(24)

34 2 0
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Sementara di rumah sakit, William yang baru saja akan berpamitan pada Mary kalau dia akan kembali sebentar sudah keluar dari kamar rawat Adiknya. Mari kita menilik sebentar isi percakapan mereka beberapa menit yang lalu!

"Tubuhmu sudah baik-baik saja?" Tanya Mary pada Kakaknya.

"Sangat baik. Rasa nyerinya sudah hilang dan tidak sesakit kemarin."

Mary menatap wajah Kakaknya dengan seksama. "Apakah Black benar-benar tidak mengingatnya? Kejadian di waktu itu?"

"Aku penasaran sebenarnya apa yang sangat kau khawatirkan dari saat aku terbangun dari tidur istirahatku? Kau selalu menatapku dan menanyakan hal-hal yang tidak jelas kemana ujungnya." William mengeluhkan kerisihannya. Jujur, ia merasa tidak nyaman saat ini.

"Ah, tidak. Bukan apa-apa. Aku hanya... Aku hanya cemas padamu, itu saja." Tanggap Mary. Haruskah aku menyembunyikan ini dari Kakak? Tapi kalau dia sampai tahu... Bagaimana? Aku tidak ingin menambah beban pikirannya, aku hanya ingin Black...

"Sudah kubilang jangan terlalu memcemaskanku. Cemaskanlah dirimu sendiri. Selalu perhatikanlah kesehatanmu." William menepuk puncak kepala Mary dengan lembut.

"Baiklah..."

"White...kau sudah tidak lagi menggunakan lelucon yang itu lagi pada Leo kan?" William kini berbalik mempertanyakan kecemasannya pada Adiknya.

"Eh? Tidak lagi. Maafkan aku."

"Kau juga tidak mengunjungi tempat itu lagi kan?"

Mary menundukkan kepalanya. Dengan berat hati ia lalu menganggukkan kepalanya.

"White! Sudah berapa kali aku memberitahumu? Jangan pernah kesana lagi! Apa kau tidak mencemaskan keadaan tubuhmu?"

"Habisnya..." Mary terlihat semakin menundukkan kepalanya. "Habisnya aku suka dengan tempat itu. Aku merasa...aku merasa itu adalah tempatku yang seharusnya. Selain itu, terus-terusan melihat pemandangan yang sama selama tiga tahun terakhir bukankah itu cukup membosankan?"

William berdiri dari duduknya. "Aku sangat mengerti dengan perasaanmu, White. Tapi mulai sekarang batasi kunjunganmu kesana, oke?"

"Akan kuusahakan."

Kembali ke kejadian yang sedang terjadi!

William baru saja menuruni tangga halaman rumah sakit dan berjalan melewati kerumunan orang-orang yang ada disana. Ia terus memikirkan tentang Adiknya dan juga tentang...

Mata birunya tiba-tiba mengerjap begitu melihat seseorang yang dikenalinya berdiri tidak jauh dari tempatnya sekarang.

"Mio?" William memutuskan untuk menghampiri gadis itu. Baru saja ia bermaksud akan mengajak Mio ke rumah sakit dan bertiga bermain disana di rumah sakit.

"Mio."

Gadis dengan rambut hitam panjang dan mata hitam keabuan itu menoleh dan langsung menampakkan wajah yang amat sangat terkejut.

"Mio, padahal aku berencana akan menjemputmu..."

"William...?" Wajah Mio terlihat ketakutan. Peluh bercucuran di dahinya.

"Mio? Ada apa? Kau terlihat ketakutan?" William mendekati gadis itu namun respon yang diterimanya sangat mengejutkan.

"Penipu! DASAR PENIPU! Menjauhlah dariku." Tanpa mengatakan apa-apa lagi, diantara tatapan semua orang yang mendengar suara teriakan Mio, Mio berlari meninggalkan William.

Tales of Lost ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang