(1)

396 21 0
                                    


Hari yang cerah dan menyenangkan seperti biasanya. Hari ini adalah saatnya musim gugur setelah mereka kemarin mengalami musim semi dan upacara penyambutan murid baru sekaligus tahun ajaran baru.

Klub K-ON seperti biasanya menghabiskan waktu mereka di ruang klub dengan meminum secangkir teh dan sepotong kue tart yang selalu dibawa oleh salah satu anggota mereka, Kotobuki Tsumugi.

Hari ini, bahkan Sawako-sensei sampai mengikuti kegiatan bersantai tersebut.

"Ah... Kue bawaanmu memang selalu yang terbaik, Mugi-chan." Celetuk Hirasawa Yui dengan wajah seolah dia merupakan manusia paling bahagia di dunia ini.

"Mmhh... Kalau begitu makanlah yang banyak. Aku senang sekali jika kalian selalu menikmatinya." Sahut Tsumugi. Rona merah pertanda senang muncul di wajahnya.

"Oh iya, ngomong-ngomong... Mio-senpai dimana? Semenjak tadi aku tidak melihatnya." Azusa menatap seisi ruangan dan keberadaan Akiyama Mio memang tidak ada disana.

"Benar juga. Waktu ku cek ke kelasnya untuk menghampiri Nodoka-chan dia tidak ada di kelas. Ricchan, apa kau mengetahui sesuatu? Tentang Mio-chan." Ucap Yui.

Tainaka Ritsu sontak menggeleng. "Lagian aku ini bukan Ibunya kenapa kau malah menanyakannya padaku?"

"Itu karena Ricchan adalah teman masa kecil Mio-chan pasti Ricchan tahu sesuatu." Sahut Tsumugi. Nada bicaranya amat lembut dan menenangkan.

"Bukan berarti aku harus tahu semuanya kan?" Bantah Ritsu.

Krekk...!! Jrekk...!!

Suara pintu terbuka membuat semua anak termasuk Sawako-sensei menoleh dan melihat kedatangan orang yang mereka tunggu-tunggu sejak tadi.

"Mio-chan...." Seru Yui yang langsung menyerbu ke pelukan gadis dengan rambut hitam panjang itu.

"Ah... Yui.." Ujar si gadis dengan suara pelan. Ia nampak tidak bersemangat pagi ini.

"Mio, ada apa denganmu hari ini? Apa kamu sakit?" Ritsu menghampiri sahabat sejak kecilnya itu dan memegang dahinya. Lalu, ia menggeleng.

"Aku memang tidak sakit, Ritsu. Hanya saja..." Mio seakan ingin menyampaikan sesuatu namun sangat berat ia katakan.

"Mio-chan... Apa yang terjadi denganmu. Kau berkeringat banyak sekali. Apa karena cuacanya panas?" Yui kembali menanyakan kondisi temannya yang dikenal sangat pemalu ini.

Mio tersenyum kecil mendengarnya. Mendengar suara Yui sudah cukup membuatnya merasa tenang. "Aku baik-baik saja, aku sudah bilang kan?"

"Lalu, apa ada hal yang ingin kau sampaikan?" Ritsu yang sudah tahu betul gelagat temannya itu menepuk pundaknya.

Mio sedikit tersentak dari tempatnya berdiri dan kemudian ia mengangguk. "Iya, ada yang ingin kusampaikan pada kalian." Ungkap Mio masih dengan kepala yang menunduk dan jemarinya yang saling bertautan saking gugupnya.

"Yare, yare... Kau sudah seperti anggota baru saja. Bahkan Azunyan tidak sebegitunya." Ledek Ritsu.

Mio menatap sekelilingnya. Dilihatnya Tsumugi, Azusa, dan Sawako-sensei yang menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

Mio semakin enggan untuk berbicara tapi ia harus melakukannya. "Ano... Semuanya, maafkan aku... Hontou ni gomennasai."

Heran dengan permintaan maaf yang diutarakan oleh Mio secara tiba-tiba, seluruh seisi ruangan memandang Mio aneh. Melihat hal itu dengan spontan Ritsu menepuk punggung sahabatnya.

"Kau ini bicara apa? Jika hanya untuk meminta maaf kenapa sampai gugup begitu? Eh, tapi tunggu dulu apa kesalahanmu?" Ujar Ritsu.

"Aku selalu memaafkanmu, Mio-chan. Mio-chan adalah orang baik seharusnya aku yang meminta maaf padamu." Seru Yui dengan nada memohon. Matanya berbinar-binar seakan ia mengerti sekali kondisi saat ini.

Tales of Lost ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang