(59)

17 1 0
                                    

~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

"Bagaimana lenganmu, William?" tanya Touko di sebuah tempat yang selalu ia jadikan studio singgah jika sedang berkunjung ke Amerika Serikat.

William melihat lengan barunya yang terbuat dari Doll. Rasanya sedikit aneh dan tidak nyaman.

"Mungkin awalnya terasa tidak nyaman. Tapi, lama-lama pasti akan terbiasa. Semuanya juga sering mengalaminya. Coba gerakkan!" tutur Touko pada William.

William kemudian mencoba menggerakkan lengannya tersebut dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Uhm. Ini lebih baik."

"Syukurlah. Jaga baik-baik tanganmu itu. Jika ada keluhan kau bisa kembali menemuiku. Yahh seharusnya Shiki yang bertanggung jawab dengan tanganmu itu... Aduh!" Touko meringis kesakitan segera ia mengatakan kalimat terakhirnya.

"Apa maksudmu, huh?" ujar Shiki yang dengan mulus menjitak kepala Touko.

"Terimakasih banyak, Nyonya Aozaki dan kau juga Shiki, karena kau sudah menolongku dulu." ungkap William.

"Tidak perlu dipikirkan. Kau masih beruntung karena aku hanya memutus tangan kirimu saja. Jika saat itu kau kelewatan batas dan aku salah sedikit saja, aku bisa berakhir membunuhmu." sahut Shiki.

William sedikit terkejut mendengarnya. Entah ia harus merasa lega atau ketakutan dengan kebrutalan wanita itu.

"Oh ya, William. Kau, sudah dengar kabar dari rumah sakit?" tanya Shiki.

William mengangguk. "Ya, sudah. Aku dan White akan segera kesana."

Shiki tersenyum. "Begitu? Titipkan salamku pada semuanya yang ada disana. Maaf aku tidak bisa bergabung dengan kalian." ujarnya.

"Black cepatlah kita sudah sangat terlambat lho?! Semuanya sudah menunggu disana. Begitu kata Leo." seru seorang gadis yang melongokan kepalanya ke dalam studio.

"Ahh sebentar lagi, White." sahut William. "Kalau begitu aku pamit. Sekali lagi sungguh terimakasih banyak." pemuda itu kemudian pamit darisana dan segera menghampiri Mary.

"Lama sekali."

"Maaf, White. Aku tidak tahu kalau memasang lengan buatan ini memakan waktu yang cukup lama. Maaf, apakah itu mengganggumu?" ujar William.

"Tidak juga. Mungkin karena aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya kembali."

"Begitu ya? Uhm. Kau benar. Bagaimana kondisimu hari ini?" tanya William. Entah sejak kapan, ia selalu menanyakan hal yang sama pada Mary.

"Seperti yang kakak lihat." ujar Mary sambil mengelus dadanya.

"Ayo kita pergi, White!"

"Ayo, Black!"

***

Di sebuah ruangan rumah sakit, terlihat seorang gadis yang mengenakan perban di bagian matanya tengah terduduk di ranjangnya. Ditemani oleh seorang Dokter dan perawat juga seorang pria paruh baya.

Tales of Lost ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang