(11)

55 12 0
                                    


Mio dan William telah kembali ke kamar Mary dan mendapati seorang pengunjung disana. Pemuda berambut kemerahan dengan kaus panjang tebal berwarna putih dan bagian lengannya yang berwarna biru gelap tengah mengobrol santai bersama Mary.

Mio terkejut melihat kedatangan pemuda tersebut namun, William nampak senang dan menyambut hangat.

"Kau datang hari ini, Leo."

"Ahh... Rupanya kau sudah kembali Black dan... Siapa gadis itu?" Leo mengalihkan pandangannya (meskipun dia kelihatan selalu memejamkan matanya) ke belakang William.

"Dia adalah teman baru Black. Namanya Akiyama Mio, gadis yang baru saja pindah ke kota ini." Sahut Mary.

"Hehh...? Black, apakah ini pertama kalinya kau bisa akrab dengan seorang wanita?" Tanggap Leo dengan senyuman jahil disana. Akiyama Mio? Kalau tidak salah...

"Sepertinya penilaian semua orang padaku terlalu berlebihan sejak kemarin. Apakah itu terlihat aneh pada diriku?"

"Tidak sama sekali." Tegas Mary dan Leo bersamaan. Leo kemudian mengalihkan pandangannya pada Mio.

"Halo, Akiyama. Namaku Leonardo Watch, salam kenal." Leo menjulurkan tangannya hendak bersalaman dengan Mio.

Sementara Mio membalas juluran tangan tersebut dan kemudian tersenyum kecil.

"Dia gadis yang pendiam. Tapi akan menjadi banyak bicara kalau sudah beberapa menit mengenalmu." Bisik Mary.

"Mungkin Mio masih terkejut dengan kedatanganmu, Leo."

"Begitukah? Akiyama...bisakah kau ikut denganku sebentar? Ada yang ingin kubicarakan padamu. Orangtua asuhmu yang baru itu... Tuan Steven Alan Starphase kan?"

Mio mengangguk.

"Kebetulan sekali. Tuan Steven adalah rekan kerjaku. Dan kebetulan salah seorang rekan kerjaku memintaku untuk mencarimu dan mengajakmu...." Leo kemudian mengalihkan pandangannya pada William. "Apakah kau mengizinkannya, Black?"

William tersedak air liurnya sendiri mendengar pertanyaan Leo. "Eh? Apa? Kenapa harus minta izin denganku?"

"Iyaa...aku hanya mengatakannya saja. Seperti aku merasa aku harus izin denganmu terlebih dahulu karena akan membawa gadis ini bersamaku, begitu..." Tukas Leo dengan penjelasan yang tidak dapat dipahami.

"Itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan..."

"BLACK!!" Serentak Mary dan Leo berseru bersamaan membuat William tersentak dari tempatnya.

"A,ada apa?"

Mary menatap Kakaknya dengan tatapan seakan mengatakan kalau William adalah orang paling bodoh di dunia dan Leo yang dengan polosnya menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya dengan wajah panik yang tak biasa.

Sadar dengan maksud dari mereka berdua, William langsung menatap Mio dan berseru. "Whoaa... Mio maafkan aku. Itu...aku tidak bermaksud..."

Mio yang tengah melamun menoleh heran. "Maaf kenapa?"

"Ha?" Serentak mereka bertiga terdiam. Hening.

Gawat! Apakah aku mengatakan hal yang salah? Apakah aku terlihat aneh saat ini? Merasa malu karena semuanya lantas terdiam akibat dirinya, rona merah muncul di wajahnya dan Mio menundukkan kepalanya.

"Berterimakasihlah pada Mio karena dia tidak mendengarnya, Black." Cetus Mary.

"Untuk apa kau ini..."

Mio melihat mereka bertiga saling berbicara ringan sambil tersenyum. Suara mereka tidak lagi terdengar namun gadis itu masih bisa merasakan hangatnya hubungan mereka bertiga seakan ia melihat sebuah pemandangan yang jauh baginya. Mio jadi teringat dengan semua sahabatnya. Member dari Houkago Tea Time. Yui, Ritsu, Tsumugi, dan Azusa... Juga mungkin ia akan memasukkan Nodoka dalam daftar dan juga Sawako-sensei.

Tales of Lost ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang