(56)

11 1 0
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Leo terus berlari menuju tempat yang ia tebak sebagai tempat dimana Mary singgah. Namun, di tengah perjalanannya, lagi-lagi ia dikepung oleh lebih banyak Ghoul yang berusaha melawannya. Geram, Leo menghentikan larinya dan mengenakan kacamata pelindungnya yang biasa ia gunakan ketika sedang berkendara.

Dengan gerakan epik, Leo membuka matanya dan mengaktifkan skill pada matanya. "Kalian menggangguku, jatuhlah!"

Serentak seluruh Ghoul nampak linglung sendiri dan mereka saling bertabrakan satu sama lain bahkan saling menyerang. Rupanya Leo mengendalikan visi mereka dengan melihat satu sama lain sebagai wujud dari dirinya dan menyebabkan mereka menjadi menyerang satu sama lain.

Gawat! Aku masih tidak bisa menggunakan kekuatan mata ini dalam waktu yang lama! Apakah kubunuh saja? Tapi bagaimana caranya? gumamnya.

Disaat ia sedang kebingungan, sebuah pertolongan datang yang entah darimana asalnya. Dalam sekali tebasan, sebuah pedang cahaya menghujani para Ghoul menghancurkan kepala mereka dan dalam sekejap, pedang itu menghilang bagaikan serpihan debu.

Leo kembali menutup matanya dan melihat siapa yang membantunya. Tapi, ia terkejut karena ia sendirian disana. Tidak ada siapa-siapa.

"Siapa barusan yang membantuku?" tanyanya. Tanpa kebanyakan berpikir kembali, Leo kembali melanjutkan pencariannya.

"Kurasa ini yang terakhir." ujar Zapp.

"Serahkan padaku." Klaus maju dengan langkah gagahnya. Ia lalu merentangkan tangan kanannya dan sudah memegang sebuah tanda salib disana.

"Brain Grid Blood Battle Style... Pattern 111, Kreuzvernichterlanze!" sebuah salib besar muncul dari langit-langit dan menimpa sekaligus menghancurkan banyak Ghoul yang masih tersisa.

"Seperti biasa semua tekniknya sangat menakjubkan." tukas Reines.

"Ras Beast memang sangat dominan kalau soal kekuatan mereka. Baik fisik maupun jurus yang sudah turun temurun mereka ajarkan dan pelajari. Begitulah kata Illya..."

"Ngomong-ngomong soal Illya... Anak itu, dimana dia sekarang?" Reines memotong pembicaraanya dengan El-Melloi II.

"Apakah dia bersama Shiki? Illya pasti ingin menyelamatkan Mio juga."

"Ah, mungkin itu benar."

Ghoul sudah berhasil mereka kalahkan dan tidak tersisa lagi satupun. Libra terlihat lega karena mereka berhasil mengurangi kekacauan yang ada di kota.

"Tanahnya belum kehilangan gravitasinya, semoga kita masih sempat." ucap Steven.

Namun, saat itulah keanehan terjadi. Sebuah portal terbuka dan menjulang ke langit menimbulkan suara ledakan yang cukup keras. Beberapa saat kemudian, Ghoul-Ghoul yang seharusnya sudah mati kembali bangkit ketika sebuah aliran darah aneh menyatu ke tubuh mereka dan meregenerasikan mereka kembali.

"Eh? Apa yang terjadi? Apa maksudnya ini?" seru Chain.

"Lho? Bukankah mereka seharusnya sudah mati?" tukas Zed.

"Aura membunuh yang kuat. Hawa menakutkan yang tersebar secara alami. Tidak salah lagi..." El-Melloi II mulai merasakan perasaan yang tidak enak.

Sesosok bayangan muncul darisana. Seorang pria tua dengan jas hitamnya muncul dengan mata merah menyala dan taring yang menyeringai lebar.

Tales of Lost ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang