BAB 18

128 20 16
                                    

(lagu di mulmed Akad bgt ya, wkwk. Maapkan giuseee~)










BAB 18
Pacaran?

***

Lala nampak menyipitkan mata, berdiri di depan rak yang menjajarkan teh dengan beragam jenis. Gadis itu menggaruk belakang kepala, lalu kembali menunduk membaca catatan yang ia tulis di note ponselnya.

Sampai seorang cowok ikut berdiri tepat di sebelahnya. Membuat Lala sedikit melirik, tapi tak banyak bereaksi dan kembali fokus menulis merk teh yang harus ia beli ke kolom search di Google.

"Lo nyari teh apa nyari jodoh sih, La?" tanya cowok itu, iseng menceletuk karena gemas juga melihat Lala. "Lama banget deh, perasaan."

Lala memutar bola mata. "Diem deh, Yan." Gadis itu agak mengerucutkan bibir. "Ini kalau salah Mama bisa marah banget. Kan buat cattering dia, harus jaga kualitas."

Julian melengos kecil, sejenak membenarkan letak keranjang belanja di tangannya. Sore ini, cowok itu memang sengaja menemani Lala yang harus belanja wajib di Indomaret atas perintah sang mama.

Tidak ada yang memaksa Julian ikut. Lala juga tidak meminta ditemani. Hanya saja, setelah berbaikan kemarin malam, Julian rasanya ingin terus menempeli Lala seperti anak ayam.

Iya. Julian memang semanja itu.

"La," rengek cowok itu kembali, kali ini sambil mencolek pelan lengan Lala. "Masih lama ya? Gue laper."

Lala mendelik, menatap Julian yang sudah memasang wajah memelas. Ia yang sebenarnya ingin mengomel semacam, "Siapa suruh ikutan?" dengan nada sewot, akhirnya hanya bisa mendengkus geli.

"Ini, udah ketemu nih gambarnya." Gadis itu menyodorkan layar ponselnya ke arah Julian. "Cari teh yang kayak gini. Cepetan, biar cepet pulang."

Julian mengamati sekilas, lalu mengangguk dan berbalik. Mulai mencari di rak sebelah kiri, sementara Lala mencari di rak sebelah kanan.

"Yang bisa nemuin harus ditraktir makan nasi goreng," kata Julian kembali berceletuk ringan di tengah kegiatannya memindai macam-macam teh.

Lala mencibir kecil. Ia sejenak diam tak memberikan jawaban, berlagak berpikir. "Kalau gitu, siap-siap ya. Gue bakal makan tiga porsi," sahutnya yang langsung dibalas tawa oleh Julian.

Keduanya kembali diam, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Membiarkan hening kembali mengambil alih suasana. Apalagi pengunjung Indomaret tidak terlalu banyak sore itu.

Sampai Julian tiba-tiba saja berseru. Membuat Lala melebarkan mata dan langsung membalikkan tubuh, agak terkejut tapi juga senang.

"Kenapa? Ketemu?" tanya gadis itu sudah memasang wajah semringah.

Julian menyengir, lalu menggeleng. Lala hampir saja mencakar wajah blasteran itu saking gemasnya. "Udah deh, La. Gue traktir lo aja. Nyerah," katanya kemudian.

Lala mendecak kecil, lalu melipat kedua lengan di depan dada. Tatapannya memindai Julian dari atas sampai bawah dengan pandangan menilai.

"Oh, jadi ini kapten klub voli sekolah gue," mulainya yang membuat Julian merotasikan bola mata, jengah sekaligus geli. Sedangkan Lala kembali berdecih meremehkan. "Kapten apaan. Masa cari teh aja nggak bisa sih. Cemen banget."

Julian tersenyum melihat gadis mungil di depannya sudah berjinjit-jinjit kecil membuat gestur menantang. Tapi belum sempat membalas, bola matanya yang bergerak asal saat merangkai kata justru menangkap sesuatu yang sejak tadi mereka cari.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang