(3)

142 20 1
                                    


Butuh waktu perjalanan yang panjang penerbangan dari Jepang ke Amerika. Pesawat yang ditumpangi oleh keluarga Akiyama telah landas di bandara John.F.Kennedy.

Selama perjalanan, Mio tertidur dengan lelapnya bahkan sampai tidak merasakan penerbangan udara yang berlangsung lama itu.

"Kira-kira dimana orang yang akan mengantarkan kita, sayang?" Ibu Mio sudah kembali dengan kopernya yang penuh.

Mio yang baru saja terbangun dari tidurnya nampak kebingungan. Setidaknya ia sadar dan tidak tertinggal oleh orangtuanya. Matanya masih buram. Tidurku lelap sekali ya?!

"Dia sudah menunggu di pintu keluar. Sebaiknya kita segera kesana saja."

"Baiklah, ayo Mio." Ibu Mio kemudian menarik kopernya kembali sementara Ayah Mio berjalan lebih dulu. Dan Mio sendiri berjalan di paling belakang.

"Mama... Aku masih merasakan kantuk."

"Ara... Bagaimana bisa? Apa kau tidak tidur semalaman? Jangan sampai tertinggal lho?!" Pesan Ibu Mio.

"Aku masih sadar, Ma."

Begitulah cerita ini berjalan dan tahu-tahu Mio kembali terbangun di jok mobil milik teman kerja orangtuanya dengan bangunan apartemen yang tinggi menjulang.

Ah! Rupanya aku tertidur lagi. Padahal tadi malam aku baik-baik saja tidurnya. Gumam Mio. Ia lalu keluar dari mobil tersebut.

"Kita sudah sampai Mio. Rumah kita akan terletak di lantai 5. Yah, tidak terlalu tinggi sih...mengingat apartemen ini memiliki 20 lantai." Ucap Ibu Mio.

Mio memandang gedung tinggi itu. Kepalanya menengadah keatas. Jadi, ini Amerika? Entah ini dimana tapi yang jelas ini bukan Tokyo lagi. Apa mungkin New York?

"Terimakasih banyak Mr.Brown." Ayah Mio kemudian berpamitan pada rekan kerjanya itu dan mereka bertiga pun mulai memasuki apartemen mewah tersebut.

"Mama, apakah besok aku akan mulai bersekolah?" Tanya Mio.

"Tentu saja. Akan sangat bagus jika kau langsung masuk. Jangan sampai ketinggalan pelajarannya. Semua peralatan sekolah serta buku sudah kami urus. Kau hanya tinggal datang dan duduk nyaman disana."

"Begitu ya? Syukurlah." Mio berujar pelan. Akan seperti apa harinya besok hari? Hmm... Entahlah... Semoga menyenangkan, itu yang akan diharapkan oleh semua orang.

***

Mio sudah menaiki kereta subway tujuan sekolahnya. Yang katanya hanya satu-satunya jalur menuju sekolahnya. Kalau sampai ketelatan, Mio bisa panik dan gagal dalam menjalani hari barunya. Begitu yang ia pikirkan.

Subway disini ramai sekali... Dan lagi... Kenapa jalur kereta subway ini lintasannya beda dari lintasan yang lain? Mio kemudian bersender di pintu subway sambil melihat pemandangan bawah tanah yang pastinya didominasi dengan kegelapan.

Benci gelap, Mio memilih mengalihkan padangannya ke seluruh isi subway sampai seseorang menyapanya.

"Apakah kau penduduk baru disini?"

Mio menoleh dan melihat seorang pemuda di hadapannya. Tepat di tiang depannya. Siapa? Aku tidak mengenalnya? Gawat, bagaimana ini? Dia menyapaku duluan.

Terlalu memikirkan hal-hal ini-itu, Mio akhirnya memutuskan hanya mengangguk. Aduh, kenapa skenarionya malah berubah drastis begini?

Tales of Lost ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang