Selamat hari raya idul fitri semuanya! Mohon maaf lahir dan batin, semoga hari-hari berikutnya kita jadi pribadi yang lebih baik 🤗
Pertama-tama sebelum membaca part ini, mari kita tarik napas yang panjang 😀
Selamat membaca!
BAB 35
Adios***
Meski pertandingan sama sekali belum dimulai, tetapi gedung olahraga itu telah terdengar riuh oleh suara teriakan-teriakan penuh semangat dari tribun penonton.
Tentu hal tersebut tidak menjadi sesuatu yang aneh. Mengingat kompetisi ini termasuk kejuaraan besar bertajuk pekan olahraga daerah, atau biasa disingkat porda.
Apalagi hari ini adalah puncak dari kompetisi itu. Final cabang olahraga voli putra yang mempertemukan dua tim terbaik dari dua sekolah unggulan bidang olahraga yang memang sudah sering bertemu di final.
Pertemuan yang sarat akan gengsi dan harga diri. Dengan euforia penonton yang mampu memantik semangat, tapi tak jarang menjadi beban.
Lala duduk di salah satu kursi pada tribun sisi kanan lapangan voli. Ia nampak iseng mengedarkan pandang sambil bernyanyi pelan untuk membunuh waktu menunggu dimulainya pertandingan.
Meski gadis itu jadi melirik, sejenak mengamati Ina yang sudah larut memakan satu tusuk sosis bakar sambil bermain ponsel. Seolah tak terpengaruh dengan suasana gaduh di sekitarnya.
Tadi setelah menemukan tempat yang strategis, Ina memang langsung mengeluarkan ponsel membuka aplikasi instagram dan memakan sosis bakar yang sempat ia beli di pintu gerbang. Katanya, Ina tidak sempat makan sebelum datang ke sini.
"Na," tegur Lala yang kemudian menyentuh sudut bibirnya sendiri ketika Ina menoleh. "Belepotan."
Ina terkesiap, buru-buru mengusap bibirnya menggunakan punggung tangan. "Mbak, kok nggak bilang daritadi?" rengeknya jadi menyalahkan.
Lala mengatupkan bibir. "Ya udah sih. Nggak ada yang lihatin kamu juga," balasnya dengan nada ringan. Tapi jelas kalimat itu membuat Ina melotot kesal.
"Enak aja," sahut Ina sambil memberengut. Memilih untuk mengemasi sisa sosis bakarnya ke dalam wadah dan berhenti makan.
Lala hampir saja tertawa melihat Ina yang makin mengerucutkan bibir. "Yakin nih, yang kayak gini mau punya pacar?" tanyanya mengingat tadi, Ina sempat membuka sesi curhat tentang seseorang.
Ina mendengkus, langsung mengalihkan wajah dengan malu. "Apaan sih, Mbak. Kan tadi udah dibilang jangan bahas," sungutnya tak terima.
Tapi Lala malah makin merapatkan diri. Bermaksud menggoda gadis yang dua tahun di bawahnya itu.
Meski Lala harus kembali menelan ejekannya ketika suara pembawa acara yang sudah berdiri di tengah lapangan, terdengar menggema ke sepenjuru gedung olahraga.
"Dan inilah. Yang paling kita tunggu. Final voli putra Pekan Olahraga Daerah 2019. Please welcome, kedua tim yang akan bertanding hari ini!"
Tepuk tangan menggema riuh, beriringan dengan masuknya dua belas orang cowok yang terbagi dalam dua tim, ke dalam lapangan.
Lala menegakkan tubuh, refleks memindai satu persatu wajah di tengah sana. Mencoba menemukan cowok yang sedari tadi pagi heboh mengirimi spam chat ke nomornya.
"Mbak, Mbak. Ya ampun. Ganteng banget pacarmu pakai headband. Pamer jidat."
Ina memekik heboh sambil memukul-mukul lengan Lala. Samar terdengar di antara riuhnya teriakan penonton pada kedua tribun yang benar-benar penuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Teen FictionLala terjebak friendzone dengan Julian, sahabat sekaligus tetangga rumahnya. Lala yang tidak seberani itu untuk mengungkapkan, malah sering menjadi perantara untuk Julian berkenalan dengan teman-temannya yang menyimpan rasa pada cowok itu. Kemudian...