggak ngapa-ngapain lo, kan?" Cowok itu dapat melihat Lala yang mengerutkan kening tak mengerti. "Lo tahu nggak sih, waktu tadi gue nggak lihat lo jalan di belakang gue, gue khawatir banget lo bakal kenapa-kenapa."

Lala dengan tenang menyelesaikan kunyahan dalam mulutnya.

Padahal diam-diam, gadis itu sudah berdebar sendiri dengan dada menghangat, sadar bahwa Julian ternyata sepeduli itu dengannya.

"Alay banget lo. Gue udah gede kali, bisa jaga diri," ucap Lala sambil menunduk berlagak menyingkirkan martabak yang ada pinggiran krenyes-krenyesnya. "Lo gimana sama Alda? Lancar, kan?"

Julian mengangguk seadanya, senyumnya muncul begitu saja. "Anaknya lucu banget, La. Apalagi kalau lagi malu-malu gitu. Jadi pengen sering godain," serunya mulai bercerita dengan penuh semangat.

Lala mendengkus, berusaha mengendalikan ekspresi wajah dan menyuapkan sepotong martabak ke dalam mulut. "Emang lucu banget sih Alda tuh. Gue yang cewek aja ngerasa gemes," katanya menimpali. "Terus? Lo dapat nomornya?"

Julian makin semringah. "Dapet dong. Tadi udah gue chat, tapi belum dibales. Kayaknya masih di jalan," ucapnya yang membuat Lala mengernyit.

"Lah, ege. Nggak lo anterin pulang?!" tanya Lala hampir memekik.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang