(35)

25 2 0
                                    

~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Hening. Tidak ada yang mampu mengeluarkan sedikitpun suara setelah mereka mendengar berita pembunuhan hari ini. Sehari setelah pertempuran antara Libra dengan El-Melloi II Squad melawan Aligura. Pembunuhan mengerikan yang menimpa warga kota Hellsalem's Lot yang pelakunya tak lain dan tak bukan pasti adalah orang yang beberapa minggu ini baru mereka kenal. Akiyama Mio.

Steven terduduk di tempatnya biasa bekerja sambil menopang dagunya dan memejamkan mata. Kalau sudah begini, tidak ada pilihan lain selain mengeksekusi Mio sekalipun ia adalah anak angkatnya saat ini. Dan Libra tidak mempunyai hak untuk melindungi seorang pembunuh keji seperti Mio.

Klaus juga nampak tidak berkomentar apa-apa dan memilih untuk diam. Matanya terus menatap pemandangan luar tidak ada niatan baginya untuk memulai pembicaraan atas kasus ini. Meskipun polisi masih mengira bahwa pelakunya adalah seorang pembunuh sadis yang kasusnya melejit beberapa bulan silam. 

Bahkan Zapp yang biasanya paling ribut pun hanya diam. Setidaknya ia tahu kondisi saat ini-meski ia sendiri memang nampak tidak terlalu mempedulikan kasus. Tapi,  mengusulkan saran pun pasti semuanya akan dirasa percuma, karena meski begitu ia juga ingin menyelamatkan Akiyama Mio.

Leo, dengan wajah tertunduknya terus menggeretakkan tangannya. Merasa bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa. Juga merasa kecewa karena William sungguhan tidak melakukan apa-apa setelah insiden kemarahannya pada pemuda itu. Sejak kejadian itu, Leo tidak lagi pernah datang bahkan sekedar untuk menjenguk Mary. Lost butterfly... Ia bagaikan kupu-kupu yang menghilang dan tersesat. Aku harap kau baik-baik saja, Akiyama.

***

"Sudah pembunuhan ke berapa?" tanya Shiki yang pada saat itu mengunjungi markas dari El-Melloi II.

"Entahlah. Jika dihitung dari hari semenjak ia menghilang tanpa jejak, ini sudah yang keempat kalinya." jawab El-Melloi II.

"Jumlah korbannya?" Shiki kembali bertanya.

"Puluhan, aku kurang bisa memastikannya karena polisi menemukan tubuh mereka telah terpotong dengan sempurna."

"Puluhan? Bahkan korban Asagami Fujino tidak sampai sebesar itu...."

"Shiki, apa yang menyebabkan Asagami Fujino melakukan pembunuhan?" tanya Illya yang kebetulan juga ada disana.

"Balas dendam. Ia menjadi korban pemerkosaan oleh sekelompok pemuda, tapi tindakan balas dendamnya bukan karena hal itu. Waktu itu dia mengira perutnya sudah ditusuk dengan pisau yang disodorkan oleh salah satu pemuda dan menganggap kalau dia akan dibunuh."

"Mengira?"

"Asagami tidak bisa merasakan rasa sakit pada tubuhnya. Membuat ia tidak peka pada sentuhan jadi tindakan pemerkosaan itu bukanlah pengaruh baginya. Tapi, suatu hari mereka memukul punggung Asagami hingga ia merasakan sakit di bagian perutnya. Penyebab rasa sakit itu adalah karena usus buntunya. Seharusnya di malam itu dia pergi mengunjungi dokternya guna mengecek usus buntunya, tapi ia malah ditangkap dan disekap oleh sekelompok pemuda itu. Mengakibatkan ketika tubuhnya mendapat pukulan keras usus buntunya pecah dan ia merasakan rasa sakit. Lantas setelah itu ia disodorkan sebuah pisah ke perutnya dan rasa sakit kembali menyerang tubuhnya padahal pisau itu belum menyentuh kulitnya." jelas Shiki.

"Pada intinya, dia mengira kalau perutnya sakit karena sakitnya pisau itu?"

Shiki mengangguk. "Asagami yang tidak pernah tahu bagaimana rasa sakit pasti hanya menganggap bahwa semua rasa sakit sama, yaitu rasa sakit dan pecahnya usus buntu miliknya."

Tales of Lost ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang