(43)

21 1 0
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

"Kenapa lama sekali?" Illya mulai merasa cemas karena pergerakan Black Shadow tidak juga berhenti. Meskipun kekuatan sabit kematian Gray tanpa batas dalam menghisap semua energi kematian yang tersebar, tapi fisik pengguna tentu akan menjadi pengaruh yang besar.

Gray di tengah sana sudah hampir korup. Berkali-kali ia harus merasakan betapa mengerikannya kematian yang ia lihat dan kutukan-kutukan hitam yang menyerap hati manusia.

"Waver, kalau begini Gray bisa ditelan oleh mereka." ujar Illya.

"Gray, jangan paksakan dirimu. Mundurlah! Kau sudah mencapai batas." seru El-Melloi II memperingati muridnya tersebut.

Gray mendengarnya. Add sedari tadi juga sudah menyuruhnya untuk mundur karena kode mistik itu sudah terlalu banyak mengonsumsi energi kutukan. Jika dipaksakan, Add bisa korup dan menjadi hitam.

Tanpa basa-basi, Gray segera berlari darisana dan menghindari gumpalan lumpur hitam yang terus menyebar.

"Kalau terus begini kota bisa hancur." tukas Reines.

"Shiki, apa yang terjadi padanya?" ucap El-Melloi II.

Tanpa mereka ketahui, sosok Shiki sudah terkulai dengan dua tusukan tentakel menembus tubuhnya dari Angra Mainyu. Wanita itu nampak tidak bergeming.

Tentakel kemerahan itu mengayun kuat dan menjatuhkan Shiki tepat diatas wilayah kutukannya dan memberikan rasa sakit pada Shiki.

"ARRGGHH... KHH... ARRGHHH..." Shiki meronta. Kengerian tepat di depan matanya. Perlahan tubuhnya mulai mati rasa, pandangannya mengabur dan perutnya mual. Kutukan itu sempurna menelannya.

Apakah aku kalah? Tidak mungkin. Tapi, apakah aku akan mati dengan cara seperti ini? Apakah aku akan bertemu SHIKI?

"...kau harus hidup bahagia dan capailah semua kebahagiaan yang kau inginkan, Shiki."

Ahhh aku ingat, itu pesan SHIKI sebelum ia pergi... Aku sudah cukup merasa bahagia, SHIKI aku ingin bertemu denganmu....

"Shiki...? Shiki...? Shiki?"

Shiki tersadar dari lamunannya dan menyadari kalau ia sedang berada di apartemennya bersama dengan Mikiya. Mereka tengah menikmati makan malam bersama yang diantarkan oleh Azaka, adik kandung Mikiya beberapa menit yang lalu.

"Shiki?" Mikiya kembali memanggil nama wanita yang dicintainya itu. "Apa kau baik-baik saja?"

"Ah, maaf apa aku terlihat mengkhawatirkan?" tanya Shiki.

Mikiya menggeleng. "Tidak. Tapi cukup mengganggu pikiranku. Apa yang terjadi?"

"Tidak aku hanya melihat pemandangan dari mimpi yang sangat panjang. Apa itu? Rasanya aku tenggelam di pemandangan itu dan merasa bahwa aku tidak akan pernah bisa kembali."

Mikiya tertegun mendengarnya. Kemudian, ia memperlihatkan senyumnya. "Apakah itu pemandangan yang sangat menarik bagimu?"

Tidak ada jawaban dari Shiki.

"Jika kau tidak bisa kembali dari mimpi jauhmu itu, aku pasti akan datang menjemputmu dan menarikmu keluar darisana. Itu pasti."

Ada sedikit rona merah dari wajah Shiki. "Heyy, Mikiya... Apakah tidak apa aku pergi ke Hellsalem's Lot?"

Tales of Lost ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang